Arab Saudi Eksekusi Mati 7 Orang dalam Sehari, 31 Orang Selama 2024
loading...
A
A
A
Arab Saudi mengeksekusi mati 7 orang pada hari Selasa, jumlah tertinggi dalam satu hari sejak 81 orang dieseksi mati pada Maret 2022. Sepanjang tahun ini (2 bulan) negeri itu telah mengeksekusi mati 31 orang.
Pengadilan Kriminal Khusus (SCC) menghukum orang-orang tersebut atas tuduhan terorisme . Mereka dianggap mengkhianati “tanah air mereka, mengancam stabilitas dan membahayakan keamanannya”.
Saudi Press Agency (SPA), mengutip Kementerian Dalam Negeri melansir nama orang-orang tersebut. Ini merupakan satu-satunya informasi yang dirilis mengenai eksekusi di kerajaan tersebut, namun dengan sedikit rincian lebih lanjut.
Kelompok hak asasi manusia yang memantau eksekusi di Arab Saudi menyebut Riyadh telah mengeksekusi 31 orang dalam 2 bulan ini. Pada 2023, negeriitu menghukum mati sedikitnya 172 orang.
Tidak ada catatan publik atau laporan media mengenai kasus apa pun yang menimpa para pria yang dieksekusi pada hari Selasa, kata Organisasi Hak Asasi Manusia Eropa-Saudi (ESOHR) dan Reprieve yang berbasis di Inggris kepada Middle East Eye.
“Tampaknya orang-orang ini diadili, dihukum, dijatuhi hukuman dan dieksekusi dengan sangat rahasia,” kata Jeed Basyouni, yang memimpin pekerjaan Reprieve di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Selama delapan tahun terakhir, Duaa Dhainy, peneliti ESOHR, mengatakan organisasinya hanya mengetahui sekitar 3 persen kasus hukuman mati sebelum eksekusi dilakukan.
“Informasi LSM dan publik mengenai terpidana mati sangat terbatas,” kata Dhainy.
Mereka yang dieksekusi pada tahun 2024 termasuk 10 orang yang dituduh sebagai terorisme oleh SCC. Di antara mereka adalah Awn Hassan Abu Abdullah, yang dieksekusi pada tanggal 30 Januari.
Basyouni mengatakan meski pengumuman resmi menyebutkan eksekusi hari Selasa itu sebagai kasus terorisme, definisi tersebut digunakan untuk "mencakup anak-anak yang bergabung dalam protes, pengkritik rezim, dan orang-orang yang secara terbuka tidak setuju dengan Mohammed bin Salman".
Ini merupakan jumlah orang yang dihukum mati tertinggi di kerajaan tersebut sejak Maret 2022, tahun di mana kerajaan tersebut melakukan lebih banyak eksekusi dibandingkan negara lain selain Tiongkok dan Iran, menurut Amnesty International.
“Sangat meresahkan bahwa pemerintah Saudi kembali mengeksekusi tahanan secara massal," kata Basyouni.
Pengadilan Kriminal Khusus (SCC) menghukum orang-orang tersebut atas tuduhan terorisme . Mereka dianggap mengkhianati “tanah air mereka, mengancam stabilitas dan membahayakan keamanannya”.
Saudi Press Agency (SPA), mengutip Kementerian Dalam Negeri melansir nama orang-orang tersebut. Ini merupakan satu-satunya informasi yang dirilis mengenai eksekusi di kerajaan tersebut, namun dengan sedikit rincian lebih lanjut.
Kelompok hak asasi manusia yang memantau eksekusi di Arab Saudi menyebut Riyadh telah mengeksekusi 31 orang dalam 2 bulan ini. Pada 2023, negeriitu menghukum mati sedikitnya 172 orang.
Tidak ada catatan publik atau laporan media mengenai kasus apa pun yang menimpa para pria yang dieksekusi pada hari Selasa, kata Organisasi Hak Asasi Manusia Eropa-Saudi (ESOHR) dan Reprieve yang berbasis di Inggris kepada Middle East Eye.
“Tampaknya orang-orang ini diadili, dihukum, dijatuhi hukuman dan dieksekusi dengan sangat rahasia,” kata Jeed Basyouni, yang memimpin pekerjaan Reprieve di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Selama delapan tahun terakhir, Duaa Dhainy, peneliti ESOHR, mengatakan organisasinya hanya mengetahui sekitar 3 persen kasus hukuman mati sebelum eksekusi dilakukan.
“Informasi LSM dan publik mengenai terpidana mati sangat terbatas,” kata Dhainy.
Mereka yang dieksekusi pada tahun 2024 termasuk 10 orang yang dituduh sebagai terorisme oleh SCC. Di antara mereka adalah Awn Hassan Abu Abdullah, yang dieksekusi pada tanggal 30 Januari.
Basyouni mengatakan meski pengumuman resmi menyebutkan eksekusi hari Selasa itu sebagai kasus terorisme, definisi tersebut digunakan untuk "mencakup anak-anak yang bergabung dalam protes, pengkritik rezim, dan orang-orang yang secara terbuka tidak setuju dengan Mohammed bin Salman".
Ini merupakan jumlah orang yang dihukum mati tertinggi di kerajaan tersebut sejak Maret 2022, tahun di mana kerajaan tersebut melakukan lebih banyak eksekusi dibandingkan negara lain selain Tiongkok dan Iran, menurut Amnesty International.
“Sangat meresahkan bahwa pemerintah Saudi kembali mengeksekusi tahanan secara massal," kata Basyouni.
(mhy)