Pertama Dalam Sejarah, Jemaah Haji Dapat Kartu Pintar dari Kerajaan Arab Saudi

Selasa, 21 Mei 2024 - 15:44 WIB
loading...
Pertama Dalam Sejarah,...
PPIH Arab Saudi menggelar pertemuan dengan Masyariq di Kantor Masyariq, wilayah Khalidiyah, Makkah. Foto/SINDOnews/andryanto wisnuwidodo
A A A
JAKARTA - Jemaah haji Indonesia akan mendapatkan smart card atau kartu pintar dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Pemberian smart card tersebut untuk mempermudah jemaah saat melaksanakan ibadah haji.

Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dengan Masyariq. Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Masyariq, wilayah Khalidiyah, Makkah, ini selain membahas distribusi smart card juga layanan di Makkah serta Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

“Kita hari ini bertemu dengan Masyariq membahas antara lain mengenai distribusi smart card atau kartu pintar. Ini menjadi salah satu program utama dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Sebagian smart card ada yang dibagikan di Embarkasi Tanah Air, namun sebagian besar dibagikan saat jemaah tiba di Makkah Al-Mukarramah,” kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid usai bertemu Masyariq di Makkah, Senin (21/5/2024).



Jemaah haji Indonesia tiba di Makkah Al-Mukarramah. Mereka datang dari Madinah setelah tinggal di sana selama sekitar sembilan hari. Pada hari pertama kedatangan, ada sekitar 3.400 jemaah yang tergabung dalam delapan kelompok terbang (kloter).

Ikut mendampingi, Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam beserta jajaran Staf Teknis Haji, Kepala Daker Makkah Khalilurrahman, Kabid Akomodasi Zaenal Muttaqin, Kabid Transportasi Mujib Roni, Kabid Katering Sutikno, dan Kabid PIHK Suviyanto.



Smart Card berbentuk kartu elektronik yang dikeluarkan secara resmi oleh Kerajaan Arab Saudi. Kartu ini baru kali pertama dibagikan pada penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M. Tujuannya, untuk memudahkan jemaah dalam mengakses informasi yang berkaitan dengan haji, seperti lokasi-lokasi pelaksanaan haji di Tanah Suci. Lebih dari itu, smart card ini juga menjadi akses masuk ke Arafah. Sehingga kartu tersebut harus selalu dibawa oleh jemaah dan jangan sampai hilang.

“Smart card sudah diberikan oleh Kementerian Haji dan Umrah, tapi masih dikelompokkan berdasarkan urutan abjad. Tim PPIH bersama Masyariq malam ini mengelompokkannya berdasarkan kelompok terbang (kloter). Nanti akan dibagikan ke jemaah berdasarkan kloter. Jemaah yang sudah tiba di Makkah akan diperiksa secara acak oleh pihak Arab Saudi, apakah mereka sudah mendapat smart card atau belum,” papar Subhan.

Rapat bersama Masyariq juga membahas tentang proses pergerakan jemaah dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Menurut Subhan Cholid, Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi telah melakukan pertemuan dengan Masyariq dan menyepakati perlunya skema baru pergerakan jemaah di Masyair al Muqaddasah atau Armuzna. Hal Ini sebagai antisipasi padatnya lokasi Muzdalifah karena dua hal.

Pertama, dampak penambahan toilet yang memakan lahan hingga lebih dari 20.000 M2. Kedua, pemindahan penempatan jemaah di area perluasan Mina (Mina Jadid) ke Mu’aisim. Kementerian Haji meminta agar ada minimal 40.000 jemaah yang hanya melewati tidak turun di area Muzdalifah. Sehingga skemanya adalah Arafah menuju Muzdalifah (tidak turun) lalu langsung ke Mina.

“Skema ini disebut sebagai Skema Murur. Kementerian Haji menunggu usulan resmi dari Indonesia terkait rincian skema ini. Sedangkan pihak Masyariq berharap agar jemaah yang mengikuti skema Murur ini diatur berbasis maktab,” sebut Subhan.

Selain Smart Card dan Murur, Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam mengatakan bahwa pertemuan dua pihak ini juga membahas layanan konsumsi berupa makanan siap saji. Katering ini antara lain akan dibagikan kepada jemaah saat berada di Arafah dan Mina.

“Kita akan cek makanan siap saji yang sebagian besar sudah tiba di Arab Saudi dan itu akan didistribusikan di Arafah dan Mina,” sebut Nasrullah.

Selain di Muzdalifah, kata Nasrullah, pihaknya juga minta agar pihak Masyariq dapat menyajikan makanan bagi jemaah haji yang mengambil nafar awal (kembali dari Mina ke hotel lebih awal), terutama untuk makan pada 12 Zulhijjah malam dan 13 Zulhijjah pagi. “Minimal ada snack berat untuk jemaah yang nafar awal. Kita minta ke Masyariq agar diberikan snack berat,” tutup Nasrullah.

Puncak ibadah haji, wukuf di Arafah, diperkirakan akan berlangsung pada 15 Juni 2024. Sehari sebelum itu, tepatnya pada 14 Juni 2024, jemaah haji secara bertahap akan diberangkatkan dari Makkah menuju Arafah.

Setelah wukuf di Arafah, malam harinya jemaah diberangkatkan menuju Muzdalifah, lalu ke Mina. Di Mina, jemaah akan menginap pada 11 dan 12 Zulhijjah (nafar awal) atau hingga 13 Zulhijjah (nafar tsani), lalu kembali ke Makkah. Setelah puncak haji, secara bertahap jemaah haji Indonesia akan kembali ke Tanah Air mulai 22 Juni 2024
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2279 seconds (0.1#10.140)