Benarkah Anak Durhaka karena Doa Buruk Orang Tuanya?
loading...
A
A
A
Dalam beberapa hari terakhir, perselisihan ibu dan anak seorang selebritis menjadi viral. Perselisihannya sudah menjadi konsumsi publik dan dibawa ke ranah hukum. Apa sebenarnya penyebab anak durhaka ? Dan benarkah benih-benih kedurhakaan anak karena doa buruk orang tuanya?
Dalam Islam, anak sejatinya adalah amanat bagi bapak dan ibunya (kedua orang tuanya). Hati mereka suci dan bersih lahir batin bahkan sebelum mereka dilahirkan. Ibarat sebuah ruang relung jiwa yang kosong, mereka menerima semua yang ditiupkan kepadanya. Namun kenapa masih ada anak durhaka kepada orang tuanya?
Betapa banyak orang tua yang mengeluhkan perilaku buruk , tidak senonoh, dan berbagai bentuk kedurhakaan anak mereka. Namun sedikit sekali dari mereka yang bermuhasabah diri; barangkali ada yang salah dari mereka sendiri bahkan bisa jadi mereka sendirilah penyebab anak-anak menjadi durhaka!
Menurut Nofriyanto, M.Ag, dosen Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Unida Gontor, fenomena anak durhaka kepada orang tua merupakan realita yang kita hadapi saat ini. Selaku seorang muslim dan khususnya selaku orang tua, sudah seharusnya kita mencari solusi dari permasalahan yang ada ini.
Sejatinya hati orang tua dan anak memiliki ikatan batin yang kuat dan jalinan cinta dan kasih sayang yang amat erat. Khususnya kedua orang tua kepada anaknya. Seandainya jiwa dan raga mereka dibiasakan melakukan amal-amal kebajikan dan tumbuh dengannya, maka mereka akan bahagia di dunia dan akhirat. Dan kedua orangtuanya pun mendapatkan pahala dari kesalihan anak-anak tersebut. Karena setiap pengajar adalah pendidik alias orang yang menanamkan adab.
Juga sebaliknya, jika mereka dibiasakan melakukan amal-amal keburukan dan tumbuh dengannya, maka kedua orang tuanya khususnya akan ikut menanggung dosa. Setiap orang tua, harus berusaha untuk senantiasa membantu anak-anak dalam mengamalkan kebajikan dan berbuat baiklah kepada mereka.
Nasihat Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Semoga Allah merahmati orang tua yang membantu anaknya dalam melaksanakan kebaikan.” (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah no. 25415)
Sebagaimana hal ini pernah diingatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melalui hadisnya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,
“Janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk diri kalian sendiri, dan janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk anak-anak kalian, serta mendoakan kejelekan untuk harta kalian, karena bisa jadi bertepatan pada waktu mustajabnya doa. Maka Allah pasti akan mengabulkannya.” (HR. Muslim No. 920)
Hal ini sebagaimana pernah terjadi ketika salah seorang datang mengadu kepada Abdullah bin Mubarak tentang perangai buruk anaknya, lalu beliau bertanya kepada orang tersebut, “Apakah engkau telah mendoakan keburukan atas anakmu?”
Ia menjawab, “Ya.”
Seketika itu Abdullah bin Mubarak menimpali, “Sungguh engkau sendirilah yang telah merusak anakmu.”
Orang tua pun harus berbuat adil terhadap anak-anaknya, khususnya dalam hal pemberian. Karena barang siapa yang hanya memberi atau pilih kasih dalam hal pemberian kepada anaknya, sungguh ia telah menyelisihi perintah Rasul-Nya yang mulia.
Sebagaimana yang Nabi tegaskan dalam hadis berikut:
“Berlaku adillah kalian dalam memberi sesuatu kepada anak-anak kalian!” (HR. Al-Bukhari)
Karena itu, ada peringatan untuk orang tua, jika engkau memberikan sesuatu kepada anak yang satu, maka berikanlah sesuatu yang sama kepada anakmu yang lain. Baik laki-laki maupun perempuan. Jangan engkau beda-bedakan. Jangan engkau tanam sendiri benih-benih kedurhakaan dan kebencian di hati anak-anak yang tidak engkau berikan.
Ingatlah selalu nasihat para ahli hikmah al-‘uqūq lā yamna’ minal huqūq yang artinya, sikap buruk anak jangan sampai menghalangi mereka mendapatkan hak-hak mereka.
"Karena sungguh anak yang buruk perangai ibarat orang sakit yang butuh obat agar ia sembuh. Jika tidak engkau berikan atau engkau beda-bedakan maka pasti ia akan bertambah benci dan durhaka kepadamu. Hingga akhirnya ia akan memutus tali silaturami darimu. Dan yang terpenting perbuatan membeda-bedakan dalam pemberian kepada anak ini merupakan perbuatan dosa besar yang harus dijauhi. Sehingga kedurhakaan anak tidak menjadi-jadi,"papar Ustaz Nofriyanto.
Untuk itu, orang tua harus menjadikan anak-anaknya sebagai rekan dalam beramal dan bekerja, dan tunaikan hak-hak mereka. Karena jika tidak, mereka nantinya akan mendurhakai kita. "Selaku orang tua, kita tidak ada daya upaya selain meminta pertolongan kepada Allah agar diberi taufiq dan ‘inayah-Nya. Lā haula wa lā quwwata illā billāhi al-‘aliyyi al-‘azhīm,"pungkasnya.
Wallahu A'lam
Dalam Islam, anak sejatinya adalah amanat bagi bapak dan ibunya (kedua orang tuanya). Hati mereka suci dan bersih lahir batin bahkan sebelum mereka dilahirkan. Ibarat sebuah ruang relung jiwa yang kosong, mereka menerima semua yang ditiupkan kepadanya. Namun kenapa masih ada anak durhaka kepada orang tuanya?
Betapa banyak orang tua yang mengeluhkan perilaku buruk , tidak senonoh, dan berbagai bentuk kedurhakaan anak mereka. Namun sedikit sekali dari mereka yang bermuhasabah diri; barangkali ada yang salah dari mereka sendiri bahkan bisa jadi mereka sendirilah penyebab anak-anak menjadi durhaka!
Menurut Nofriyanto, M.Ag, dosen Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Unida Gontor, fenomena anak durhaka kepada orang tua merupakan realita yang kita hadapi saat ini. Selaku seorang muslim dan khususnya selaku orang tua, sudah seharusnya kita mencari solusi dari permasalahan yang ada ini.
Sejatinya hati orang tua dan anak memiliki ikatan batin yang kuat dan jalinan cinta dan kasih sayang yang amat erat. Khususnya kedua orang tua kepada anaknya. Seandainya jiwa dan raga mereka dibiasakan melakukan amal-amal kebajikan dan tumbuh dengannya, maka mereka akan bahagia di dunia dan akhirat. Dan kedua orangtuanya pun mendapatkan pahala dari kesalihan anak-anak tersebut. Karena setiap pengajar adalah pendidik alias orang yang menanamkan adab.
Juga sebaliknya, jika mereka dibiasakan melakukan amal-amal keburukan dan tumbuh dengannya, maka kedua orang tuanya khususnya akan ikut menanggung dosa. Setiap orang tua, harus berusaha untuk senantiasa membantu anak-anak dalam mengamalkan kebajikan dan berbuat baiklah kepada mereka.
Nasihat Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
رَحِمَ اللهُ وَالِدًا أَعَانَ وَلَدَهُ عَلَى بِرِّهِ
“Semoga Allah merahmati orang tua yang membantu anaknya dalam melaksanakan kebaikan.” (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah no. 25415)
Orang Tua Harus Hati-hati Dalam Berdoa
Ustaz asal Gontor ini mengingatkan, setiap orang tua jangan sampai mendoakan keburukan bagi anak-anaknya. Terutama ketika dalam kondisi marah dan emosi. Karena bisa jadi anak durhaka dan rusak karena doa yang buruk dari orang tuanya sendiri.Sebagaimana hal ini pernah diingatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melalui hadisnya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,
لَا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَوْلَادِكُمْ، وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ، لَا تُوَافِقُوا مِنَ اللهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ، فَيَسْتَجِيبَ لَكُمْ
“Janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk diri kalian sendiri, dan janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk anak-anak kalian, serta mendoakan kejelekan untuk harta kalian, karena bisa jadi bertepatan pada waktu mustajabnya doa. Maka Allah pasti akan mengabulkannya.” (HR. Muslim No. 920)
Hal ini sebagaimana pernah terjadi ketika salah seorang datang mengadu kepada Abdullah bin Mubarak tentang perangai buruk anaknya, lalu beliau bertanya kepada orang tersebut, “Apakah engkau telah mendoakan keburukan atas anakmu?”
Ia menjawab, “Ya.”
Seketika itu Abdullah bin Mubarak menimpali, “Sungguh engkau sendirilah yang telah merusak anakmu.”
Orang tua pun harus berbuat adil terhadap anak-anaknya, khususnya dalam hal pemberian. Karena barang siapa yang hanya memberi atau pilih kasih dalam hal pemberian kepada anaknya, sungguh ia telah menyelisihi perintah Rasul-Nya yang mulia.
Sebagaimana yang Nabi tegaskan dalam hadis berikut:
اعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ فِي العَطِيَّةِ
“Berlaku adillah kalian dalam memberi sesuatu kepada anak-anak kalian!” (HR. Al-Bukhari)
Karena itu, ada peringatan untuk orang tua, jika engkau memberikan sesuatu kepada anak yang satu, maka berikanlah sesuatu yang sama kepada anakmu yang lain. Baik laki-laki maupun perempuan. Jangan engkau beda-bedakan. Jangan engkau tanam sendiri benih-benih kedurhakaan dan kebencian di hati anak-anak yang tidak engkau berikan.
Ingatlah selalu nasihat para ahli hikmah al-‘uqūq lā yamna’ minal huqūq yang artinya, sikap buruk anak jangan sampai menghalangi mereka mendapatkan hak-hak mereka.
"Karena sungguh anak yang buruk perangai ibarat orang sakit yang butuh obat agar ia sembuh. Jika tidak engkau berikan atau engkau beda-bedakan maka pasti ia akan bertambah benci dan durhaka kepadamu. Hingga akhirnya ia akan memutus tali silaturami darimu. Dan yang terpenting perbuatan membeda-bedakan dalam pemberian kepada anak ini merupakan perbuatan dosa besar yang harus dijauhi. Sehingga kedurhakaan anak tidak menjadi-jadi,"papar Ustaz Nofriyanto.
Untuk itu, orang tua harus menjadikan anak-anaknya sebagai rekan dalam beramal dan bekerja, dan tunaikan hak-hak mereka. Karena jika tidak, mereka nantinya akan mendurhakai kita. "Selaku orang tua, kita tidak ada daya upaya selain meminta pertolongan kepada Allah agar diberi taufiq dan ‘inayah-Nya. Lā haula wa lā quwwata illā billāhi al-‘aliyyi al-‘azhīm,"pungkasnya.
Wallahu A'lam
(wid)