Batas Zikir Pagi Sampai Jam Berapa? Pada Waktu Syuruq
loading...
A
A
A
Zikir pagi sampai jam berapa? Pertanyaan ini banyak disampaikan oleh setiap muslim yang hendak menjalankan ibadah sunnah supaya berkah nikmat dan pahala sebelum menjalani rutinitas sehari-hari.
Pagi dan petang adalah dua waktu yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW untuk berzikir demi mendekatkan diri pada Allah SWT.
Banyak umat muslim mengetahui jika waktu petang adalah setelah salat Ashar dan sebelum Maghrib, namun masih banyak orang yang belum tahu zikir pagi sampai jam berapa.
Sebenarnya, Nabi Muhammad SAW dalam sebuah riwayat sempat menjelaskan jika zikir pagi dilakukan mulai dari setelah salat subuh hingga terbit matahari.
Dari Anas bin Malik ia berkata: “Rasulullah bersabda: ‘Aku duduk bersama orang-orang yang berzikir kepada Allah dari mulai salat Shubuh sampai terbit matahari lebih aku sukai dari memerdekakan empat orang budak dari anak Isma’il. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berzikir kepada Allah dari mulai shalat ‘Ashar sampai terbenam matahari lebih aku cintai dari memerdekakan empat orang budak.’” [HR. Abu Dawud no. 3667, lihat Shahiih Abi Dawud 11/698 no. 3114 – Misykaatul Mashaabiih no. 970, hasan]
Hal itu diperjelas oleh Imam Ibnu Qayyim yang berkata, “Waktunya antara Subuh hingga terbit matahari, dan antara ‘Ashar hingga terbenam matahari.”
Dapat disimpulkan jika zikir pagi dapat dilakukan hingga 'waktu syuruq' bukan 'dhuha'. Waktu syuruq secara bahasa dapat dimaknai sebagai terbit, dimana pada waktu tersebutlah matahari terbit.
Waktu syuruq ini adalah ketika matahari terbit atau mulai naik, sedangkan waktu dhuha adalah ketika matahari sudah menjulang tinggi.
“Ketika matahari terbit dan mulai naik (satu atau dua tombak) maka Rasulullah SAW berdiri dan sholat dua rakaat; dan ketika matahari mulai menjulang tinggi dari arah timur dalam seperempat siang maka beliau sholat empat rakaat.” (HR. At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah)
Namun, pada jam berapakah waktu syuruq itu? Pada wilayah Indonesia bagian barat, biasanya waktu syuruq atau pada saat matahari terbit adalah pada pukul 05.30 hingga 06.00 WIB.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan jika zikir pagi ini dapat dilakukan hingga pukul 05.30 hingga 06.00 WIB. Setelah itu, umat muslim dapat melakukan ibadah salat syuruq di masjid, dan pada pukul 07.00 barulah sholat sunnah dhuha dapat didirikan.
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
“Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) di hadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Al-Baqarah: 255)
Setelah itu dapat dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Ikhlas, An-Nas, dan Al-Falaq sebanyak tiga kali. Selain dzikir di atas, Rasulullah SAW juga membaca bacaan berikut :
“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu sore. Dengan rahmat dan kehendak-Mu kami hidup dan dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).”
“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.”
“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.”
Pagi dan petang adalah dua waktu yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW untuk berzikir demi mendekatkan diri pada Allah SWT.
Banyak umat muslim mengetahui jika waktu petang adalah setelah salat Ashar dan sebelum Maghrib, namun masih banyak orang yang belum tahu zikir pagi sampai jam berapa.
Sebenarnya, Nabi Muhammad SAW dalam sebuah riwayat sempat menjelaskan jika zikir pagi dilakukan mulai dari setelah salat subuh hingga terbit matahari.
Dari Anas bin Malik ia berkata: “Rasulullah bersabda: ‘Aku duduk bersama orang-orang yang berzikir kepada Allah dari mulai salat Shubuh sampai terbit matahari lebih aku sukai dari memerdekakan empat orang budak dari anak Isma’il. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berzikir kepada Allah dari mulai shalat ‘Ashar sampai terbenam matahari lebih aku cintai dari memerdekakan empat orang budak.’” [HR. Abu Dawud no. 3667, lihat Shahiih Abi Dawud 11/698 no. 3114 – Misykaatul Mashaabiih no. 970, hasan]
Hal itu diperjelas oleh Imam Ibnu Qayyim yang berkata, “Waktunya antara Subuh hingga terbit matahari, dan antara ‘Ashar hingga terbenam matahari.”
Dapat disimpulkan jika zikir pagi dapat dilakukan hingga 'waktu syuruq' bukan 'dhuha'. Waktu syuruq secara bahasa dapat dimaknai sebagai terbit, dimana pada waktu tersebutlah matahari terbit.
Waktu syuruq ini adalah ketika matahari terbit atau mulai naik, sedangkan waktu dhuha adalah ketika matahari sudah menjulang tinggi.
“Ketika matahari terbit dan mulai naik (satu atau dua tombak) maka Rasulullah SAW berdiri dan sholat dua rakaat; dan ketika matahari mulai menjulang tinggi dari arah timur dalam seperempat siang maka beliau sholat empat rakaat.” (HR. At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah)
Namun, pada jam berapakah waktu syuruq itu? Pada wilayah Indonesia bagian barat, biasanya waktu syuruq atau pada saat matahari terbit adalah pada pukul 05.30 hingga 06.00 WIB.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan jika zikir pagi ini dapat dilakukan hingga pukul 05.30 hingga 06.00 WIB. Setelah itu, umat muslim dapat melakukan ibadah salat syuruq di masjid, dan pada pukul 07.00 barulah sholat sunnah dhuha dapat didirikan.
Bacaan Zikir Pagi
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) di hadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Al-Baqarah: 255)
Setelah itu dapat dilanjutkan dengan membaca Surat Al-Ikhlas, An-Nas, dan Al-Falaq sebanyak tiga kali. Selain dzikir di atas, Rasulullah SAW juga membaca bacaan berikut :
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu sore. Dengan rahmat dan kehendak-Mu kami hidup dan dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).”
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.”
اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.”