Surat Utsman bin Affan kepada Petugas Pajak: Berpegang Teguhlah pada Amanat
loading...
A
A
A
Utsman bin Affan adalah khalifah ketiga yang berkuasa pada tahun 644 sampai 656 dan merupakan Khulafaur Rasyidin dengan masa kekuasaan terlama. Sama seperti dua pendahulunya, Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab , Utsman termasuk salah satu sahabat utama Nabi Muhammad SAW .
Pada saat menjadi khalifah, Utsman seringkali mengirim surat kepada para pejabat. Berikut ini salah satu surat khalifah kepada para petugas pajak:
"Amma ba'du. Allah telah menciptakan manusia atas dasar kebenaran dan yang akan diterima hanyalah yang benar. Maka ambillah kebenaran itu dan dengan itu berikanlah juga kebenaran."
"Amanat adalah tetap amanat. Berpegang teguhlah pada amanat itu, dan janganlah kalian menjadi orang yang pertama melanggarnya, karena apa yang kalian lakukan itu akan dicontoh oleh orang-orang yang sesudah kalian."
"Tepatilah perjanjian, sekali lagi tepatilah. Janganlah merugikan anak yatim dan pihak yang sudah dalam perjanjian. Allah menjadi musuh mereka yang melakukan kezaliman."
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan Ali Audah berjudul "Usman bin Affan, Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan" (Pustaka Litera AntarNusa, 1987) mengatakan dengan surat-suratnya kepada petugas pajak itu Utsman tidak ingin orang mengartikannya bahwa dia sudah membebaskan rakyat jelata dari segala kewajiban yang dibebankan kepada mereka, atau ketika ia memberi tambahan dana bantuan kepada mereka itu akan menyuruh mereka bergelimang dalam kesenangan dan kemewahan hidup duniawi.
Oleh karena itu, Khalifah Utsman mengumumkan sebuah surat yang isinya:
"Amma ba'du. Kalian sudah bersungguh-sungguh dalam mengambil contoh dan teladan, maka janganlah pesona dunia ini membuat kalian lupa dari keadaanmu ini."
"Keadaan umat sekarang cenderung mengarah untuk mengada-ada sesudah tiga hal ini: Kenikmatan hidup yang sempurna, anak-anak kalian yang sudah memiliki tawanan-tawanan perang, dan pembacaan al-Qur'an oleh orang-orang Arab pedalaman serta orang-orang asing. Rasulullah sudah berkata:
"Kekufuran adalah ketidakfasihan mengucapkan, dan jika sudah menemui kesulitan dalam mengucapkan (bacaan) lalu memaksakan diri dan mengada-ada."
Menurut Haekal, surat kepada para pejabat, para petugas pajak dan kepada masyarakat umum itu melukiskan secara ringkas kebijakan Usman dalam menjalankan politik dalam negeri di seluruh Kedaulatan.
Komandan Pasukan
Akan tetapi Utsman tidak pula lupa bahwa kedaulatan yang baru tumbuh itu belum lagi stabil dalam arti yang sudah dapat meyakinkan Khalifah.
Pihak Persia dan Romawi pasti tidak akan tinggal diam sesudah segala pengalaman mereka di masa Khalifah Umar bin Khattab. Mereka pasti masih menunggu kesempatan pertama untuk mengadakan perlawanan terhadap pihak Muslimin begitu terlihat ada kelemahan dalam pemerintahan Arab itu untuk menghadapi mereka.
Orang yang kecerdasan dan kepekaannya menghadapi masalah ini masih di bawah Utsman pun tidak akan lalai. Mereka akan cukup waspada terhadap adanya kemungkinan itu.
Kepada para komandan pasukan di berbagai tempat dalam Kedaulatan itu, dari barat Mesir sampai ke sebelah timur Persia, Utsman menulis:
"Amma ba'du. Kamu adalah pengawal dan perisai Muslimin. Umar sudah membuat ketentuan bagi kalian yang sudah sama-sama kita ketahui, bahkan oleh semua orang."
"Kami tidak mendengar ada yang mengatakan kalian pernah mengubah-ubah dan mengganti-ganti sesuatu, sebelum Allah mengubah dan mengganti dengan yang lain. Perhatikanlah bagaimana keadaan kalian. Saya akan memperhatikan apa yang sudah diwajibkan Allah kepada saya untuk diperhatikan dan dikerjakan."
Lihat Juga: Dahsyatnya Sedekah Utsman, Beli Sumur Yahudi Hingga Bantu Pasukan Muslim Rp120 Miliar Lebih
Pada saat menjadi khalifah, Utsman seringkali mengirim surat kepada para pejabat. Berikut ini salah satu surat khalifah kepada para petugas pajak:
"Amma ba'du. Allah telah menciptakan manusia atas dasar kebenaran dan yang akan diterima hanyalah yang benar. Maka ambillah kebenaran itu dan dengan itu berikanlah juga kebenaran."
"Amanat adalah tetap amanat. Berpegang teguhlah pada amanat itu, dan janganlah kalian menjadi orang yang pertama melanggarnya, karena apa yang kalian lakukan itu akan dicontoh oleh orang-orang yang sesudah kalian."
"Tepatilah perjanjian, sekali lagi tepatilah. Janganlah merugikan anak yatim dan pihak yang sudah dalam perjanjian. Allah menjadi musuh mereka yang melakukan kezaliman."
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan Ali Audah berjudul "Usman bin Affan, Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan" (Pustaka Litera AntarNusa, 1987) mengatakan dengan surat-suratnya kepada petugas pajak itu Utsman tidak ingin orang mengartikannya bahwa dia sudah membebaskan rakyat jelata dari segala kewajiban yang dibebankan kepada mereka, atau ketika ia memberi tambahan dana bantuan kepada mereka itu akan menyuruh mereka bergelimang dalam kesenangan dan kemewahan hidup duniawi.
Oleh karena itu, Khalifah Utsman mengumumkan sebuah surat yang isinya:
"Amma ba'du. Kalian sudah bersungguh-sungguh dalam mengambil contoh dan teladan, maka janganlah pesona dunia ini membuat kalian lupa dari keadaanmu ini."
"Keadaan umat sekarang cenderung mengarah untuk mengada-ada sesudah tiga hal ini: Kenikmatan hidup yang sempurna, anak-anak kalian yang sudah memiliki tawanan-tawanan perang, dan pembacaan al-Qur'an oleh orang-orang Arab pedalaman serta orang-orang asing. Rasulullah sudah berkata:
"Kekufuran adalah ketidakfasihan mengucapkan, dan jika sudah menemui kesulitan dalam mengucapkan (bacaan) lalu memaksakan diri dan mengada-ada."
Menurut Haekal, surat kepada para pejabat, para petugas pajak dan kepada masyarakat umum itu melukiskan secara ringkas kebijakan Usman dalam menjalankan politik dalam negeri di seluruh Kedaulatan.
Komandan Pasukan
Akan tetapi Utsman tidak pula lupa bahwa kedaulatan yang baru tumbuh itu belum lagi stabil dalam arti yang sudah dapat meyakinkan Khalifah.
Pihak Persia dan Romawi pasti tidak akan tinggal diam sesudah segala pengalaman mereka di masa Khalifah Umar bin Khattab. Mereka pasti masih menunggu kesempatan pertama untuk mengadakan perlawanan terhadap pihak Muslimin begitu terlihat ada kelemahan dalam pemerintahan Arab itu untuk menghadapi mereka.
Orang yang kecerdasan dan kepekaannya menghadapi masalah ini masih di bawah Utsman pun tidak akan lalai. Mereka akan cukup waspada terhadap adanya kemungkinan itu.
Kepada para komandan pasukan di berbagai tempat dalam Kedaulatan itu, dari barat Mesir sampai ke sebelah timur Persia, Utsman menulis:
"Amma ba'du. Kamu adalah pengawal dan perisai Muslimin. Umar sudah membuat ketentuan bagi kalian yang sudah sama-sama kita ketahui, bahkan oleh semua orang."
"Kami tidak mendengar ada yang mengatakan kalian pernah mengubah-ubah dan mengganti-ganti sesuatu, sebelum Allah mengubah dan mengganti dengan yang lain. Perhatikanlah bagaimana keadaan kalian. Saya akan memperhatikan apa yang sudah diwajibkan Allah kepada saya untuk diperhatikan dan dikerjakan."
Lihat Juga: Dahsyatnya Sedekah Utsman, Beli Sumur Yahudi Hingga Bantu Pasukan Muslim Rp120 Miliar Lebih
(mhy)