Hukum Tajwid Surat Ali Imran Ayat 7 Beserta Penjelasan, Yuk Pelajari!
loading...
A
A
A
Hukum tajwid Surat Ali Imran ayat 7 penting dipelajari kaum muslim. Bukan hanya sekadar menambah pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru ketika membacanya.
Surat Ali Imran merupakan surat ke-3 dalam kitab suci Al-Qur'an. Terdiri atas 200 ayat, surat ini termasuk golongan surat Madaniyyah.
Dinamakan Ali Imran karena memuat kisah keluarga 'Imran yang di dalam kisah itu disebutkan kelahiran Nabi Isa a.s., persamaan kejadiannya dengan Nabi Adam a.s, kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam putri 'Imran, ibu dari Nabi Isa a.s. Pada ulasan ini, kita akan membahas hukum tajwid Surat Ali Imran ayat 7 beserta penjelasannya.
Latin: Huwal-lazi anzala alaikal-kitaba minhu ayatum muhkamatun hunna ummul-kitabi wa ukharu mutasyabihat(un), fa'ammal-lazina fi qulubihim zaigun fayattabiuna ma tasyabaha minhubtiga'al-fitnati wabtiga'a ta'wilih(i), wa ma yalamu ta'wilahu illallah(u), war-rasikhuna fil-ilmi yaquluna amanna bih(i), kullum min indi rabbina, wa ma yazzakkaru illa ulul-albab
Terjemahan: Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, "Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami." Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal.
Hukum tajwid pertama Mad jaiz munfashil. Alasanta terdapat mad thobi’i bertemu hamzah dalam lain kata. Dibaca panjang sampai dua setengah alif atau lima harakat.
Kemudian, ada ikhfa haqiqi. Sebab, terdapat nun sukun bertemu huruf za. Cara membacanya adalah menyamarkan nun mati menjadi samar-samar antara jelas dan dengung sepanjang 2 harakat.
عَلَيۡكَ الۡكِتٰبَ (alaikal-kitaba)
Pertama, ada huruf lin karena terdapat ya disukun sesudah huruf berharakat fathah.
Lalu, terdapat juga alif lam qomariyah, sebab ada alif lam bertemu huruf qomariyah, yakni kaf.
مِنْهُ (minhu)
Ada hukum tajwid idzhar halqi. Alasannya terdapat nun sukun bertemu Ha.
اٰيٰتٌ مُّحۡكَمٰتٌ هُنَّ (ayatum muhkamatun hunna)
Pertama, ada hukum tajwid mad badal, sebab terdapat alif fathah berdiri di bagian awal kalimat. Panjangnya 1 alif atau 2 harakat.
Lalu, ada mad thobi'i karena terdapat fathah berdiri di atas huruf ya dan mim. Dibaca panjang 2 harakat.
Lanjut, terdapat idgham bighunnah. Alasannya ada dhomah tanwin bertemu huruf mim. Dibacanya dengung.
Kemudian, ada Izhar halqi karena terdapat dhomah tanwin bertemu huruf Ha.
Di akhir kalimat, ada Ghunnah karena terdapat huruf nun ditasydid. Dibacanya dengung.
اُمُّ الْكِتٰبِ (ummul-kitabi)
Hukum tajwid pertama Ghunnah, sebab ada mim ditasydid. Huruf Mim dibaca dengung.
Lalu, terdapat mad thobi'i karena ada fathah berdiri di atas huruf ta.
فَاَ مَّا الَّذِيْنَ (fa'ammal-lazina)
Pertama, ada ghunnah. Sebab, terdapat huruf mim ditasydid.
Kemudian, terdapat mad thobi’i, sebab ada ya disukun setelah kasrah. Dibaca panjang 2 harakat.
فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ (fi qulubihim zaigun fayattabiuna)
Hukum tajwid pertama mad thobi’i. Alasannya ada ya sukun setelah huruf berharakat kasrah dan wawu disukun sesudah harakat dhommah. Dibaca panjang 2 harakat.
Kemudian, Izhar syafawi karena ada mim sukun bertemu za.
Lalu, ada juga ikhfa haqiqi karena ada tanwin bertemu fa. Dibacanya samar-samar.
مِنۡهُ ابۡتِغَآءَ الۡفِتۡنَةِ (minhubtiga'al-fitnati)
Pertama, ada Izhar halqi karena terdapat nun sukun bertemu huruf Ha. Nun sukun dibaca jelas alias tidak berdengung.
Lanjut, terdapat qolqolah sugra, sebab ada huruf qolqolah ba dengan sukun asli. Dibacanya memantul kecil.
Lalu, ada mad wajib muttashil. Alasannya terdapat mad thobi’i bertemu hamzah dalam 1 kata. Dibaca panjang hingga 5 harakat.
Kemudian, ada juga alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf qomariyah fa.
وَابۡتِغَآءَ تَاۡوِيۡلِهٖۚ (wabtiga'a ta'wilih)
Hukum tajwid pertama qolqolah sugra, sebab ada huruf qolqolah Ba dengan sukun asli. Dibaca memantul kecil.
Kemudian, mad wajib muttashil karena ada mad thobi’i bertemu hamzah dalam 1 kata. Dibaca panjang 4-5 harakat.
Lalu, ada juga mad thabi’i, sebab terdapat ya sukun setelah kasrah. Dibaca panjang 2 harakat.
تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ (ta'wilahu illallahu)
Pertama, ada mad thobi’i. Alasannya terdapat ya sukun sesudah harakat kasrah. Dibaca panjang 2 harakat.
Lanjut, terdapat mad shilah thawilah, sebab ada Ha dhamir berharakat dhommah terbalik bertemu huruf mad. Panjangnya adalah 5 harakat.
وَ الرّٰسِخُوۡنَ فِى الۡعِلۡمِ (war-rasikhuna fil-ilmi )
Hukum tajwid pertama alif lam syamsiyah, sebab alif lam bertemu huruf syamsiyah ra.
Lalu, mad thobi'i karena ada fathah berdiri di atas huruf ra. Dibaca panjang 2 harakat.
Kemudian, ada lagi mad thabi’i, sebab wawu disukun sesudah dhammah. Sama, dibaca panjang 2 harakat.
Terakhir, terdapat alif lam qomariyah. Alasannya ada alif lam bertemu huruf ‘ain.
يَقُوۡلُوۡنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ (yaquluna amanna bihi)
Hukum tajwid pertama adalah mad thobi’i, sebab ada wawu sukun sesudah huruf berharakat dhommah. Dibaca panjang 2 harakat.
Kemudian, mad badal karena ada alif fathah berdiri. Dibaca panjang satu alif atau 2 harakat.
Ada juga Ghunnah, sebab terdapat huruf nun ditasydid. Nun dibaca dengung.
كُلٌّ مِّنۡ عِنۡدِ رَبِّنَا (kullum min indi rabbina)
Pertama, idgham bighunnah karena ada dhommah tanwin bertemu mim.
Lanjut, ada Izhar halqi, sebab terdapat nun sukun bertemu ‘ain. Nun sukun dibaca jelas.
Ada juga ikhfa haqiqi. Alasannya karena ada nun sukun bertemu Dzal.
وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ (wa ma yazzakkaru illa ulul-albab)
Huruf Ra dibaca tafkhim karena berharakat dhommah.
Kemudian, ada mad jaiz munfashil, sebab terdapat mad thobi’i bertemu hamzah pada lain kata.
Lanjut, ada alif lam qomariyah, karena terdapat alif lam bertemu huruf hamzah.
Terakhir, terdapat qolqolah kubra, sebab huruf Ba disukun karena diwaqafkan. Dibacanya memantul keras.
Demikian ulasan mengenai hukum tajwid Surat Ali Imran ayat 7 yang bisa diketahui. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam
Surat Ali Imran merupakan surat ke-3 dalam kitab suci Al-Qur'an. Terdiri atas 200 ayat, surat ini termasuk golongan surat Madaniyyah.
Dinamakan Ali Imran karena memuat kisah keluarga 'Imran yang di dalam kisah itu disebutkan kelahiran Nabi Isa a.s., persamaan kejadiannya dengan Nabi Adam a.s, kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam putri 'Imran, ibu dari Nabi Isa a.s. Pada ulasan ini, kita akan membahas hukum tajwid Surat Ali Imran ayat 7 beserta penjelasannya.
Surat Ali Imran Ayat 7
هُوَ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ عَلَيۡكَ الۡكِتٰبَ مِنۡهُ اٰيٰتٌ مُّحۡكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الۡكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌؕ فَاَمَّا الَّذِيۡنَ فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ زَيۡغٌ فَيَتَّبِعُوۡنَ مَا تَشَابَهَ مِنۡهُ ابۡتِغَآءَ الۡفِتۡنَةِ وَابۡتِغَآءَ تَاۡوِيۡلِهٖۚ وَمَا يَعۡلَمُ تَاۡوِيۡلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ؔۘ وَ الرّٰسِخُوۡنَ فِى الۡعِلۡمِ يَقُوۡلُوۡنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنۡ عِنۡدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ
Latin: Huwal-lazi anzala alaikal-kitaba minhu ayatum muhkamatun hunna ummul-kitabi wa ukharu mutasyabihat(un), fa'ammal-lazina fi qulubihim zaigun fayattabiuna ma tasyabaha minhubtiga'al-fitnati wabtiga'a ta'wilih(i), wa ma yalamu ta'wilahu illallah(u), war-rasikhuna fil-ilmi yaquluna amanna bih(i), kullum min indi rabbina, wa ma yazzakkaru illa ulul-albab
Terjemahan: Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, "Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami." Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal.
Hukum Tajwid Surat Ali Imran Ayat 7
هُوَ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ (Huwal-lazi anzala)Hukum tajwid pertama Mad jaiz munfashil. Alasanta terdapat mad thobi’i bertemu hamzah dalam lain kata. Dibaca panjang sampai dua setengah alif atau lima harakat.
Kemudian, ada ikhfa haqiqi. Sebab, terdapat nun sukun bertemu huruf za. Cara membacanya adalah menyamarkan nun mati menjadi samar-samar antara jelas dan dengung sepanjang 2 harakat.
عَلَيۡكَ الۡكِتٰبَ (alaikal-kitaba)
Pertama, ada huruf lin karena terdapat ya disukun sesudah huruf berharakat fathah.
Lalu, terdapat juga alif lam qomariyah, sebab ada alif lam bertemu huruf qomariyah, yakni kaf.
مِنْهُ (minhu)
Ada hukum tajwid idzhar halqi. Alasannya terdapat nun sukun bertemu Ha.
اٰيٰتٌ مُّحۡكَمٰتٌ هُنَّ (ayatum muhkamatun hunna)
Pertama, ada hukum tajwid mad badal, sebab terdapat alif fathah berdiri di bagian awal kalimat. Panjangnya 1 alif atau 2 harakat.
Lalu, ada mad thobi'i karena terdapat fathah berdiri di atas huruf ya dan mim. Dibaca panjang 2 harakat.
Lanjut, terdapat idgham bighunnah. Alasannya ada dhomah tanwin bertemu huruf mim. Dibacanya dengung.
Kemudian, ada Izhar halqi karena terdapat dhomah tanwin bertemu huruf Ha.
Di akhir kalimat, ada Ghunnah karena terdapat huruf nun ditasydid. Dibacanya dengung.
اُمُّ الْكِتٰبِ (ummul-kitabi)
Hukum tajwid pertama Ghunnah, sebab ada mim ditasydid. Huruf Mim dibaca dengung.
Lalu, terdapat mad thobi'i karena ada fathah berdiri di atas huruf ta.
فَاَ مَّا الَّذِيْنَ (fa'ammal-lazina)
Pertama, ada ghunnah. Sebab, terdapat huruf mim ditasydid.
Kemudian, terdapat mad thobi’i, sebab ada ya disukun setelah kasrah. Dibaca panjang 2 harakat.
فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ (fi qulubihim zaigun fayattabiuna)
Hukum tajwid pertama mad thobi’i. Alasannya ada ya sukun setelah huruf berharakat kasrah dan wawu disukun sesudah harakat dhommah. Dibaca panjang 2 harakat.
Kemudian, Izhar syafawi karena ada mim sukun bertemu za.
Lalu, ada juga ikhfa haqiqi karena ada tanwin bertemu fa. Dibacanya samar-samar.
مِنۡهُ ابۡتِغَآءَ الۡفِتۡنَةِ (minhubtiga'al-fitnati)
Pertama, ada Izhar halqi karena terdapat nun sukun bertemu huruf Ha. Nun sukun dibaca jelas alias tidak berdengung.
Lanjut, terdapat qolqolah sugra, sebab ada huruf qolqolah ba dengan sukun asli. Dibacanya memantul kecil.
Lalu, ada mad wajib muttashil. Alasannya terdapat mad thobi’i bertemu hamzah dalam 1 kata. Dibaca panjang hingga 5 harakat.
Kemudian, ada juga alif lam qomariyah, sebab alif lam bertemu huruf qomariyah fa.
وَابۡتِغَآءَ تَاۡوِيۡلِهٖۚ (wabtiga'a ta'wilih)
Hukum tajwid pertama qolqolah sugra, sebab ada huruf qolqolah Ba dengan sukun asli. Dibaca memantul kecil.
Kemudian, mad wajib muttashil karena ada mad thobi’i bertemu hamzah dalam 1 kata. Dibaca panjang 4-5 harakat.
Lalu, ada juga mad thabi’i, sebab terdapat ya sukun setelah kasrah. Dibaca panjang 2 harakat.
تَأْوِيْلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ۘ (ta'wilahu illallahu)
Pertama, ada mad thobi’i. Alasannya terdapat ya sukun sesudah harakat kasrah. Dibaca panjang 2 harakat.
Lanjut, terdapat mad shilah thawilah, sebab ada Ha dhamir berharakat dhommah terbalik bertemu huruf mad. Panjangnya adalah 5 harakat.
وَ الرّٰسِخُوۡنَ فِى الۡعِلۡمِ (war-rasikhuna fil-ilmi )
Hukum tajwid pertama alif lam syamsiyah, sebab alif lam bertemu huruf syamsiyah ra.
Lalu, mad thobi'i karena ada fathah berdiri di atas huruf ra. Dibaca panjang 2 harakat.
Kemudian, ada lagi mad thabi’i, sebab wawu disukun sesudah dhammah. Sama, dibaca panjang 2 harakat.
Terakhir, terdapat alif lam qomariyah. Alasannya ada alif lam bertemu huruf ‘ain.
يَقُوۡلُوۡنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ (yaquluna amanna bihi)
Hukum tajwid pertama adalah mad thobi’i, sebab ada wawu sukun sesudah huruf berharakat dhommah. Dibaca panjang 2 harakat.
Kemudian, mad badal karena ada alif fathah berdiri. Dibaca panjang satu alif atau 2 harakat.
Ada juga Ghunnah, sebab terdapat huruf nun ditasydid. Nun dibaca dengung.
كُلٌّ مِّنۡ عِنۡدِ رَبِّنَا (kullum min indi rabbina)
Pertama, idgham bighunnah karena ada dhommah tanwin bertemu mim.
Lanjut, ada Izhar halqi, sebab terdapat nun sukun bertemu ‘ain. Nun sukun dibaca jelas.
Ada juga ikhfa haqiqi. Alasannya karena ada nun sukun bertemu Dzal.
وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ (wa ma yazzakkaru illa ulul-albab)
Huruf Ra dibaca tafkhim karena berharakat dhommah.
Kemudian, ada mad jaiz munfashil, sebab terdapat mad thobi’i bertemu hamzah pada lain kata.
Lanjut, ada alif lam qomariyah, karena terdapat alif lam bertemu huruf hamzah.
Terakhir, terdapat qolqolah kubra, sebab huruf Ba disukun karena diwaqafkan. Dibacanya memantul keras.
Demikian ulasan mengenai hukum tajwid Surat Ali Imran ayat 7 yang bisa diketahui. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam
(wid)