Kumpulan Ayat Al Qur’an yang Menjelaskan tentang Nabi Isa, Yuk Simak!
loading...
A
A
A
Kumpulan ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang Nabi Isa alaihissalam menarik diketahui. Di antaranya menceritakan hal-hal seperti awal kelahiran, mukjizat hingga beragam keistimewaannya.
Nabi Isa 'alaihissalam adalah seorang Rasul bergelar 'Ulul Azmi yang diutus Allah Ta'ala untuk Bani Israil. Dalam lisan Arab, beliau dikenali sebagai Isa Al-Masih dan Isa ibnu Maryam.
Pada kitab suci Al Qur'an, kisah Nabi Isa 'alaihissalam diceritakan dalam banyak ayat. Berikut ini di antaranya yang bisa disimak.
Bermula saat Maryam melihat Malaikat Jibril yang berbentuk seorang pemuda dan tidak mengenalinya, lalu Maryam takut kepadanya, bingung serta mengkhawatirkan keselamatan dirinya. Maryam mengira Jibril adalah seorang manusia yang datang untuk mengganggunya dan berbuat hal tidak senonoh.
Maka Maryam pun berkata:
Artinya: “Maryam berkata: Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa. ” (QS Maryam: 18).
Mendengar itu, Jibril berkata bahwa ia hanya diutus kepadanya untuk memberikan anak yang shalih yang bersih dari segala dosa. Lalu Maryam berkata: “Bagaimana mungkin aku mempunyai seorang anak padahal tidak ada suami yang mendekatiku dan aku juga bukan pendosa dan pelaku zina?”
Malaikat Jibril ‘alaihissalam menjawab kebingungan Maryam bahwa menciptakan seorang anak tanpa bapak adalah mudah bagi Allah Swt. Allah akan menjadikannya pertanda bagi manusia dan bukti kesempurnaan atas kekuasaan (qudrah) Allah.
Allah subhanahu wata’ala lalu berfirman:
Artinya: “Maka Maryam mengandung, lalu ia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan, lagi dilupakan.” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini" (QS Maryam: 22-26)
Setelah proses melahirkan yang penuh berkah, Maryam kembali kepada kaumnya membawa putranya Isa. Benar saja, ia langsung diolok-olok karena memiliki putra tanpa suami.
Maryam tetap diam dan tidak menjawab, sebab ia telah bernazar kepada Allah untuk tidak berbicara. Saat keadaan menjadi sulit, maka Maryam menunjuk kepada Isa agar mereka berbicara kepadanya.
Artinya: “Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: ‘Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?’” (QS Maryam: 29)
Saat itu, Allah Swt dengan qudrah-Nya menjadikan Isa mampu berbicara. Padahal, ia masih berupa bayi yang menyusu ibunya. Maka Isa berkata:
Artinya: “Isa berkata: Sesungguhnya aku ini hamba Allah…” (QS Maryam: 30)
Nabi Isa 'alaihissalam adalah seorang Rasul bergelar 'Ulul Azmi yang diutus Allah Ta'ala untuk Bani Israil. Dalam lisan Arab, beliau dikenali sebagai Isa Al-Masih dan Isa ibnu Maryam.
Pada kitab suci Al Qur'an, kisah Nabi Isa 'alaihissalam diceritakan dalam banyak ayat. Berikut ini di antaranya yang bisa disimak.
Ayat Al Qur’an yang Menjelaskan tentang Nabi Isa
1. Surat Maryam ayat 16-40
Kisah kelahiran Nabi Isa AS menjadi salah satu yang paling banyak disebutkan dalam Al Qur’an. Di antaranya terdapat pada Surat Maryam ayat 16 hingga 40.Bermula saat Maryam melihat Malaikat Jibril yang berbentuk seorang pemuda dan tidak mengenalinya, lalu Maryam takut kepadanya, bingung serta mengkhawatirkan keselamatan dirinya. Maryam mengira Jibril adalah seorang manusia yang datang untuk mengganggunya dan berbuat hal tidak senonoh.
Maka Maryam pun berkata:
قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا
Artinya: “Maryam berkata: Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa. ” (QS Maryam: 18).
Mendengar itu, Jibril berkata bahwa ia hanya diutus kepadanya untuk memberikan anak yang shalih yang bersih dari segala dosa. Lalu Maryam berkata: “Bagaimana mungkin aku mempunyai seorang anak padahal tidak ada suami yang mendekatiku dan aku juga bukan pendosa dan pelaku zina?”
Malaikat Jibril ‘alaihissalam menjawab kebingungan Maryam bahwa menciptakan seorang anak tanpa bapak adalah mudah bagi Allah Swt. Allah akan menjadikannya pertanda bagi manusia dan bukti kesempurnaan atas kekuasaan (qudrah) Allah.
Allah subhanahu wata’ala lalu berfirman:
فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا، فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا، فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا، وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا، فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
Artinya: “Maka Maryam mengandung, lalu ia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan, lagi dilupakan.” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini" (QS Maryam: 22-26)
Setelah proses melahirkan yang penuh berkah, Maryam kembali kepada kaumnya membawa putranya Isa. Benar saja, ia langsung diolok-olok karena memiliki putra tanpa suami.
Maryam tetap diam dan tidak menjawab, sebab ia telah bernazar kepada Allah untuk tidak berbicara. Saat keadaan menjadi sulit, maka Maryam menunjuk kepada Isa agar mereka berbicara kepadanya.
فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا
Artinya: “Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: ‘Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?’” (QS Maryam: 29)
Saat itu, Allah Swt dengan qudrah-Nya menjadikan Isa mampu berbicara. Padahal, ia masih berupa bayi yang menyusu ibunya. Maka Isa berkata:
قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللهِ
Artinya: “Isa berkata: Sesungguhnya aku ini hamba Allah…” (QS Maryam: 30)
آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا، وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ