Sejarah Nuzulul Qur'an dan Turunnya ke Langit Dunia

Rabu, 13 April 2022 - 22:44 WIB
loading...
Sejarah Nuzulul Quran dan Turunnya ke Langit Dunia
Turunnya Al-Quran periode pertama memang benar terjadinya di bulan Ramadhan, namun tanpa data kapan tanggal dan tahunnya. Foto Ilustrasi/dok tarbawia
A A A
Al-Qur'an adalah kalamullah (perkataan Allah 'Azza wa Jalla) yang hanya diturunkan kepada Baginda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam . Kitab suci ini merupakan penyempurna ajaran kitab-kitab sebelumnya.

Kandungan Al-Qur'an secara garis besar meliputi akidah, ilmu tauhid, syariat, ibadah, muamalah, akhlak, hukum, kisah para nabi, kisah umat terdahulu, nasihat dan isyarat pengetahuan dan teknologi. Bagaimana proses turunnya Al-Qur'an dari Lauhil Mahfudz ke langit dunia?



Berikut ulasan singkat Ustaz Ahmad Sarwat Lc MA , Dai yang juga pengasuh Rumah Fiqih Indonesia yang disiarkannya melalui web rumah fiqih. Kata beliau, turunnya Al-Qur'an ada ada dua macam. Pertama, turunnya Al-Qur'an dari Lauhil Mahfuzh ke langit dunia. Kedua, turunnya Al-Qur'an dari langit dunia kepada Nabi Muhammad SAW .

Periode pertama dari turunnya Al-Qur'an, bisa kita tetapkan beberapa point penting, yaitu :

1. Waktu
Turunnya Al-Qur'an periode pertama memang benar terjadinya di bulan Ramadhan, namun tanpa data kapan tanggal dan tahunnya. Hanya Allah SWT saja yang tahu tanggal dan tahunnya. Yang jelas terjadinya bukan di masa Rasulullah SAW, tetapi jauh sebelum itu. Malam inilah yang selama ini kita maksud dengan Lailatul-Qadar, dimana tanggalnya tidak pernah dijelaskan oleh Rasulullah SAW secara pasti.

Setidaknya kita menemukan ada begitu banyak sumber yang berbeda-beda ketika menetapkan tanggalnya. Ada yang bilang turun pada 10 malam terakhir Ramadhan, yang lain bilang hanya malam-malam ganjil, bahkan ada yang bilang malam pertama Ramadhan, malam 17, malam 19 dan juga 10 malam pertengahan Ramadhan.

Para ulama ketika berbicara tentang kapan tepatnya jatuh malam Qadar itu, telah berbeda pendapat sepanjang zaman. Hal itu bukan karena para ulama tidak mampu mendapatkan dalil, tetapi justru karena dalilnya tidak ada yang secara tegas menyebutkan kapan waktunya.

Malam Ganjil di Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan
Pendapat pertama mengatakan bahwa malam Qadar jatuh pada malam-malam 10 terakhir Ramadhan, khususnya pada malam-malam ganjil. Pendapat ini merupakan pendapat jumhur ulama, di antaranya Madzhab Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah, serta Al-Auza’i dan Abu Tsaur. Bahkan Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah menegaskan bahwa malam itu tepatnya malam tanggal 27 Ramadhan.

Tiga Puluh Malam Ramadhan
Pendapat kedua ini mengatakan bahwa malam Qadar itu beredar sepanjang Ramadhan, sejak malam pertama hingga malam terakhir. Maksudnya bisa saja ada di malam-malam yang berbeda.

Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan
Pendapat ketiga mengatakan bahwa malam Qadar itu adanya di malam-malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan, tetapi tidak bisa dipastikan pada tanggal berapa. Namun meski tidak diketahui, tanggalnya tidak berpindah-pindah, setiap tahun selalu jatuh pada tanggal yang sama.

Hanya saja Allah Ta'ala merahasiakan malam itu kepada kita. Sehingga tetap dipersilahkan untuk mencarinya di semua malam sepuluh terakhir. Pendapat ini merupakan pendapat resmi Madzhab Asy-Syafi’iyah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Imam An-Nawawi rahimahullah.

Malam Pertama Ramadhan
Malam Qadar jatuh pada malam awal dari bulan Ramadhan. Pendapat ini dikemukakan oleh Abi Razin Al-Uqaili Ash-Shahabi, yang meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhu.

لَيْلَةُ الْقَدْرِ أَوَّل لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ

"Malam Qadar itu jatuhnya pada malam pertama bulan Ramadhan."

Malam 17 Ramadhan
Malam Qadar jatuh pada malam 17 Ramadhan. Pendapat ini didasarkan pada hadits berikut :

عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَال : مَا أَشُكُّ وَلاَ أَمْتَرِي أَنَّهَا لَيْلَةُ سَبْعَ عَشْرَةَ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ أُنْزِل الْقُرْآنُ

Dari Zaid bin Arqam radhiyallahuanhu berkata, "Aku tidak ragu bahwa malam 17 Ramadhan adalah malam turunnya Al-Qur'an." (HR. Ath-Thabarani dan Abu Syaibah)

Dan diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa malam Qadar itu adalah malam yang siangnya terjadi Perang Badar, berdasarkan firman Allah SWT :

إِنْ كُنْتُم آمَنْتُمْ باِللهِ وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ

"Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan". (QS. Al-Anfal : 41)

Sepuluh Malam Tengah Ramadhan
Pendapat keenam mengatakan bahwa diperkirakan malam Qadar itu jatuh pada sepuluh malam yang di tengah-tengah.

Al-Imam An-Nawawi mengisahkan pendapat ini, dimana sebagian ulama di kalangan Madzhab Asy-Syafi’iyah berpendapat seperti ini. Al-Imam Ath-Thabari mengaitkan pendapat ini kepada Utsman bin Abil ‘Ash dan Al-Hasan Al-Bashri.

Malam Kesembilan Belas Ramadhan
Pendapat ketujuh mengatakan bahwa malam Qadar itu jatuh pada malam kesembilan belas. Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan bahwa dalilnya diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu.

Al-Imam Ath-Thabari mengaitkan hadits tersebut kepada Zaid bin Tsabit dan Ibnu Mas’ud radhiyallahuanhuma. Dan Ath-Thahawi menyambungkan hadits itu kepada Ibnu Mas’ud radhiyallahuanhu.

Berpindah-pindah Tiap Ramadhan
Pendapat kedelapan mengatakan bahwa malam Qadar itu berpindah-pindah tiap tahun dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan ke malam lainnya.

Pendapat ini berangkat dari begitu banyaknya perbedaan yang kita dapat dari banyak riwayat. Dimana semuanya tidak mungkin ditolak, namun juga tidak mungkin digabungkan menjadi satu kesimpulan bahwa jatuhnya malam Qadar itu pada malam tertentu.

Sehingga pendapat yang kedelapan ini mengatakan bahwa malam Qadar itu bergonta-ganti jatuh pada tiap tahun, sesuai dengan semua hadits yang menyebutkannya.

Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa terjadinya malam Qadar itu pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah yang mengatakan :

Rasulullah SAW beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda, yang artinya: "Carilah malam Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan" " (HR. Bukhari Muslim)

Rasulullah SAW pernah ditanya tentang Lailatul Qadar, lalu beliau menjawab, "Lailatul Qadar ada pada setiap bulan Ramadhan." (HR. Bukhari)

Artinya: "Carilah lailatul Qadar itu pada malam ganjil dari sepuluh terakhir pada bulan Ramadhan." (HR. Bukhari)

2. Ayat Quran yang Menjelaskan
Peristiwa ini diabadikan penyebutkannya di dalam 3 ayat Qur'an yang berbeda, yaitu pada surat Al-Baqarah ayat 185, surat Ad-Dukhan ayat 3 dan surat Al-Qadar ayat 1.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ

Artinya: "Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an" (QS. Al-Baqarah : 185)

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ مباركة

Artinya: "Sesungguhnya Kami turunkan Al-Qur'an pada malam yang diberkahi". (QS. Ad-Dukhan : 3)

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya: "Sesungguhnya Kami turunkan Al-Qur'an pada malam Qadar" (QS. Al-Qadr : 1)

Ketiga ayat ini bicara malam yang disebut Lailatul-Qadar yang sebenarnya bukan malam dimana Rasulullah SAW menerima wahyu pertama, melainkan turun dari sisi Allah Ta'ala hanya ke langit dunia saja.

3. Metode Penurunan
Ciri yang paling penting dari penurunan Al-Qur'an di periode pertama ini bahwa semua ayatnya turun sekaligus. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahuanhu :

أُنزل القرآن جملة واحدة إلى السماء الدنيا ليلة القدرثم أُنزل بعد ذلك في عشرين سنة

"Al-Qur'an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam Qadar, kemudian diturunkan sesudah itu sepanjang 20-an tahun.

4. Dari Mana dan ke Mana
Turunnya Al-Qur'an di periode ini sebagaimana Ibnu Abbas katakan di atas, dari sisi Allah SWT atau kadang disebut dengan lauhil-mahfuzh, tidak ke permukaan bumi tetapi hanya sampai ke langit dunia saja.

Al-Qur'an itu menunggu sejak Allah Ta'ala turunkan pertama kali entah di masa yang mana, sampai datangnya masa kehidupan Rasulullah SAW di abad ke-7 Masehi, barulah kemudian turun pertama kali ke Gua Hiro di Mekkah.

Baca Juga: Kapan Alqur'an Diturunkan? Ini Penjelasan Ustaz Ahmad Sarwat

Wallahu A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1371 seconds (0.1#10.140)