Nasib Tragis Penghina Nabi dari Era Abdullah bin Ubay Sampai Era Lars Vilks
loading...
A
A
A
PARA penghina Nabi Muhammad SAW berakhir tragis. Contoh terkini adalah nasibburuk yang dialami Lars Vilks, kartunis Swedia yang menggambar Nabi Muhammad SAW secara terhina. Dia tewas dalam tabrakan mobil pada Ahad (3/10/2021).
Sebelumnya deretan para kartunis penghina Nabi juga mengalami nasib tragis di akhir hayatnya. Mereka yang kini masih bertahan, hidup di tengah keresahan yang mencekam.
Nasib Tragis Abdullah bin Ubay
Penghina Nabi Muhammad SAW selalu lahir dalam setiap zaman. Dan deretan penghina Nabi yang bernasib buruk kian panjang. Di sisi lain,syiar Islam bukannya surut melainkan malah terus bersinar ke seluruh penjuru dunia.
Pada era Nabi ada tokoh munafik bernama Abdullah bin Ubay bin Salul . Prof Dr M Quraish Shihab dalam bukunya berjudul "Membaca Sirah Nabi Muhammad Dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-hadis Shahih" memaparkan Abdullah bin Ubay menyebarkan propagranda dan api kebencian terhadap kaum Muhajirin di hadapan kelompoknya. Kata Abdullah bin Ubay, kaum Muhajirin telah membenci penduduk Madinah dan banyak dari mereka yang bermukim di Kota Madinah.
“Demi Allah, kita dengan mereka tidak lain kecuali seperti ungkapan, ‘Engkau menggemukkan anjingmu, lalu dia menerkammu.’ Demi Allah, kalau kita kembali ke Madinah, pastilah orang-orang mulia akan mengusir orang-orang hina,” kata Abdullah bin Salul kepada kelompoknya.
Perkataan Abdullah bin Ubay itu didengar Zaid bin Arqam. Zaid kemudian menyampaikan informasi itu kepada pamannya, dan pamannya melanjutkannya kepada Nabi Muhammad.
Tak berapa lama Abdullah bin Ubai menemui Rasulullah dan membantah bahwa ia berkata demikian. Hanya saja, pernyataan si Munafik ini ketahuan bohong setelah Nabi Muhammad menerima wahyu sebagaimana dituang dalam Al-Qur'an Surat al-Munafiqun ayat 8-10:
8. Mereka berkata, “Sungguh, jika kita kembali ke Madinah (kembali dari perang Bani Mustalik), pastilah orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana.” Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui.
9. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
10. Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.”
Maka datanglah Hubab atau Abdullah. Dia adalah salah satu anak Abdullah bin Ubay yang paling menonjol. Ia ikut dalam Perang Badar, Uhud, dan lainnya.
Mendengar sang ayah terus saja menghina nabi, ia mengajukan diri untuk membunuh ayahnya sendiri. "Rasulullah, saya mendengar Anda menginginkan Abdullah bin Ubai dibunuh. Kalau memang begitu, berikanlah tugas itu kepada saya, akan saya bawakan kepalanya kepada Anda," katanya.
"Orang-orang Khazraj sudah tahu, tak ada orang yang begitu berbakti kepada ayahnya seperti yang saya lakukan. Saya khawatir Anda akan menyerahkan tugas ini kepada orang lain. Kalau sampai orang lain itu yang membunuhnya, saya tak akan dapat menahan diri membiarkan orang yang membunuh ayah saya berjalan bebas. Tentu akan saya bunuh dia dan berarti saya membunuh orang beriman yang membunuh orang kafir, dan saya akan masuk neraka."
Rasulullah menjawab: “Kita tidak akan membunuhnya. Bahkan kita harus berlaku baik kepadanya, harus menemaninya baik-baik selama dia masih bersama dengan kita."
Sebelumnya deretan para kartunis penghina Nabi juga mengalami nasib tragis di akhir hayatnya. Mereka yang kini masih bertahan, hidup di tengah keresahan yang mencekam.
Baca Juga
Nasib Tragis Abdullah bin Ubay
Penghina Nabi Muhammad SAW selalu lahir dalam setiap zaman. Dan deretan penghina Nabi yang bernasib buruk kian panjang. Di sisi lain,syiar Islam bukannya surut melainkan malah terus bersinar ke seluruh penjuru dunia.
Pada era Nabi ada tokoh munafik bernama Abdullah bin Ubay bin Salul . Prof Dr M Quraish Shihab dalam bukunya berjudul "Membaca Sirah Nabi Muhammad Dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-hadis Shahih" memaparkan Abdullah bin Ubay menyebarkan propagranda dan api kebencian terhadap kaum Muhajirin di hadapan kelompoknya. Kata Abdullah bin Ubay, kaum Muhajirin telah membenci penduduk Madinah dan banyak dari mereka yang bermukim di Kota Madinah.
“Demi Allah, kita dengan mereka tidak lain kecuali seperti ungkapan, ‘Engkau menggemukkan anjingmu, lalu dia menerkammu.’ Demi Allah, kalau kita kembali ke Madinah, pastilah orang-orang mulia akan mengusir orang-orang hina,” kata Abdullah bin Salul kepada kelompoknya.
Perkataan Abdullah bin Ubay itu didengar Zaid bin Arqam. Zaid kemudian menyampaikan informasi itu kepada pamannya, dan pamannya melanjutkannya kepada Nabi Muhammad.
Tak berapa lama Abdullah bin Ubai menemui Rasulullah dan membantah bahwa ia berkata demikian. Hanya saja, pernyataan si Munafik ini ketahuan bohong setelah Nabi Muhammad menerima wahyu sebagaimana dituang dalam Al-Qur'an Surat al-Munafiqun ayat 8-10:
يَقُوۡلُوۡنَ لَٮِٕنۡ رَّجَعۡنَاۤ اِلَى الۡمَدِيۡنَةِ لَيُخۡرِجَنَّ الۡاَعَزُّ مِنۡهَا الۡاَذَلَّ ؕ وَلِلّٰهِ الۡعِزَّةُ وَلِرَسُوۡلِهٖ وَلِلۡمُؤۡمِنِيۡنَ وَلٰـكِنَّ الۡمُنٰفِقِيۡنَ لَا يَعۡلَمُوۡنَ
8. Mereka berkata, “Sungguh, jika kita kembali ke Madinah (kembali dari perang Bani Mustalik), pastilah orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana.” Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui.
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تُلۡهِكُمۡ اَمۡوَالُكُمۡ وَلَاۤ اَوۡلَادُكُمۡ عَنۡ ذِكۡرِ اللّٰهِۚ وَمَنۡ يَّفۡعَلۡ ذٰلِكَ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡخٰسِرُوۡنَ
9. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
وَاَنۡفِقُوۡا مِنۡ مَّا رَزَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ يَّاۡتِىَ اَحَدَكُمُ الۡمَوۡتُ فَيَقُوۡلَ رَبِّ لَوۡلَاۤ اَخَّرۡتَنِىۡۤ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيۡبٍۙ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنۡ مِّنَ الصّٰلِحِيۡنَ
10. Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.”
Maka datanglah Hubab atau Abdullah. Dia adalah salah satu anak Abdullah bin Ubay yang paling menonjol. Ia ikut dalam Perang Badar, Uhud, dan lainnya.
Mendengar sang ayah terus saja menghina nabi, ia mengajukan diri untuk membunuh ayahnya sendiri. "Rasulullah, saya mendengar Anda menginginkan Abdullah bin Ubai dibunuh. Kalau memang begitu, berikanlah tugas itu kepada saya, akan saya bawakan kepalanya kepada Anda," katanya.
"Orang-orang Khazraj sudah tahu, tak ada orang yang begitu berbakti kepada ayahnya seperti yang saya lakukan. Saya khawatir Anda akan menyerahkan tugas ini kepada orang lain. Kalau sampai orang lain itu yang membunuhnya, saya tak akan dapat menahan diri membiarkan orang yang membunuh ayah saya berjalan bebas. Tentu akan saya bunuh dia dan berarti saya membunuh orang beriman yang membunuh orang kafir, dan saya akan masuk neraka."
Rasulullah menjawab: “Kita tidak akan membunuhnya. Bahkan kita harus berlaku baik kepadanya, harus menemaninya baik-baik selama dia masih bersama dengan kita."