Al-Khawarizmi, Ilmuwan Muslim Penemu Algoritma dan Aljabar yang Mengubah Wajah Dunia
loading...
A
A
A
TANPA Algoritma dan Aljabar, maka tak akan pernah ada komputer, facebook, whatsapp, BBM, line dan lainnya. Begitu ungkapan yang disampaikan Mark Zuckerbeg, si jenius pendiri Facebook ini. Tapi apa yang dia ungkap? " “Saya heran ada orang-orang yang terlalu mengidolakan saya, padahal saya sangat mengidolakan ilmuwan Muslim Al-Khawarizmi karena tanpa Algoritma dan Aljabar, maka jangan pernah bermimpi ada facebook ini ,"ujar Mark yang sangat fenomenal.
Siapa sebenarnya Al-Khawarizmi ini? Dia adalah seorang ilmuwan Persia yang lahir sekitar tahun 780 di Khiva, Uzbekistan dan wafat di Baghdad tahun 850 dan mengabdi sebagai dosen di sekolah kehormatan di Baghdad. Bernama lengkap Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi yang menulis buku “Al Jabr W’Al-Muqabala” (Rules of Restoration and Reduction), dan dialah yang dikenal sebagai bapak Aljabar atau algoritma itu.
Kata algoritma sendiri berasal dari kata nama Abu Ja’far Mohammed Ibnu Musa al-Khawarizmi sendiri. Di negara-negara barat Al Khawarizmi dikenal dengan sebutan Al Goritmi, Al Gorismi, Al Cowarizmi, dan sebutan dengan ejaan yang lainnya. Keluarganya merupakan turunan Persia yang telah menetap di Khawarizm, namun dari beberapa catatan sejarah diketahui bahwa ketika kecil ia pindah bersama keluarganya ke selatan kota Baghdad, sehingga di sanalah Al-Khawarizmi meniti karirnya sebagai seorang matematikawan.
Menurut catatan sejarah, Al-Khawarizmi diperkirakan hidup di masa khalifah Abbasiyah Al-Ma’mun, Al-Mu’tashim dan Al-Watsiq yang dikenal sebagai masa keemasan ilmu pengetahuan di daerah Arab berkat translasi buku dan ilmu pengetahuan ke dalam bahasa Arab. Pada masa itu terdapat Bait Al-Hikmah (Rumah Hikmah) yang menjadi pusat penelitian, penerjemahan buku ke dalam bahasa Arab, dan juga publikasi ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh para cendekiawan muslim tak terkecuali Al Khawarizmi.
Al Khawarizmi bergabung bersama cendekiawan yang lain di Bait Al-Hikmah ketika berusia 20 tahun. Semasa hidupnya ia bekerja di Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Al-Ma’mun. Di sanalah, ia banyak menulis berbagai gagasan dan mempublikasikan buku ilmu pengetahuan baik di bidang matematika, astronomi, sejarah maupun geografi, termasuk mempelajari terjemahan literatur sansekerta dan Yunani.
Karya pertamanya dipublikasikan dalam buku al-Jabar (Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala). Buku tersebut merupakan buku pertama yang menjelaskan solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Berkat karya tersebutlah Al-Kharizmi dijuluki sebagai Bapak Aljabar. Selain itu buku tersebut juga membawa kontribusi dalam kebahasaan. Kata aljabar berasal dari kata al-Jabr yang tercantum di dalam bukunya.
Hasil pemikiran Al-Khawarizmi dalam buku al-Jabar dianggap sebagai revolusi besar dalam bidang matematika. Ia berhasil mengintegrasikan konsep-konsep geometri dari matematika yunani kuno ke dalam konsep matematika yang baru. Pemikirannya menghasilkan sebuah teori gabungan yang memungkinkan bilangan rasional, irasional, dan besaran-besaran geometri diperlakukan sebagai objek-objek aljabar.
Al Khawarizmi juga berkontribusi terhadap cabang aritmatika, hasil pemikirannya mengenai bidang ini dituangkan dalam karyanya yang berjudul Kitāb 'al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind'. Kitab tersebut dikenal sebagai buku ilmu pengetahuan pertama yang ditulis menggunakan sistem bilangan desimal. Teori yang dibahas dalam buku tersebut merupakan titik awal penyeimbangan ilmu matematika dan sains dan dari buku tersebut juga lah cikal bakal dari algoritma muncul.
Di belahan Eropa, karyanya banyak ditranslasikan ke dalam bahasa Latin sebagai Algorithmi, Algorismi, Alchawarizmi sehingga di literatur barat Al Khawarizmi dikenal sebagai Algorizm. Sebutan inilah yang kemudian digunakan untuk menyebutkan konsep algoritma yang ditemukannya perhitungan logaritma yang sekarang banyak dipergunakan secara luas terutama di bidang komputer atau sains dan engineering yang berasal dari hasil pemikirannya.
Selain itu matematika biner yang digunakan dalam pemrograman juga didasari oleh konsep algoritma Al Khawarizmi. Perkembangan yang semakin maju bagi komputer digital dan pemrogramannya tak terlepas dari pemikiran beliau yang menjadi gerbang kemajuan. Kata algoritma sendiri yang kita kenal sekarang merupakan kata yang diambil dari kata algorismi yang dilatinisasi dari namanya.
Al Khawarizmi diperkirakan wafat pada tahun 850 M dan semasa hidupnya karyanya tidak seputar bidang matematika saja, namun banyak bidang dari ilmu pengetahuan yang ikut terpengaruh dari hasil pemikirannya tersebut. Seperti pada bidang geografi beliau menyempurnakan peta Ptolemeus dalam karya yang berjudul Kitāb ṣūrat al-Arḍ dan menurut Paul Gallez, hal ini sangat bermanfaat untuk menentukan posisi kita dalam kondisi yang buruk.
Karya-karya Al-Khawarizmi
Al Khawarizmi banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dunia, diantaranya sebagai berikut :
1. Menemukan konsep aljabar yang kita kenal sekarang melalui buku Al-Jabr yang berisi mengenai persamaan linear dan kuadrat.
2. Orang yang pertama menjelaskan dan mempopulerkan kembali penggunaan angka nol (0) serta mengenalkan sistem notasi desimal dan tanda pengalian dua.
3. Memperkenalkan tanda negatif pada bilangan.
4. Membuat tabel perhitungan astronomi guna mengukur jarak dan kedalaman bumi. Tabel ini juga menjadi dasar untuk penelitian di bidang astronomi.
5. Model pembuatan peta dunia yang dituliskan dalam buku ṣūrat al-Arḍ yang digunakan para ahli geografi barat dalam menggambar peta.
6. Menemukan konsep alat penunjuk waktu dengan bayang sinar matahari dalam buku sundials.
7. Menemukan konsep dasar algoritma melalui pembahasan aturan-aturan melakukan aritmatika menggunakan bilangan Hindu-Arab dan solusi sistematis.
Serta masih banyak karya-karya lainnya yang mempengaruhi ilmu pengetahuan saat ini. Selain ahli matematika Al Khawarizmi juga seorang ahli geografi, ahli astronomi, ahli astrologi, ahli sejarah bahkan teori mengenai seni musik dan lukis.
Menurut David Berlinski dalam bukunya yang berjudul “The Advent of the Algorithm: The Idea that Rules the World” mengatakan dua gagasan terbentang gemerlap di atas beludru, yang pertama adalah kalkulus, yang kedua, algoritma. Kalkulus adalah gagasan yang memungkinkan sains modern menjadi mungkin. Algoritma adalah gagasan tentang prosedur yang efektif yang memungkinkan dunia modern menjadi mungkin.
***
Lihat Juga: Al Tusi, Ahli Matematika dan Filsafat Pelopor Pendirian Observatorium Astronomi Terbesar di Dunia
Siapa sebenarnya Al-Khawarizmi ini? Dia adalah seorang ilmuwan Persia yang lahir sekitar tahun 780 di Khiva, Uzbekistan dan wafat di Baghdad tahun 850 dan mengabdi sebagai dosen di sekolah kehormatan di Baghdad. Bernama lengkap Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi yang menulis buku “Al Jabr W’Al-Muqabala” (Rules of Restoration and Reduction), dan dialah yang dikenal sebagai bapak Aljabar atau algoritma itu.
Kata algoritma sendiri berasal dari kata nama Abu Ja’far Mohammed Ibnu Musa al-Khawarizmi sendiri. Di negara-negara barat Al Khawarizmi dikenal dengan sebutan Al Goritmi, Al Gorismi, Al Cowarizmi, dan sebutan dengan ejaan yang lainnya. Keluarganya merupakan turunan Persia yang telah menetap di Khawarizm, namun dari beberapa catatan sejarah diketahui bahwa ketika kecil ia pindah bersama keluarganya ke selatan kota Baghdad, sehingga di sanalah Al-Khawarizmi meniti karirnya sebagai seorang matematikawan.
Menurut catatan sejarah, Al-Khawarizmi diperkirakan hidup di masa khalifah Abbasiyah Al-Ma’mun, Al-Mu’tashim dan Al-Watsiq yang dikenal sebagai masa keemasan ilmu pengetahuan di daerah Arab berkat translasi buku dan ilmu pengetahuan ke dalam bahasa Arab. Pada masa itu terdapat Bait Al-Hikmah (Rumah Hikmah) yang menjadi pusat penelitian, penerjemahan buku ke dalam bahasa Arab, dan juga publikasi ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh para cendekiawan muslim tak terkecuali Al Khawarizmi.
Al Khawarizmi bergabung bersama cendekiawan yang lain di Bait Al-Hikmah ketika berusia 20 tahun. Semasa hidupnya ia bekerja di Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Al-Ma’mun. Di sanalah, ia banyak menulis berbagai gagasan dan mempublikasikan buku ilmu pengetahuan baik di bidang matematika, astronomi, sejarah maupun geografi, termasuk mempelajari terjemahan literatur sansekerta dan Yunani.
Karya pertamanya dipublikasikan dalam buku al-Jabar (Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala). Buku tersebut merupakan buku pertama yang menjelaskan solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Berkat karya tersebutlah Al-Kharizmi dijuluki sebagai Bapak Aljabar. Selain itu buku tersebut juga membawa kontribusi dalam kebahasaan. Kata aljabar berasal dari kata al-Jabr yang tercantum di dalam bukunya.
Hasil pemikiran Al-Khawarizmi dalam buku al-Jabar dianggap sebagai revolusi besar dalam bidang matematika. Ia berhasil mengintegrasikan konsep-konsep geometri dari matematika yunani kuno ke dalam konsep matematika yang baru. Pemikirannya menghasilkan sebuah teori gabungan yang memungkinkan bilangan rasional, irasional, dan besaran-besaran geometri diperlakukan sebagai objek-objek aljabar.
Al Khawarizmi juga berkontribusi terhadap cabang aritmatika, hasil pemikirannya mengenai bidang ini dituangkan dalam karyanya yang berjudul Kitāb 'al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind'. Kitab tersebut dikenal sebagai buku ilmu pengetahuan pertama yang ditulis menggunakan sistem bilangan desimal. Teori yang dibahas dalam buku tersebut merupakan titik awal penyeimbangan ilmu matematika dan sains dan dari buku tersebut juga lah cikal bakal dari algoritma muncul.
Di belahan Eropa, karyanya banyak ditranslasikan ke dalam bahasa Latin sebagai Algorithmi, Algorismi, Alchawarizmi sehingga di literatur barat Al Khawarizmi dikenal sebagai Algorizm. Sebutan inilah yang kemudian digunakan untuk menyebutkan konsep algoritma yang ditemukannya perhitungan logaritma yang sekarang banyak dipergunakan secara luas terutama di bidang komputer atau sains dan engineering yang berasal dari hasil pemikirannya.
Selain itu matematika biner yang digunakan dalam pemrograman juga didasari oleh konsep algoritma Al Khawarizmi. Perkembangan yang semakin maju bagi komputer digital dan pemrogramannya tak terlepas dari pemikiran beliau yang menjadi gerbang kemajuan. Kata algoritma sendiri yang kita kenal sekarang merupakan kata yang diambil dari kata algorismi yang dilatinisasi dari namanya.
Al Khawarizmi diperkirakan wafat pada tahun 850 M dan semasa hidupnya karyanya tidak seputar bidang matematika saja, namun banyak bidang dari ilmu pengetahuan yang ikut terpengaruh dari hasil pemikirannya tersebut. Seperti pada bidang geografi beliau menyempurnakan peta Ptolemeus dalam karya yang berjudul Kitāb ṣūrat al-Arḍ dan menurut Paul Gallez, hal ini sangat bermanfaat untuk menentukan posisi kita dalam kondisi yang buruk.
Karya-karya Al-Khawarizmi
Al Khawarizmi banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dunia, diantaranya sebagai berikut :
1. Menemukan konsep aljabar yang kita kenal sekarang melalui buku Al-Jabr yang berisi mengenai persamaan linear dan kuadrat.
2. Orang yang pertama menjelaskan dan mempopulerkan kembali penggunaan angka nol (0) serta mengenalkan sistem notasi desimal dan tanda pengalian dua.
3. Memperkenalkan tanda negatif pada bilangan.
4. Membuat tabel perhitungan astronomi guna mengukur jarak dan kedalaman bumi. Tabel ini juga menjadi dasar untuk penelitian di bidang astronomi.
5. Model pembuatan peta dunia yang dituliskan dalam buku ṣūrat al-Arḍ yang digunakan para ahli geografi barat dalam menggambar peta.
6. Menemukan konsep alat penunjuk waktu dengan bayang sinar matahari dalam buku sundials.
7. Menemukan konsep dasar algoritma melalui pembahasan aturan-aturan melakukan aritmatika menggunakan bilangan Hindu-Arab dan solusi sistematis.
Serta masih banyak karya-karya lainnya yang mempengaruhi ilmu pengetahuan saat ini. Selain ahli matematika Al Khawarizmi juga seorang ahli geografi, ahli astronomi, ahli astrologi, ahli sejarah bahkan teori mengenai seni musik dan lukis.
Menurut David Berlinski dalam bukunya yang berjudul “The Advent of the Algorithm: The Idea that Rules the World” mengatakan dua gagasan terbentang gemerlap di atas beludru, yang pertama adalah kalkulus, yang kedua, algoritma. Kalkulus adalah gagasan yang memungkinkan sains modern menjadi mungkin. Algoritma adalah gagasan tentang prosedur yang efektif yang memungkinkan dunia modern menjadi mungkin.
***
Lihat Juga: Al Tusi, Ahli Matematika dan Filsafat Pelopor Pendirian Observatorium Astronomi Terbesar di Dunia
(wid)