Kisah Nabi Nuh dan Perempuan yang Ditinggal Mati Putranya

Minggu, 28 November 2021 - 22:19 WIB
loading...
Kisah Nabi Nuh dan Perempuan yang Ditinggal Mati Putranya
Ilustrasi Nabi Nuh ketika mengajak kaumnya menaiki bahtera yang disiapkannya. Foto/dok islamparipurna
A A A
Nabiyullah Nuh 'alaihissalam adalah salah satu Rasul yang dikaruniai umur panjang. Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu mengatakan usia beliau 1050 tahun dan berdakwah selama 950 tahun.

Riwayat lain menyebut Nabi Nuh hidup selama 950 tahun dan berdakwah 900 tahun kepada tiga generasi kaumnya. Beliau digelari dengan sebutan Abdussyakur yang artinya Hamba (Allah) yang banyak bersyukur.

Ada satu kisah menarik yang dapat kita ambil pelajaran. Kiyai Ahmad Shomad Supriyadi menceritakan kisah Nabi Nuh dan seorang perempuan yang meratapi kematian anaknya yang berusia 300 tahun.

Suatu hari, Nabi Nuh melihat seorang perempuan menangis. Lalu beliau bertanya: "Mengapa engkau menangis?"

Perempuan itu berkata: "Saya menangisi kematian anak saya padahal dia masih muda dan dalam keemasan masa mudanya".

Nabi Nuh bertanya padanya: "Berapa usia putra Anda?".

Dia berkata: "Hanya 300 tahun".

Nabi Nuh berkata padanya dengan maksud untuk menghilangkan kesedihannya: "Apa yang akan kamu lakukan jika seandainya kamu hidup di masa umat yang usianya tidak melebihi 60 tahun?"

Perempuan itu berkata: "Adakah seseorang yang hidup hanya selama 60 tahun?".

Nabi Nuh menjawab: "Ya".

Perempuan itu berkata: "Apakah ada orang yang bermaksiat (tidak menaati Tuhan) dalam waktu yang singkat itu?"

Nabi Nuh menjawab: "Kebanyakan dari mereka bermaksiat (tidak taat kepada Tuhan)".

Perempuan itu berkata: "Apakah mereka berbondong-bondong untuk mencintai dunia yang sesaat yang hanya beberapa hari itu?"

Nabi Nuh menjawab: "Ya, satu-satunya perhatian mereka adalah cinta dunia dan sedikit yang memikirkan akhirat".

Perempuan itu berkata: "Apakah mereka berdebat/bertengkar di antara mereka sendiri tentang hal-hal yang sesederhana itu ?"

Nabi Nuh menjawab: "Sebaliknya, mereka justru memperebutkan hal-hal yang paling tidak penting itu".

Perempuan itu berkata: "Apakah mereka akan membangun gubuk untuk mereka sedangkan hidup mereka hanya dalam waktu yang singkat?"

Nabi Nuh menjawab: "Sebaliknya, mereka membangun istana untuk ratusan tahun, kemudian mereka mati dan meninggalkannya".

Perempuan itu berkata: "Jika saya harus menggantikan umat itu, saya akan menghabiskan hidup saya di bawah naungan pohon dan membangun rumah saya di ambang kuburan, dan saya akan tinggal sepanjang hidup saya bersujud kepada Tuhan yang Maha Kuasa".

Masya Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali pertolongan Allah. Demikian percakapan Nabi Nuh dan perempuan yang ditinggal mati putranya. Kisah ini memberi kita nasihat betapa usia yang singkat hendaknya dimanfaatkan untuk beribadah kepada Allah.

Apalagi dalam Hadis, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "'Usia umatku (umumnya berkisar) antara 60 sampai 70 tahun. Jarang sekali di antara mereka melewati (angka) itu." (HR At-Tirmidzi)

Mudah-mudahan Allah mencurahkan taufik-Nya agar kita bisa memanfaatkan usia yang sedikit ini untuk beribadah kepada Allah.

Baca Juga: Kisah Nabi Nuh dan Banjir Besar Pertama di Muka Bumi
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1376 seconds (0.1#10.140)