Inilah Mengapa Yunus Dibilang sebagai Nabi yang Marah

Rabu, 09 Maret 2022 - 16:57 WIB
loading...
Inilah Mengapa Yunus Dibilang sebagai Nabi yang Marah
Nabi Yunus AS digambarkan sebagai nabi yang pemarah. Beliau akhirnya dihukum Allah dalam perut ikan (Foto/Ilustrasi: Ist)
A A A
Nabi Yunus as diriwayatkan sebagai nabi yang marah. Menurut ath-Thabari, ada dua pendapat mengenai kapan Yunus marah kepada Allah. Pertama, sebelum Yunus berdakwah kepada umatnya. Kedua, setelah Yunus berdakwah kepada umatnya.



Ath-Thabari dalam bukunya Tarikh al-Rusul wa al-Muluk menyebut peristiwa diutusnya Nabi Yunus kepada kaumnya terjadi pada masa Persia kuno, yaitu ketika Dinasti Partia berkuasa. At-Thabari menyebut dinasti ini berkuasa selama 266 tahun, namun dalam kajian sejarah modern, dinasti ini disebutkan berkuasa lebih lama, yaitu sekitar 247 SM-224 M.

Pada periode para pangeran di daerah (muluk al-tawa’if) terdapatlah kisah tentang Yunus, putra Amittai. Dia dikatakan berasal dari sebuah kota di wilayah Mosul, yang disebut Niniwe (sekarang di Irak).

Umatnya menyembah berhala, maka Allah mengutus Yunus kepada mereka dengan sebuah ketetapan yang melarang penyembahan ini dan perintah untuk bertobat, untuk kembali kepada Allah dari kekafiran mereka, dan untuk beriman hanya kepada satu Tuhan.

Apa yang terjadi kepadanya dan kepada siapa dia diutus diceritakan dalam Al-Qur'an:

Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” ( QS Yunus [10]: 98)

Allah Taala juga berfirman:

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka dia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: ‘Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.’.” ( QS al-Anbiya [21]: 87)

Para ulama terdahulu, berbeda pendapat tentang bagaimana Yunus telah menentang Allah, berpikir bahwa Allah tidak akan memiliki kuasa atasnya, dan mengenai waktu kejadiannya.

Beberapa (ulama itu) bersikukuh bahwa rujukan itu (ayat Al-Qur'an di atas yang menceritakan Yunus pergi dalam keadaan marah) adalah pada waktu sebelum dia menyeru kepada umat di mana dia diutus, dan sebelum dia menyampaikan kepada mereka pesan dari Allah.



Intinya adalah (menurut pendapat pertama) bahwa Sang Nabi (yaitu Yunus) diperintahkan untuk melaksanakan (dakwahnya) kepada umat di mana dia diutus pada saat azab ilahi telah dipersiapkan untuk mereka, untuk menyampaikan kepada mereka bagaimana Tuhan telah menunda hukuman kepada mereka agar mereka dapat bertobat dari praktik buruk mereka yang penuh kebencian kepada Tuhan.

Sang Nabi meminta untuk dibebaskan dari misi ini tetapi Allah tidak mengabulkan sebuah jeda (untuk berdakwah), maka Sang Nabi menjadi marah kepada Allah karena mendesak dia untuk melaksanakan perintah-Nya, dan karena menolak permintaan jeda.

Mereka yang memegang pandangan ini (yaitu pendapat pertama):

Menurut al-Harits dari al-Hasan al-Ashyab dari Abu Hilal Muhammad bin Sulaim dari Shahr bin Hawshab:

Yunus dikunjungi oleh malaikat Jibril yang berkata kepadanya, “Pergilah ke orang-orang Niniwe dan peringatkan mereka bahwa hukuman sudah dekat.”

Yunus kemudian berkata, “Aku akan mencari seekor hewan tunggangan.”

Jibril membalas, “Perintah ini terlalu mendesak.”

Sekarang Yunus berkata, “Aku akan mencari alas kaki.”

Jibril kembali membalas, “Perintah ini terlalu mendesak.”

Dengan marah Yunus melanjutkan ke perahu dan menaikinya, tetapi perahu itu terhenti, tidak bergerak maju atau pun mundur. Kemudian mereka menarik undian, dan undian jatuh ke Yunus. Ikan Paus (al-hut) datang dengan menggoyangkan ekornya.

Telah disampaikan secara ilahiah, “Paus, wahai Paus! Kami tidak akan menjadikan Yunus sebagai makananmu! Sebaliknya, Kami menjadikanmu sebagai tempat peristirahatan untuknya, tempat perlindungan.”

Paus itu menelan Yunus, dan melanjutkan perjalanan dari tempat itu ke Ubullah. Dari sana ia melanjutkan perjalanan ke Tigris, sampai memuntahkan Yunus di Niniwe.

Demikianlah riwayat yang mendukung pendapat pertama, bahwa Nabi Yunus marah sebelum dia menyampaikan dakwah kepada umatnya.



Marah Setelah Jadi Nabi
Pendapat kedua, yang menyatakan bahwa Yunus marah setelah dia berdakwah kepada umatnya. Jumhur ulama mendukung pendapat ini, bahwa Nabi Yunus pergi dalam keadaan marah setelah dia berdakwah kepada umatnya, meskipun ada perbedaan tafsir mengenai marahnya ini ditujukan kepada siapa.

Menurut ath-Thabari, para sahabat yang mendukung pendapat ini adalah Ibnu Abbas dan Abu Hurairah, sebagaimana riwayat dari mereka yang akan disampaikan kemudian. Sementara itu, ulama abad pertengahan yang mendukung pendapat ini adalah Ibnu Katsir. Pada masa kekinian, ulama yang mendukung pendapat ini di antaranya adalah Quraish Shihab.

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa misi (dakwah) Yunus terjadi setelah ikan paus mengeluarkannya. Yang lain mengatakan bahwa itu terjadi setelah dia menyeru kepada mereka di mana dia diutus untuk mengikuti instruksi illahi, dan setelah dia menyampaikan kepada mereka pesan Tuhan.

Dia memperingatkan mereka bahwa hukuman ilahi akan dimulai pada waktu yang ditentukan (jika mereka tidak bertobat); tetapi dia (Yunus) pergi karena mereka tidak bertobat, mereka juga bahkan (sama sekali) tidak mempertimbangkan untuk menaati Allah dan beriman kepada-Nya.

Namun ketika hukuman ilahi membayangi orang-orang itu, ia menyelimuti mereka seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an. Kemudian mereka bertaubat, dan berpaling kepada Allah; dan Allah mencabut hukuman itu.

Yunus mendengar tentang pembebasan mereka, dan pencabutan hukuman yang telah dia peringatkan kepada mereka. Marah karenanya, dia berkata, “Aku memperingatkan mereka tetapi peringataanku ditolak.”

Dia pergi, dengan marah kepada Allah, dan menolak untuk kembali kepada mereka, karena mereka telah mencela dia sebagai pendusta.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1209 seconds (0.1#10.140)