Nabi Yusuf Tak Kunjung Keluar dari Penjara, Ternyata Ini Penyebabnya
loading...
A
A
A
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
Yayasan Pustaka Afaf,
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir
Ada cerita menarik dibalik hukuman penjara yang dialami Nabi Yusuf 'alaihissalam. Setelah berhasil mentakwil mimpi dua orang napi, Nabi Yusuf tak kunjung dibebaskan.
Beliau justru mendekam di penjara beberapa tahun lamanya. Allah menceritakan penyebab Nabi Yusuf tidak keluar dari penjara. Berikut firman-Nya dalam Al-Qur'an Surat Yusuf Ayat 42:
"Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua: Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu." Maka setan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya." (QS Yusuf ayat 42)
Pesan dan Hikmah
1. Lewat mimpi kedua napi itu Yusuf tahu siapa yang jujur, benar dan akan selamat. Kepadanya Yusuf sempat menitip pesan agar mengingatkan kondisinya yang sama-sama tidak salah kepada rajanya nanti.
2. Sebuah pesan yang terkesan wajar sebagai manusia biasa, namun hal ini tidak diperkenankan bagi Nabi dan Rasul yang harusnya selalu berharap pertolongan kepada Allah. Dengan hal ini akhirnya Malaikat Jibril mengingatkan Yusuf, "Siapakah yang mengeluarkanmu dari sumur?" Beliau menjawab, "Allah". Jibril berkata lagi "Siapa yang menyelamatkamu dari zina?" Yusuf menjawab, "Allah." Jibril berkata lagi: "Siapa yang memalingkanmu dari tipu daya para wanita?" Yusuf menjawab: "Allah," Jibril berkata: "Kenapa kamu meninggalkan Tuhan-Mu dengan meminta tolong kepada makhluk-Nya." Yusuf pun berkata: "Ya Allah, sebuah kalimat yang membuatku terpeleset dalam khilaf, Ya Allah, Tuhan Ibrahim dan keluarganya, dan Tuhan orang tuaku Yakub, rahmatilah aku” maka Jibril berkata: 'Hukumanmu atas hal tersebut adalah engkau akan tetap berada dipenjara untuk beberapa tahun." (Tafsir Al-Qurthubi)
3. Pesan Rasulullah "Jika kamu ingin minta tolong maka minta tolonglah kepada Allah." Hati Yusuf bukan berarti kosong dari berharap dan meminta tolong kepada Allah. Namun ucapannya yang seakan mengharapkan pertolongan kepada orang lain inilah yang berpotensi disalahpahami.
Sama halnya Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk berobat di saat sakit, namun hati kita tetap harus berharap kesembuahan dari Allah dan menyakini Allah-lah yang akan menyembuhkan, seperti yang dikatakan Nabi Ibrahim: "Jika aku sakit maka Dialah yang akan menyembuhkanku."
Namun usaha kongkret fisik untuk mencari dan mengonsumsi obat atau mendatangi dokter dan rumah sakit juga perlu dilakukan, dan hati kita jangan menyakini bahwa obat dan dokter itulah yang menyembuhkan, agar kita tidak jatuh dalam kesyirikan.
4. Jika Yusuf tidak memberikan pesan kepada napi yang selamat, maka skenario Allah untuk menyelamatkan Yusuf pasti tetap ada dan terbukti. Begitupun kita harus sabar menjalani takdir dan keputusan Allah, karena skenario penyelamatan Allah akan tiba pada waktunya sesuai dengan kehendak-Nya bukan kehendak atau keinginan kita.
5. Perhatikan, jika hati dan sikap kita mengandalkan manusia atau makhluk, maka Allah akan menunda harapannya demi memperlihatkan kelemahan makhluk dan sebagai hukuman ketidak sabarannya. Terbukti napi yang dititipkan pesan oleh Yusuf justru lupa dengan pesannya. Dia dilupakan oleh setan. Hal ini menunjukkan bahwa lupa itu penyakit yang disebabkan oleh setan seperti kisah lupannya pelayan Nabi Musa saat menemani beliau untuk mencari Nabi Khidir.
Pentingnya memohon perlindungan kepada Allah dan bergantung hanya kepada-Nya. Perbanyaklah dzikir mengingat Allah, agar kita diingat oleh Allah.
Allahu A'lam
Yayasan Pustaka Afaf,
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir
Ada cerita menarik dibalik hukuman penjara yang dialami Nabi Yusuf 'alaihissalam. Setelah berhasil mentakwil mimpi dua orang napi, Nabi Yusuf tak kunjung dibebaskan.
Beliau justru mendekam di penjara beberapa tahun lamanya. Allah menceritakan penyebab Nabi Yusuf tidak keluar dari penjara. Berikut firman-Nya dalam Al-Qur'an Surat Yusuf Ayat 42:
وَقَالَ لِلَّذِيْ ظَنَّ اَنَّهٗ نَاجٍ مِّنْهُمَا اذْكُرْنِيْ عِنْدَ رَبِّكَۖ فَاَنْسٰىهُ الشَّيْطٰنُ ذِكْرَ رَبِّهٖ فَلَبِثَ فِى السِّجْنِ بِضْعَ سِنِيْنَ
"Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua: Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu." Maka setan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya." (QS Yusuf ayat 42)
Pesan dan Hikmah
1. Lewat mimpi kedua napi itu Yusuf tahu siapa yang jujur, benar dan akan selamat. Kepadanya Yusuf sempat menitip pesan agar mengingatkan kondisinya yang sama-sama tidak salah kepada rajanya nanti.
2. Sebuah pesan yang terkesan wajar sebagai manusia biasa, namun hal ini tidak diperkenankan bagi Nabi dan Rasul yang harusnya selalu berharap pertolongan kepada Allah. Dengan hal ini akhirnya Malaikat Jibril mengingatkan Yusuf, "Siapakah yang mengeluarkanmu dari sumur?" Beliau menjawab, "Allah". Jibril berkata lagi "Siapa yang menyelamatkamu dari zina?" Yusuf menjawab, "Allah." Jibril berkata lagi: "Siapa yang memalingkanmu dari tipu daya para wanita?" Yusuf menjawab: "Allah," Jibril berkata: "Kenapa kamu meninggalkan Tuhan-Mu dengan meminta tolong kepada makhluk-Nya." Yusuf pun berkata: "Ya Allah, sebuah kalimat yang membuatku terpeleset dalam khilaf, Ya Allah, Tuhan Ibrahim dan keluarganya, dan Tuhan orang tuaku Yakub, rahmatilah aku” maka Jibril berkata: 'Hukumanmu atas hal tersebut adalah engkau akan tetap berada dipenjara untuk beberapa tahun." (Tafsir Al-Qurthubi)
3. Pesan Rasulullah "Jika kamu ingin minta tolong maka minta tolonglah kepada Allah." Hati Yusuf bukan berarti kosong dari berharap dan meminta tolong kepada Allah. Namun ucapannya yang seakan mengharapkan pertolongan kepada orang lain inilah yang berpotensi disalahpahami.
Sama halnya Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk berobat di saat sakit, namun hati kita tetap harus berharap kesembuahan dari Allah dan menyakini Allah-lah yang akan menyembuhkan, seperti yang dikatakan Nabi Ibrahim: "Jika aku sakit maka Dialah yang akan menyembuhkanku."
Namun usaha kongkret fisik untuk mencari dan mengonsumsi obat atau mendatangi dokter dan rumah sakit juga perlu dilakukan, dan hati kita jangan menyakini bahwa obat dan dokter itulah yang menyembuhkan, agar kita tidak jatuh dalam kesyirikan.
4. Jika Yusuf tidak memberikan pesan kepada napi yang selamat, maka skenario Allah untuk menyelamatkan Yusuf pasti tetap ada dan terbukti. Begitupun kita harus sabar menjalani takdir dan keputusan Allah, karena skenario penyelamatan Allah akan tiba pada waktunya sesuai dengan kehendak-Nya bukan kehendak atau keinginan kita.
5. Perhatikan, jika hati dan sikap kita mengandalkan manusia atau makhluk, maka Allah akan menunda harapannya demi memperlihatkan kelemahan makhluk dan sebagai hukuman ketidak sabarannya. Terbukti napi yang dititipkan pesan oleh Yusuf justru lupa dengan pesannya. Dia dilupakan oleh setan. Hal ini menunjukkan bahwa lupa itu penyakit yang disebabkan oleh setan seperti kisah lupannya pelayan Nabi Musa saat menemani beliau untuk mencari Nabi Khidir.
Pentingnya memohon perlindungan kepada Allah dan bergantung hanya kepada-Nya. Perbanyaklah dzikir mengingat Allah, agar kita diingat oleh Allah.
Allahu A'lam
(rhs)