Sejarah Harta Karun, Berikut Kisahnya Diabadikan dalam Al-Qur'an

Rabu, 01 Juni 2022 - 23:06 WIB
loading...
Sejarah Harta Karun, Berikut Kisahnya Diabadikan dalam Al-Quran
Sejarah dan asal usul harta karun berawal dari kisah seorang saudagar kaya yang zalim pada zaman Nabi Musa alaihissalam bernama Qarun. Foto ilustrasi/Ist
A A A
Penemuan harta karun memang selalu menjadi fenomena dan menarik perhatian banyak orang. Bagaimana sebenarnya sejarah penamaan harta karun ini, berikut kisahnya diceritakan dalam Al-Qur'an.

Untuk diketahui, harta karun sering diartikan sebagai harta berharga dan bernilai tinggi yang biasanya ditemukan di tempat-tempat tersembunyi. Menurut asal-usulnya, harta karun berawal dari kisah seorang saudagar kaya raya pada zaman Nabi Musa 'alaihissalam, bernama Qaarun (قَارُوۡنَ).

Dari sinilah asal muasal penyebutan harta karun yang kini populer di Tanah Air. Kisah Qarun ini ditemukan dalam Al-Qur'an Surat Al-Qashash [28] ayat 67-83. Allah berfirman:

اِنَّ قَارُوۡنَ كَانَ مِنۡ قَوۡمِ مُوۡسٰى فَبَغٰى عَلَيۡهِمۡ‌ۖ وَاٰتَيۡنٰهُ مِنَ الۡكُنُوۡزِ مَاۤ اِنَّ مَفَاتِحَهٗ لَـتَـنُوۡٓاُ بِالۡعُصۡبَةِ اُولِى الۡقُوَّةِ اِذۡ قَالَ لَهٗ قَوۡمُهٗ لَا تَفۡرَحۡ‌ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الۡفَرِحِيۡنَ

Artinya: "Sesungguhnya Karun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku zhalim terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, "Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri." (QS Al-Qashash Ayat 76)

Dilansir dari tafsiralquran, pada zaman Nabi Musa, ada seorang saudagar kaya bernama Qarun. Menurut beberapa riwayat ia adalah salah satu kerabat Nabi Musa. Tak hanya memiliki banyak harta, Qarun juga termasuk orang berilmu.

Bahkan dikatakan bahwa dirinya adalah sorang ahli Kitab Taurat selain Nabi Musa dan Harun. Namun kisah Qarun berakhir tragis, ia beserta seluruh hartanya ditenggelamkan oleh Allah akibat kesombongannya.

Kesombongan Qarun yang Kelewat Batas
Semasa hidup, Qarun dikenal sebagai sosok multi-talenta. Ia dijuluki dengan sebutan "Munawir" karena kemerduan suaranya dalam membaca Kitab Taurat. Selain itu, dia juga pintar dalam berbisnis dan mengetahui berbagai trik untuk memperlancar usahanya. Qarun menjadi seorang saudagar sukses dan orang paling kaya pada zaman Nabi Musa.

Jauh sebelum kekayaan Qarun melimpah ruah, sebenarnya ia hanyalah seorang lelaki miskin yang tidak mampu menafkahi keluarganya. Bosan dengan keadaan tersebut, lalu Qarun meminta Nabi Musa untuk mendoakannya agar Allah memberikan harta benda yang banyak.

Nabi Musa menyetujuinya tanpa ragu karena dia tahu bahwa Qarun adalah seorang yang sangat saleh dan pengikut ajaran Ibrahim yang sangat baik. Allah pun mengabulkan doa Nabi Musa. Akhirnya, Qarun kemudian memiliki ribuan gudang harta yang penuh berisikan emas dan perak.

Qarun memiliki 4.000 pengawal dan 4.000 binatang ternak yang sehat, plus 60 ekor unta. Belum lagi pelayan yang membawa kunci-kunci gudang kekayaannya.

Awalnya, Qarun meminta doa kepada Nabi Musa agar menjadi kaya dengan tujuan untuk lebih taat beribadah dan membantu sesama. Namun lambat laun, ia melupakan tujuan tersebut dan malah ingkar terhadap segala nikmat yang telah Allah berikan. Menurutnya, semua harta adalah buah dari kerja kerasnya, bukan anugerah Allah.

Firman Allah: "Dia (Qarun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku." Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka." (QS Al-Qashash: 78)

Kedurhakaan Qarun kian menjadi-jadi manakala ia menghamburkan hartanya untuk kepentingan duniawi semata. Ia banyak mempergunakan hartanya dalam kesesatan, kezaliman, dan permusuhan, sehingga membuatnya menjadi orang yang sombong, mabuk dan terlena dengan itu semua. Ia juga mendurhakai Allah dan memilih untuk menyembah Sobek, dewa berkepala buaya serta dewa-dewa lainnya.

Tak hanya durhaka pada Allah, dia pun kemudian mengkhianati Nabi Musa. Al-Qur'an menyejajarkan pengkhianatan Qarun dengan Fira'un, Ramses II, atas penolakkannya terhadap ajaran tauhid yang dibawa Nabi Musa.

Qarun Menolak Zakat
Suatu hari, Nabi Musa diperintahkan oleh Allah untuk menunaikan Zakat. Nabi Musa lalu mengutus salah seorang pengikutnya untuk mengambil zakat dari Qarun. Begitu sampai, Qarun langsung marah dan tidak mau memberikan sedikit pun dari kekayaannya.

Karena menurut Qarun, kekayaannya itu adalah hasil kerja keras dan usaha sendiri, tidak ada kaitan dengan siapa pun, tidak ada kaitan dengan Allah, atau dewa mana pun. (Qashash al-Anbiya: 602)

Qarun sangat tidak suka dinasihati dan diminta untuk berzakat oleh Nabi Musa. Karena itu, ia berusaha merusak dan menghancurkan citra Nabi Musa. Suatu ketika, ia pernah menyewa seorang perempuan untuk menuduh Nabi Musa telah melakukan hal yang tidak senonoh.

Mendengar itu, Nabi Musa sangat sedih dan terpukul, beliau lalu shalat dua rakaat dan meluruskan segala tuduhan termasuk mengingatkan si perempuan. Kedurhakaan Qarun mencapai puncaknya ketika ia merasa lebih baik dan lebih terhormat dari seluruh manusia, termasuk Nabi Musa.

Ia mengatakan bahwa dirinya tidak membutuhkan nasihat kebenaran dari siapapun. Bahkan, ia tidak merasa butuh dengan apa pun, termasuk ampunan dan ancaman Allah. Baginya, seluruh harta miliknya sudah cukup untuk melakukan segala hal. (Qashash al-Anbiya: 605).
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1428 seconds (0.1#10.140)