Kenapa Allah Sangat Membenci Pasar? Hati-hati, Muslimah yang Hobi Belanja
loading...
A
A
A
Shopping atau belanja pasti kegiatan yang sangat disukai semua kalangan. Mulai dari anak-anak, hingga orang lanjut usia, baik laki-laki maupun wanita pasti mengenal aktivitas yang satu ini. Bahkan mungkin ada sebagian orang yang tergila-gila melakukannya, sampai rela menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di mal, supermarket, swalayan atau bahkan pasar.
Namun demikian, yang paling identik dengan kegiatan belanja ini biasanya adalah kaum wanita. Karena belanja memang merupakan kebutuhan yang mengharuskan wanita untuk keluar dari rumahnya. Tetapi, ada hal yang sangat diperhatikan oleh syariat yakni bahwa hendaknya kaum wanita tidak berlama-lama menghabiskan waktunya untuk aktivitas shopping di mal atau pasar tersebut. Kenapa demikian?
Islam sebenarnya tidak melarang wanita untuk keluar dari rumahnya karena ada keperluan yang mendesak. Begitu pula, keluar untuk berbelanja, baik ke pasar maupun ke pusat- pusat perbelanjaan lainnya merupakan suatu hal yang terkadang sulit untuk dihindari.
Adapun tentang keluarnya seorang wanita ke pasar atau pusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya maka hal ini diperbolehkan selama dia mampu menjaga diri dan kehormatan-nya dan tidak terdapat bahaya selama di perjalanan dan di pasar. Akan tetapi apabila dirinya merasakan bahwa perjalanan menuju pasar atau pun keadaan di pasarnya kurang aman baginya maka hendaklah dia ditemani oleh salah seorang mahramnya atau teman wanitanya.
Dari Ummu Salamah radhiyallahu'anha diriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : "Kalau bisa janganlah sekali-kali kamu menjadi orang yang pertama kali masuk pasar dan jangan pula menjadi orang yang terakhir kali keluar darinya. Sebab, pasar adalah tempat berkeliarannya setan dan di dalamnya setan mengibarkan benderanya'. (HR Muslim)
Kenapa setan banyak berkeliaran di pasar? Kita dapat menyaksikan segala kejelekan di pasar dengan penglihatan dan pendengaran kita. Begitu kita masuk pasar, maka ucapan-ucapan kasar bahkan umpatan penjual yang dagangannya tidak jadi dibeli akan mampir di telinga kita. Sepanjang perjalanan bisa saja kita melihat ada saja orang yang menipu demi mendapatkan keuntungan.
“Wajar saja, itu kan di pasar,” mungkin ini pernyataan sebagian orang. Tapi, siapa bilang di mal, di supermarket atau toko kecil sekalipun setan tidak akan mengambil peran? Ketika berjalan-jalan di mall mewah atau supermarket, tak jarang kita melihat wanita-wanita muda berdandan cantik dan dengan percaya dirinya berlenggang mengenakan busana yang serba 'irit'.
Pemandangan ini saja sudah cukup mengganggu kita sebagai muslimah, apalagi bagi laki-laki! Mungkin ada yang berdalih, “Ah, itu kan tergantung orangnya!” Namun yang jelas, hati laki-laki mana yang tidak akan tergoda?? Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
"Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59)
Selain itu juga, karena pasar didalamnya banyak orang yang lalai dari berzikir kepada Allah dan berbuat maksiat kepada-Nya. Mungkin saja karena keasyikan berbelanja atau shopping akhirnya lupa berzikir. Islam adalah agama yang penuh hikmah serta kesempurnaan, sehingga Rasulullah pun telah mengajarkan kepada kita berbagai etika dalam kehidupan, bahkan adab ketika di pasar. Ketika seorang muslim masuk pasar, hendaknya senantiasa berzikir kepada Allah.
Sebagai seorang muslimah, tentunya keseharian kita tidak boleh lepas dari doa. Bahkan Allah telah memerintahkan kita untuk berdoa dan menyebut orang yang enggan berdoa sebagai orang yang sombong sebagaimana firman Allah di surah Al-Mu’min: 60. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
“Doa itu bermanfaat terhadap apa yang menimpa atau yang belum menimpa. Oleh karena itu wahai sekalian hamba Allah, hendaklah kalian berdoa.” (HR. At-Tirmidzi).
Nah, ketika kita hendak berbelanja ada banyak pahala yang dapat kita raup melalui doa dalam sekali perjalanan saja. Dimulai dengan doa keluar rumah, doa naik kendaraan hingga doa masuk pasar.
Adapun do’a masuk pasar yaitu:
Laa Ilaaha Illallaahu wahdahu laa syariikalahu, Lahul lulku walahul hamdu, yuhyii, wa yumiitu, wa huwa hayyun laa yamuutu, biyadihil khairu, wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir “
artinya: "Tiada ilah yang berhak diibadahi secara benar melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dialah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Dan, Dia Maha Hidup Kekal, tidak pernah mati. Di tangan-Nyalah segala kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang masuk pasar, lalu mengucapkan do’a (tersebut), maka Allah akan mencatat satu juta kebaikan baginya dan akan menghapus satu juta keburukan baginya, dan akan mengangkat derajatnya satu juta tingkatan.” (HR. Tirmidzi, Hakim dan Ibnu Majah)
Namun demikian, yang paling identik dengan kegiatan belanja ini biasanya adalah kaum wanita. Karena belanja memang merupakan kebutuhan yang mengharuskan wanita untuk keluar dari rumahnya. Tetapi, ada hal yang sangat diperhatikan oleh syariat yakni bahwa hendaknya kaum wanita tidak berlama-lama menghabiskan waktunya untuk aktivitas shopping di mal atau pasar tersebut. Kenapa demikian?
Islam sebenarnya tidak melarang wanita untuk keluar dari rumahnya karena ada keperluan yang mendesak. Begitu pula, keluar untuk berbelanja, baik ke pasar maupun ke pusat- pusat perbelanjaan lainnya merupakan suatu hal yang terkadang sulit untuk dihindari.
Adapun tentang keluarnya seorang wanita ke pasar atau pusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya maka hal ini diperbolehkan selama dia mampu menjaga diri dan kehormatan-nya dan tidak terdapat bahaya selama di perjalanan dan di pasar. Akan tetapi apabila dirinya merasakan bahwa perjalanan menuju pasar atau pun keadaan di pasarnya kurang aman baginya maka hendaklah dia ditemani oleh salah seorang mahramnya atau teman wanitanya.
Dari Ummu Salamah radhiyallahu'anha diriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : "Kalau bisa janganlah sekali-kali kamu menjadi orang yang pertama kali masuk pasar dan jangan pula menjadi orang yang terakhir kali keluar darinya. Sebab, pasar adalah tempat berkeliarannya setan dan di dalamnya setan mengibarkan benderanya'. (HR Muslim)
Kenapa setan banyak berkeliaran di pasar? Kita dapat menyaksikan segala kejelekan di pasar dengan penglihatan dan pendengaran kita. Begitu kita masuk pasar, maka ucapan-ucapan kasar bahkan umpatan penjual yang dagangannya tidak jadi dibeli akan mampir di telinga kita. Sepanjang perjalanan bisa saja kita melihat ada saja orang yang menipu demi mendapatkan keuntungan.
“Wajar saja, itu kan di pasar,” mungkin ini pernyataan sebagian orang. Tapi, siapa bilang di mal, di supermarket atau toko kecil sekalipun setan tidak akan mengambil peran? Ketika berjalan-jalan di mall mewah atau supermarket, tak jarang kita melihat wanita-wanita muda berdandan cantik dan dengan percaya dirinya berlenggang mengenakan busana yang serba 'irit'.
Pemandangan ini saja sudah cukup mengganggu kita sebagai muslimah, apalagi bagi laki-laki! Mungkin ada yang berdalih, “Ah, itu kan tergantung orangnya!” Namun yang jelas, hati laki-laki mana yang tidak akan tergoda?? Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
. "Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59)
Selain itu juga, karena pasar didalamnya banyak orang yang lalai dari berzikir kepada Allah dan berbuat maksiat kepada-Nya. Mungkin saja karena keasyikan berbelanja atau shopping akhirnya lupa berzikir. Islam adalah agama yang penuh hikmah serta kesempurnaan, sehingga Rasulullah pun telah mengajarkan kepada kita berbagai etika dalam kehidupan, bahkan adab ketika di pasar. Ketika seorang muslim masuk pasar, hendaknya senantiasa berzikir kepada Allah.
Sebagai seorang muslimah, tentunya keseharian kita tidak boleh lepas dari doa. Bahkan Allah telah memerintahkan kita untuk berdoa dan menyebut orang yang enggan berdoa sebagai orang yang sombong sebagaimana firman Allah di surah Al-Mu’min: 60. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,
“Doa itu bermanfaat terhadap apa yang menimpa atau yang belum menimpa. Oleh karena itu wahai sekalian hamba Allah, hendaklah kalian berdoa.” (HR. At-Tirmidzi).
Nah, ketika kita hendak berbelanja ada banyak pahala yang dapat kita raup melalui doa dalam sekali perjalanan saja. Dimulai dengan doa keluar rumah, doa naik kendaraan hingga doa masuk pasar.
Adapun do’a masuk pasar yaitu:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَ يَمُوْتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Laa Ilaaha Illallaahu wahdahu laa syariikalahu, Lahul lulku walahul hamdu, yuhyii, wa yumiitu, wa huwa hayyun laa yamuutu, biyadihil khairu, wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir “
artinya: "Tiada ilah yang berhak diibadahi secara benar melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dialah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Dan, Dia Maha Hidup Kekal, tidak pernah mati. Di tangan-Nyalah segala kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang masuk pasar, lalu mengucapkan do’a (tersebut), maka Allah akan mencatat satu juta kebaikan baginya dan akan menghapus satu juta keburukan baginya, dan akan mengangkat derajatnya satu juta tingkatan.” (HR. Tirmidzi, Hakim dan Ibnu Majah)