Surat Yusuf Ayat 72: Pembantu Nabi Yusuf Tawarkan Hadiah kepada Saudara Beliau
loading...
A
A
A
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir,
Yayasan Pustaka Afaf
Ayat ini masih mengisahkan dialog antara pembantu Nabi Yusuf 'alaihissalam dengan saudara-saudara beliau yang dituduh mencuri barang berharga milik kerajaan. Ada beberapa pelajaran menarik dari ayat ini.
Para pembantu Nabi Yusuf (para penyeru) tidak berkata kasar atau memojokkan saudara-saudara Yusuf yang dituduh mencuri. Akan tetapi menyampaikan iming-iming hadiah bagi yang mau mengembalikannya. Nabi Yusuf seakan-akan ingin menguji saudara-saudaranya (putra Nabi Yakub) tersebut.
Berikut dialognya diceritakan dalam Surat Yusuf. Allah berfirman:
Qooluu nafqidu shuwaa'al maliki wa liman jaaa'a bihii himlu ba'iirinw wa ana bihii za'iim.
Artinya: "Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya." (QS Yusuf ayat 72)
Pesan dan Hikmah
1. Para penyeru itu menjawab sesuai dengan pernyataan para saudara Nabi Yusuf, bukan dengan kalimat tuduhan. Betapa kalimat yang baik mempengaruhi banyak hal menjadi baik. Maka dijawabnya: "Kami kehilangan piala (gelas) raja". Bukan dengan mengatakan: "Kalian mencuri gelas raja."
2. Lebih menarik lagi taktik penyeru itu mengatakan, "Dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya." Gaya Bahasa diplomasi yang tidak lagi menekan pelakunya, tetapi lebih kepada tawar menawar agar pelaku mengaku dengan sendirinya.
(bersambung)!
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir,
Yayasan Pustaka Afaf
Ayat ini masih mengisahkan dialog antara pembantu Nabi Yusuf 'alaihissalam dengan saudara-saudara beliau yang dituduh mencuri barang berharga milik kerajaan. Ada beberapa pelajaran menarik dari ayat ini.
Para pembantu Nabi Yusuf (para penyeru) tidak berkata kasar atau memojokkan saudara-saudara Yusuf yang dituduh mencuri. Akan tetapi menyampaikan iming-iming hadiah bagi yang mau mengembalikannya. Nabi Yusuf seakan-akan ingin menguji saudara-saudaranya (putra Nabi Yakub) tersebut.
Berikut dialognya diceritakan dalam Surat Yusuf. Allah berfirman:
قَالُوْا نَفْقِدُ صُوَاعَ الْمَلِكِ وَلِمَنْ جَاۤءَ بِهٖ حِمْلُ بَعِيْرٍ وَّاَنَا۠ بِهٖ زَعِيْمٌ
Qooluu nafqidu shuwaa'al maliki wa liman jaaa'a bihii himlu ba'iirinw wa ana bihii za'iim.
Artinya: "Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya." (QS Yusuf ayat 72)
Pesan dan Hikmah
1. Para penyeru itu menjawab sesuai dengan pernyataan para saudara Nabi Yusuf, bukan dengan kalimat tuduhan. Betapa kalimat yang baik mempengaruhi banyak hal menjadi baik. Maka dijawabnya: "Kami kehilangan piala (gelas) raja". Bukan dengan mengatakan: "Kalian mencuri gelas raja."
2. Lebih menarik lagi taktik penyeru itu mengatakan, "Dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya." Gaya Bahasa diplomasi yang tidak lagi menekan pelakunya, tetapi lebih kepada tawar menawar agar pelaku mengaku dengan sendirinya.
(bersambung)!
(rhs)