QS. Al-Isra Ayat 11
Seandainya Allah swt mengabulkan doa mereka yang jelek itu, niscaya mereka tidak bisa menghindarkan diri dari akibatnya. Akan tetapi, Allah swt tidak berbuat demikian. Hal ini tidak lain hanyalah karena kasih sayang Allah yang Mahabesar. Allah swt berfirman:
Dan kalau Allah menyegerakan keburukan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pasti diakhiri umur mereka. (Yunus/10: 11)
Di akhir ayat, Allah swt menjelaskan bahwa manusia mempunyai sifat tergesa-gesa. Apabila ia menginginkan sesuatu sesuai kehendak hatinya, pikirannya tertutup untuk menilai apa yang diinginkannya itu, apakah bermanfaat bagi dirinya atau merugikan. Hal itu semata-mata didorong oleh sifat tergesa-gesa untuk mencapai tujuannya, tanpa dipikirkan dengan matang terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya manusia tertarik pada keadaan lahiriah dari sesuatu tanpa meneliti lebih mendalam hakikat dan rahasia dari sesuatu itu.
Dalam ayat ini terdapat sindiran terhadap orang-orang musyrik Arab yang mendustakan kebenaran Al-Qur'an, karena mereka tidak mau mempercayai adanya Hari Pembalasan. Mereka lebih menyenangi dunia yang dapat mereka nikmati langsung, daripada memikirkan janji dan ancaman yang akan mereka terima di Hari Pembalasan.
Surat ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamakan dengan Al Israa' yang berarti memperjalankan di malam hari, berhubung peristiwa Israa' Nabi Muhammad s.a.w. di Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis dicantumkan pada ayat pertama dalam surat ini. Penuturan cerita Israa' pada permulaan surat ini, mengandung isyarat bahwa Nabi Muhammad s.a.w. beserta umatnya kemudian hari akan mencapai martabat yang tinggi dan akan menjadi umat yang besar. Surat ini dinamakan pula dengan Bani Israil artinya keturunan Israil berhubung dengan permulaan surat ini, yakni pada ayat kedua sampai dengan ayat kedelapan dan kemudian dekat akhir surat yakni pada ayat 101 sampai dengan ayat 104, Allah menyebutkan tentang Bani Israil yang setelah menjadi bangsa yang kuat lagi besar lalu menjadi bangsa yang terhina karena menyimpang dari ajaran Allah s.w.t. Dihubungkannya kisah Israa' dengan riwayat Bani Israil pada surat ini, memberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan, sebagaimana halnya Bani Israil, apabila mereka juga meninggalkan ajaran-ajaran agamanya.
Dzun Nun, seorang Mesir (wafat tahun 860), yang dianggap sebagai pengarang kisah ini, sering dikaitkan dengan semacam Perserikatan Rahasia (Freemasonry).
Halqavi (pengarang kisah ini) mengatakan hanya ada sedikit kisah Sufi, yang bisa dibaca oleh siapa pun saat kapan pun dan tetap mempengaruhi kesadaran batin secara konstruktif.
Setiap bahasa mengenal kata atau ungkapan yang bersifat metaforis, termasuk bahasa yang digunakan al-Quran. Tapi bagaimana dengan al-Quran yang redaksi-redaksinya merupakan susunan Ilahi?
Asbabun Nuzul Surat Al Buruj menjadi pembahasan yang menarik untuk diketahui sebab ada satu kisah yang dapat diambil hikmahnya.
Mereka berani menuding Nabi Muhammad SAW telah mencampuradukkan kebenaran dengan yang salah akibat menyebut bahwa Sulaiman AS adalah seorang Nabi.