QS. At-Tahrim Ayat 12
Dia (Maryam) berkata, "Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa." (Maryam/19: 18)
Dengan demikian, kesalehannya menjadi mantap dan sempurna kesuciannya, maka ditiupkanlah ke dalam rahimnya oleh Jibril sebagian roh ciptaan Allah, yang mewujudkan seorang nabi yaitu Isa bin Maryam binti Imran, membenarkan syariat Allah dan kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada nabi-Nya. Dia termasuk dan terbilang orang yang bertakwa, tekun beribadah, merendahkan diri, dan taat kepada Tuhan-Nya.
Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya bahwa penghulu wanita penghuni surga ialah Maryam lalu Fatimah menyusul Khadijah dan Asiyah.
Di dalam kitab sahih diterangkan bahwa laki-laki yang sempurna banyak bilangannya, tetapi perempuan yang sempurna hanya empat yaitu Asiyah binti Muzahim (istri Fir'aun), Maryam binti 'Imran, Khadijah binti Khuwailid, dan Fathimah binti Muhammad. Sedangkan kelebihan Siti 'Aisyah atas wanita-wanita yang lain seperti kelebihan tsarid atas makanan-makanan yang lain.
Surat ini terdiri atas 12 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al Hujuraat. Dinamai surat At Tahrim karena pada awal surat ini terdapat kata tuharrim yang kata asalnya adalah Attahrim yang berarti mengharamkan.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.
Pada saat Daulah Mamalik berkuasa di Mesir, Sultan Baybars menjadikan kota Mesir sebagai arena kegiatan para ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, sehingga berkembangkanlah ilmu pengetahuan di Mesir.
Dalam surat ke-107, termaktub dalam Al-Quran, Allah mengkritik orang-orang yang rajin melakukan ibadah salat lima waktu, namun tidak peduli terhadap perbaikan nasib mereka yang terpinggir, terasing, menderita dan tertindas.
Ali Al-Shahbuni dalam kitabnya mengatakan: Mereka yang mengikuti di sini dhamir kepada kelompok, yakni orang-orang dari Ahli kitab, dan mereka itu adalah kaum Yahudi.