QS. Al-An’am Ayat 154

ثُمَّ اٰتَيۡنَا مُوۡسَى الۡـكِتٰبَ تَمَامًا عَلَى الَّذِىۡۤ اَحۡسَنَ وَتَفۡصِيۡلاً لِّـكُلِّ شَىۡءٍ وَّهُدًى وَرَحۡمَةً لَّعَلَّهُمۡ بِلِقَآءِ رَبِّهِمۡ يُؤۡمِنُوۡنَ
Summa aatainaa Muusal Kitaaba tammaaman 'alal laziii ahsana wa tafsiilal likulli shai'inw wa hudanw wa rahmatal la'allahum biliqooa'i Rabbihim yu'minuun
Kemudian Kami telah memberikan kepada Musa Kitab (Taurat) untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, untuk menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman akan adanya pertemuan dengan Tuhannya.
Juz ke-8
Tafsir
Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa Islam sebagai jalan kebenaran yang harus diikuti bukanlah sesuatu yang baru, tetapi telah dibawa oleh para nabi terdahulu, antara lain adalah Nabi Musa. Kemudian Kami telah memberikan kepada Nabi Musa Kitab Taurat sebagai anugerah dari Allah. Manusia tanpa wahyu pasti akan sesat karena mereka akan memilih jalan sendiri-sendiri atas dasar kepentingan masing-masing. Pemberian kitab suci itu adalah untuk menyempurnakan nikmat Kami kepada orang yang berbuat kebaikan karena ketaatannya kepada Allah dalam menyampaikan pesan-pesan-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang berbuat baik karena Allah akan diberi tambahan nikmat-Nya untuk menjelaskan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh kaumnya, baik urusan agama maupun urusan dunia. Dan juga sebagai petunjuk ke jalan yang benar dan sebagai rahmat bagi mereka yang mengamalkannya agar mereka beriman akan adanya pertemuan dengan Tuhannya untuk mendapatkan balasan dari semua amal yang dilakukan di dunia. Keimanan terhadap hari akhir menjadikan manusia lebih berhati-hati dalam bertindak dan banyak melakukan amal saleh.
Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw, agar mengatakan kepada orang-orang Yahudi bahwa Allah telah memberikan Kitab kepada Musa, yaitu Kitab Taurat untuk menyempurnakan nikmatnya kepada orang yang berbuat kebaikan dan untuk menjelaskan segala hukum dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi Bani Israil (umat Nabi Musa) mudah-mudahan mereka percaya bahwa mereka akan kembali menemui Tuhannya sesudah mati.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-An’am
Surat Al An'aam (binatang ternak: unta, sapi, biri-biri dan kambing) yang terdiri atas 165 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah, karena hampur seluruh ayat-ayat-Nya diturunkan di Mekah dekat sebelum hijrah. Dinamakan Al An'aam karena di dalamnya disebut kata An'aam dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Juga dalam surat ini disebutkan hukum-hukum yang berkenaan dengan binatang ternak itu.