QS. Yunus Ayat 16
Sungguh, Kami telah mendatangkan Kitab (Al-Qur'an) kepada mereka, yang Kami jelaskan atas dasar pengetahuan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (al-Araf/7: 52)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah telah menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad, yang berisi petunjuk bagi kemaslahatan hidup di dunia dan di akhirat, serta menegaskan bahwa Muhammad adalah utusan Allah yang menyampaikan petunjuk itu kepada manusia.
Sebagai bukti kebenaran wahyu yang telah disampaikan itu maka Allah memerintahkan kepada Nabi, agar mengatakan kepada orang musyrik, bahwa dia (Muhammad) telah hidup dan bergaul bersama mereka lebih dari 40 tahun. Mereka semua telah mengetahui pula sifat-sifat, watak, dan kepribadian Nabi, telah mengetahui pula akhlak, tingkah laku, sikap, dan keadilannya terhadap mereka semua. Selama itu pula mereka semua mengetahui bahwa Nabi tidak pernah membaca satu kitab pun, karena dia tidak pandai membaca, tidak pernah belajar kepada seorang pun dan tidak pula menyampaikan perkataan yang sama nilainya dengan ayat-ayat Al-Qur'an. Karena itu, apakah benar Nabi berbuat kebohongan, sebagaimana dugaan mereka. Kenapa mereka semua meminta kepada Nabi untuk mengganti ayat-ayat Al-Qur'an dengan yang lain.
Sebagaimana diketahui bahwa tiap-tiap rasul yang diutus Allah kepada kaumnya diberi berbagai keistimewaan oleh Allah, sebelum diangkat menjadi rasul, seperti Musa a.s. diberi hikmah dan ilmu pada saat-saat ia berumur antara 30 dan 40 tahun, pada waktu akalnya telah sempurna sebagaimana firman Allah:
Dan setelah dia (Musa) dewasa dan sempurna akalnya, Kami anugerahkan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (al-Qashash/28: 14)
Demikian pula Yusuf a.s. diberi oleh Allah hikmah dan pengetahuan pada saat ia mencapai umur dewasa, sebelum diangkat menjadi rasul, (Yusuf/12: 22) seperti ilmu mentakwilkan mimpi dan sebagainya.
Nabi Isa a.s. sebelum diangkat menjadi rasul, pada waktu kecil dalam buaian telah pandai berbicara, dilahirkan tanpa bapak, diberi Kitab, dan Hikmah. (Â'li Imran/3: 46, 47 dan 48)
Nabi Muhammad telah diberi Allah keistimewaan seperti keistimewaan yang telah diberikan kepada nabi-nabi dan rasul-rasul terdahulu. Beliau juga diberi keistimewaan yang lain, yaitu keistimewaan yang langsung dirasakan, diyakini, dan diketahui oleh seluruh anggota masyarakat Mekah pada waktu itu. Seluruh penduduk Mekah menganggap beliau sebagai seorang yang jujur yang benar-benar dapat dipercayai, ia dipandang sebagai orang yang adil dalam menetapkan keputusan, tidak berat sebelah.
Sebagai contoh ialah kebijaksanaan beliau memberi keputusan kepada kabilah-kabilah Quraisy yang meminta beliau untuk menentukan siapa yang berhak meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempatnya semula ketika Kabah direnovasi. Pemuka-pemuka Quraisy membersihkan dan mem-perbaiki Kabah, karena itu mereka mengeluarkan Hajar Aswad dari tempatnya. Setelah Kabah itu selesai dibersihkan dan diperbaiki, mereka ingin meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempatnya. Para kepala suku kabilah bertikai dalam menetapkan siapa yang paling berhak meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempatnya semula. Masing-masing kepala kabilah merasa berhak, sehingga terjadilah perdebatan dan perselisihan yang hampir menimbulkan pertumpahan darah di antara mereka. Maka salah seorang di antara mereka meminta Muhammad memberikan keputusan tentang siapa yang lebih berhak meletakkan Hajar Aswad itu kembali. Apa saja keputusan Nabi akan diikuti. Permintaan orang itu disetujui oleh kepala-kepala kabilah, dan Muhammad bersedia pula memenuhi permintaan mereka. Beliau membuka sorbannya dan meletakkan Hajar Aswad di atasnya, kemudian disuruhnya masing-masing kepala kabilah memegang tepi sorban itu dan bersama-sama mengangkatnya. Setelah tiba di tempat Hajar Aswad, beliau meletakkannya di tempat semula. Keputusan beliau ini diakui oleh kepala-kepala kabilah sebagai suatu keputusan yang adil, tepat dan bijaksana.
Orang-orang Mekah sangat percaya kepada beliau, karena kepercayaan itu beliau digelari "Al-Amin" (orang kepercayaan). Karena kepercayaan itu pula Khadijah mempercayakan dagangannya kepada beliau. Akhirnya Khadijah menjadi istri beliau. Beliau diakui oleh orang-orang Mekah sebagai orang yang berakhlak mulia, kuat kepribadiannya, disegani dan sebagainya.
Setelah beliau bertugas sebagai rasul, beliau menyampaikan ayat-ayat Al-Qur'an kepada mereka serta mengajak mereka untuk masuk agama Islam, tiba-tiba mereka menuduh Muhammad sebagai seorang pembohong, seorang yang mengganggu ketenteraman umum dan orang yang mengubah dan merusak kepercayaan serta adat istiadat yang telah mereka warisi dari nenek moyang mereka sejak dahulu. Karena kebencian mereka kepada Muhammad, mereka tidak ingat lagi akan sikap dan kepercayaan mereka terhadapnya. Inilah yang dimaksud Allah dengan firman-Nya di atas yang artinya: "Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya".
Surat Yunus terdiri atas 109 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah kecuali ayat 40, 94, 95, yang diturunkan pada masa Nabi Muhmmad s.a.w. berada di Madinah. Surat ini dinamai surat Yunus karena dalam surat ini terutama ditampilkan kisah Nabi Yunus a.s. dan pengikut-pengikutnya yang teguh imannya.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.
Pada saat Daulah Mamalik berkuasa di Mesir, Sultan Baybars menjadikan kota Mesir sebagai arena kegiatan para ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, sehingga berkembangkanlah ilmu pengetahuan di Mesir.
Dalam surat ke-107, termaktub dalam Al-Quran, Allah mengkritik orang-orang yang rajin melakukan ibadah salat lima waktu, namun tidak peduli terhadap perbaikan nasib mereka yang terpinggir, terasing, menderita dan tertindas.
Ali Al-Shahbuni dalam kitabnya mengatakan: Mereka yang mengikuti di sini dhamir kepada kelompok, yakni orang-orang dari Ahli kitab, dan mereka itu adalah kaum Yahudi.