QS. Ar-Rahman Ayat 17
Indeks 687
perubahan itu timbullah musim panas, musim dingin, musim semi dan musim gugur dan menimbulkan pula perubahan udara yang mengakibatkan perubahan pada curah hujan, perubahan pada pohon-pohonan dan tumbuh-tumbuhan serta sungai-sungai. "Dua Timur" dan "Dua Barat" yang tersurat dalam ayat di atas berkaitan dengan bulatnya bentuk bumi. Karena, hanya pada benda yang berbentuk seperti bola dapat terjadi hal yang demikian (dua timur dan dua barat). Secara kenyataan, memang bumi mempunyai dua titik tempat terbitnya matahari dan dua titik tempat terbenamnya matahari. Di sini, ayat Allah dan ilmu pengetahuan kembali saling bersetuju. Penjelasannya demikian: "Ketika matahari terbit di satu titik di bagian sebelah bumi, maka pada waktu yang sama matahari akan terbenam di bagian sebelah bumi lainnya. Saat matahari terbenam di sebelah bagian bumi, kembali, pada waktu yang sama, di belahan bumi yang lain, matahari sedang terbit. Dengan demikian, pada kenyataannya, memang betul bahwa ada dua titik dimana matahari terbit, dan pada waktu yang sama, terdapat dua titik dimana matahari terbenam." Keadaan demikian ini dilaporkan oleh para antariksawan pada saat mereka memandang bumi dari ruang angkasa. Al-Qur'an menguraikan hal ini sedemikian rupa, seolah-olah konsep bumi yang seperti bola memang sudah dikenal manusia saat itu. Sedangkan sebenarnya tidaklah demikian. Bentuk bumi yang seperti bola juga dapat dilihat pada beberapa ayat lainnya, seperti dua ayat di bawah ini:
Tidakkah engkau memperhatikan, bahwa Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar sampai kepada waktu yang ditentukan. Sungguh, Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (Luqman/31: 29) Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Mahamulia, Maha Pengampun. (az-Zumar/39: 5)
Saat ini, kita dapat melihat pada bola dunia (globe) gambaran tentang bumi yang mempunyai bentuk seperti bola. Sebenarnya, pada 1400 tahun yang lalu, Al-Qur'an telah memberikan indikasi yang demikian. Dua ayat di atas, dengan menggunakan perumpamaan, telah menjelaskan tentang bentuk bumi. Pada saat masyarakat di Eropa masih mempercayai bahwa bumi itu datar, maka para pelajar di universitas di dunia Islam sudah mempelajari bumi dengan menggunakan bola dunia. Karena Al-Quran diturunkan bukan sebagai ilmu pengetahuan (science), maka di dalamnya tidak ada pernyataan secara khusus bahwa bentuk bumi adalah bulat seperti bola. Akan tetapi, dari beberapa ayat, manusia mulai berpikir bahwa bentuk bumi seperti bola. Contohnya pada Surah Luqman/31 ayat 29. Ayat lainnya, Surah az-Zumar/39 ayat 5 menunjukkan bagaimana Allah "menggulung" siang dengan malam. Kata "menggulung" pada ayat di atas adalah terjemahan dari kata Arab "kawwara", yang digunakan untuk menggambarkan seorang sedang menggulungkan sorban di sekeliling kepalanya. Untuk dapat mengerti lebih jelas mengenai kedua ayat di atas, lakukanlah suatu percobaan di rumah. Alat yang diperlukan adalah bola dunia dan lampu senter. Bawa kedua alat ini ke kamar yang gelap. Sinari bola dunia dengan lampu senter dari salah satu sisinya. Sinar dari lampu senter ini akan berperan seperti sinar matahari. Maka akan tampak bahwa sebagian belahan dunia akan terang, dan belahan lainnya gelap. Lalu putarkan bola dunia secara perlahan, sebagaimana halnya bumi melakukan putaran pada sumbunya. Perhatikan saat bola dunia berputar, maka sinar matahari akan secara menerus mulai menerangi bagian bumi yang semula gelap. Demikian pula halnya gelap. Ia akan secara perlahan menggantikan terang di bagian bumi yang lain. Ayat di bawah ini juga berbicara mengenai bentuk bumi:
Tuhan (yang memelihara) dua timur dan Tuhan (yang memelihara) dua barat. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (ar-Rahman/55: 17-18)
Pada saat manusia mempercayai bahwa bumi datar dan menetap (tidak bergerak), Al-Qur'an sudah mengungkapkan, secara eksplisit maupun implisit, bahwa bumi itu bulat. Tidak hanya bulat, akan tetapi lebih rinci, yaitu bentuknya lebih seperti telur daripada bulat. Mengenai pemeliharaan tempat terbit dan tenggelamnya matahari. Ketika manusia memercayai bahwa bumi datar dan diam/tidak bergerak, maka Al Qur'an mengungkapkan bahwa bumi itu bulat, melalui firman-Nya dalam ayat tersebut di atas. Karena hanya pada benda berbentuk seperti bola peristiwa tersebut dapat terjadi, dua timur dan dua barat ? Sayyid Quthub berpendapat mungkin itu tempat terbitnya matahari dan bulan serta tempat terbenamnya matahari dan bulan. Tapi bisa juga maksudnya dua tempat terbit matahari yang berbeda posisinya pada musim panas dan musim dingin. Demikian pula dua tempat terbenamnya. Sementara Ilmu Pengetahuan berpendapat bahwa manakala matahari terbit di satu titik di belahan bumi, maka pada saat yang sama justru matahari tersebut akan terbenam dilihat dari titik belahan lainnya yang letaknya jauh ke arah timur. Begitu pula tatkala matahari terlihat terbenam di suatu titik di belahan bumi, maka pada saat yang bersamaan dari belahan bumi yang letaknya jauh ke sebelah barat, matahari tersebut dilihat sedang terbit. Fenomena ini yang diartikan dengan (seolah) ada dua titik di mana matahari terbit dan pada waktu yang sama ada dua titik tempat matahari terbenam. Apapun makna dari pesan tersebut, sesuatu yang penting untuk disyukuri adalah pemeliharaan Allah atas dua timur dan dua barat merupakan bagian dari nikmat-Nya di alam semesta ini? (
Surat Ar Rahmaan terdiri atas 78 ayat, termasuk golongan surat- surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Ar Ra'du. Dinamai Ar Rahmaan (Yang Maha Pemurah), diambil dari perkataan Ar Rahmaan yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Ar Rahmaan adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surat ini menerangkan kepemurahan Allah s.w.t. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.
Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.