QS. Ibrahim Ayat 18

مَثَلُ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا بِرَبِّهِمۡ‌ اَعۡمَالُهُمۡ كَرَمَادِ ۨاشۡتَدَّتۡ بِهِ الرِّيۡحُ فِىۡ يَوۡمٍ عَاصِفٍ‌ؕ لَا يَقۡدِرُوۡنَ مِمَّا كَسَبُوۡا عَلٰى شَىۡءٍ‌ؕ ذٰ لِكَ هُوَ الضَّلٰلُ الۡبَعِيۡدُ
Masalul laziina kafaruu bi Rabbihim a'maaluhum karamaadinish taddat bihir riihu fii yawmin 'aasif; laa yaqdiruuna mimmaa kasabuu 'alaa shai'; zaalika huwad dalaalul ba'iid
Perumpamaan orang yang ingkar kepada Tuhannya, perbuatan mereka seperti abu yang ditiup oleh angin keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak kuasa (mendatangkan manfaat) sama sekali dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.
Juz ke-13
Tafsir
Seperti itulah Allah menyiksa orang kafir, meski mereka selalu berbuat baik dan berjasa bagi kemanusiaan sepanjang hidupnya. Yang demikian itu karena perumpamaan orang yang ingkar kepada Tuhannya, perbuatan yang telah mereka lakukan di dunia yang dipandang baik dan berjasa bagi kemanusiaan seperti abu yang ditiup oleh angin keras pada suatu hari yang berangin kencang. Angin itu menghamburkan abu tersebut hingga tidak tersisa. Demikianlah, mereka tidak kuasa mengambil pahala sama sekali di sisi Allah dari apa yang telah mereka usahakan di dunia karena kekufuran mereka telah menghapus semua amal baik itu. Yang demikian itu, yakni berbuat baik tanpa dilandasi keimanan, adalah bentuk kesesatan yang sangat jauh dari kebenaran.
Jika dalam ayat-ayat di atas Allah telah menjelaskan azab yang akan diderita orang-orang kafir dalam neraka Jahanam, maka dalam ayat ini dijelaskan-Nya kerugian besar yang akan mereka derita, yaitu pahala dari amalan kebajikan mereka di dunia, kalau ada, dihapus Allah. Dengan demikian, mereka tidak dapat merasakan manfaat apapun dari amalan kebajikan yang mungkin pernah mereka perbuat di dunia. Amalan-amalan mereka itu diibaratkan oleh ayat ini bagaikan abu yang ditiup angin kencang, hilang tanpa kesan. Keadaan yang demikian adalah akibat dari kesesatan mereka dan penyelewengan yang jauh sekali dari petunjuk Allah swt.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Ibrahim
Surat Ibrahim ini terdiri atas 52 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah karena diturunkan di Mekah sebelum Hijrah. Dinamakan Ibrahim, karena surat ini mengandung doa Nabi Ibrahim a.s. yaitu ayat 35 sampai dengan 41. Do'a ini isinya antara lain: permohonan agar keturunannya mendirikan shalat, dijauhkan dari menyembah berhala-berhala dan agar Mekah dan daerah sekitarnya menjadi daerah yang aman dan makmur. Doa Nabi Ibrahim a.s. ini telah diperkenankan oleh Allah s.w.t. sebagaimana telah terbukti keamanannya sejak dahulu sampai sekarang. Do'a tersebut dipanjatkan beliau ke hadirat Allah s.w.t. sesudah selesai membina Ka'bah bersama puteranya Ismail a.s., di dataran tanah Mekah yang tandus.