QS. Al-Anfal Ayat 19

اِنۡ تَسۡتَفۡتِحُوۡا فَقَدۡ جَآءَكُمُ الۡفَتۡحُ‌ۚ وَاِنۡ تَنۡتَهُوۡا فَهُوَ خَيۡرٌ لَّـكُمۡ‌ۚ وَ اِنۡ تَعُوۡدُوۡا نَـعُدۡ‌ۚ وَلَنۡ تُغۡنِىَ عَنۡكُمۡ فِئَتُكُمۡ شَيۡـًٔـا وَّلَوۡ كَثُرَتۡۙ وَاَنَّ اللّٰهَ مَعَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ
In tastaftihuu faqad jaaa'akumul fathu wa in tantahuu fahuwa khairul lakum wa in ta'uuduu na'ud wa lan tughniya 'ankum fi'atukum shai'anw wa law kasurat wa annal laaha ma'al mu'miniin
Jika kamu meminta keputusan, maka sesungguhnya keputusan telah datang kepadamu; dan jika kamu berhenti (memusuhi Rasul), maka itulah yang lebih baik bagimu; dan jika kamu kembali, niscaya Kami kembali (memberi pertolongan); dan pasukanmu tidak akan dapat menolak sesuatu bahaya sedikit pun darimu, biarpun dia jumlahnya (pasukan) banyak. Sungguh, Allah beserta orang-orang beriman.
Juz ke-9
Tafsir
Demikianlah Allah akan melemahkan tipu daya orang-orang kafir, oleh karenanya jika kamu kaum kafir meminta keputusan perihal siapa yang benar, dengan cara bergelantungan pada kain penutup Kakbah, agar Dia memutuskan perkara antara kamu dengan orang-orang beriman, maka sesungguhnya keputusan telah datang kepadamu yaitu kemenangan kaum muslim pada Perang Badar; dan jika kamu berhenti memusuhi Rasul dan tidak melakukan hal-hal lain yang tidak direstui Allah, maka itulah yang lebih baik bagimu; dan jika kamu kembali melakukan kedurhakaan serupa, dan memerangi Nabi Muhammad dan para pengikutnya, niscaya Kami kembali mengalahkan kamu dan memberi pertolongan kepada kaum muslim seperti saat Perang Badar; dan pasukanmu yang bergelimang dosa tidak akan dapat menolak sesuatu bahaya sedikit pun darimu, biarpun jumlah pasukan dan perlengkapannya banyak. Sungguh, Allah beserta orang-orang beriman yang percaya dan tunduk pada kebenaran.
Sesudah itu Allah memberikan pernyataan yang ditujukan kepada orang-orang musyrikin bahwa apabila mereka ingin mencari keputusan mana di antara kedua bala tentara yang paling unggul dan paling mendapat petunjuk sehingga memperoleh kemenangan, maka jelaslah yang mendapat kemenangan gilang-gemilang itulah pasukan yang paling unggul dan paling mendapat petunjuk.

Pernyataan ini adalah merupakan ejekan terhadap orang-orang musyrikin karena pada akhir pertempuran Perang Badar kemenangan jelas diperoleh oleh kaum Muslimin, sedangkan mereka kaum musyrikin mengalami kehancuran dan kekalahan.

Pernyataan ini berlaku pada setiap waktu dan tempat, di mana saja dan kapan saja terjadi pergolakan di antara dua golongan maka kemenangan tentu akan diperoleh oleh golongan yang berdiri atas prinsip-prinsip yang benar.

Kemudian Allah menyeru orang-orang musyrikin bahwa apabila mereka setelah menderita kekalahan dalam Perang Badar itu berhenti dari memusuhi Muhammad saw dan pengikut-pengikutnya, maka sebenarnya hal itu lebih baik buat mereka.

Tawaran itu dikemukakan Allah kepada mereka karena mereka telah mengalami pahit getirnya peperangan. Dari pengalaman itu mereka telah melihat kenyataan bahwa betapa pun kuatnya dan betapa pun banyaknya jumlah pasukan yang mereka kerahkan serta perlengkapan perang yang mereka andalkan, namun akhirnya mereka mengalami kekalahan juga.

Apabila mereka itu membangkang seruan ini dan kembali memusuhi serta memerangi Rasul dan pengikut-pengikutnya, maka kenyataan yang mereka alami itu akan terulang kembali, yaitu Allah kembali memberi pertolongan-Nya kepada Rasulullah saw.

Allah menegaskan bahwa angkatan perang kaum musyrikin betapa pun kuatnya, tidak akan dapat menolak bencana malapetaka yang akan ditimpakan oleh Allah kepada mereka. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tentara yang banyak tidak selalu menentukan jalannya peperangan, terkecuali jumlah yang banyak itu disertai dengan kekuatan jiwa dan kepercayaan kepada Allah Azza wa Jalla.

Betapa pun gigihnya Abu Jahal dan pengikut-pengikutnya untuk mengalahkan kaum Muslimin dalam Perang Badar mereka tidak juga berhasil sebagaimana diterangkan oleh Hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan an-Nasai:

"Ya Allah siapa di antara kami yang telah memutuskan tali persaudaraan dan membawa sesuatu agama yang tidak dikenal, maka hancurkanlah ia sebelum terbitnya fajar, maka yang demikian itu adalah sebagai permintaan kemenangan dari padanya (untuk Rasulullah). (Riwayat Ahmad dan an-Nasai).

Menurut riwayat as-Suddi yang berasal dari Mujahid, diceritakan bahwa sebelum pasukan Quraisy berangkat ke medan perang mereka berdoa :

Orang-orang musyrikin pada waktu keluar dari kota Mekah menuju Badar, telah memegang tirai Kabah kemudian mereka memohon kemenangan kepada Allah dan berkata: "Aduhai Tuhan berilah kemenangan kepada pasukan yang paling tinggi (derajatnya) kepada golongan yang paling mulia dan kepada kiblat yang paling baik." Maka turunlah ayat: Jika kamu (orang musyrikin) mencari keputusan.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Anfal
Surat Al Anfaal terdiri atas 75 ayat dan termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, karena seluruh ayat-ayatnya diturunkan di Madinah. Surat ini dinamakan Al Anfaal yang berarti harta rampasan perang berhubung kata Al Anfaal terdapat pada permulaan surat ini dan juga persoalan yang menonjol dalam surat ini ialah tentang harta rampasan perang, hukum perang dan hal-hal yang berhubungan dengan peperangan pada umumnya. Menurut riwayat Ibnu Abbas r.a. surat ini diturunkan berkenaan dengan perang Badar Kubra yang terjadi pada tahun kedua hijrah. Peperangan ini sangat penting artinya, karena dialah yang menentukan jalan sejarah Perkembangan Islam. Pada waktu itu umat Islam dengan berkekuatan kecil untuk pertama kali dapat mengalahkan kaum musyrikin yang berjumlah besar, dan berperlengkapan yang cukup, dan mereka dalam peperangan ini memperoleh harta rampasan perang yang tidak sedikit. Oleh sebab itu timbullah masalah bagaimana membagi harta-harta rampasan perang itu, maka kemudian Allah menurunkan ayat pertama dari surat ini.