QS. Ali 'Imran Ayat 25
Bentuk kalimat seperti itu menggambarkan bagaimana kehebatan huru-hara yang terjadi di hari itu, dan tentang siksa besar yang akan ditimpakan kepada orang-orang Yahudi. Mereka akan jatuh kepada jurang penderitaan, tak akan ada jalan untuk menyelamatkan diri. Sesungguhnya anggapan orang Yahudi bahwa dirinya akan dapat lepas dengan mudah dari azab itu adalah angan-angan kosong.
Pada hari yang dahsyat itu orang akan melihat dengan jelas apa yang telah dikerjakannya, baik atau buruk akan dihadapkan kepada mereka. Kemudian segala amal perbuatan akan dibalas dengan kebahagiaan jika amal itu baik atau dengan kesengsaraan jika amal itu buruk. Tidak ada hak istimewa yang dapat diberikan kepada pemeluk suatu agama tertentu dan golongan tertentu. Tidak pula suatu bangsa mendapat keistimewaan atas bangsa-bangsa lainnya sekalipun mereka menamakan dirinya dengan sya'bullah al-mukhtar (rakyat Allah yang terpilih) atau anak Allah. Pembalasan pada hari kiamat itu sesuai dengan baik buruknya iktikad yang terkandung dalam hati dan sesuai pula dengan baik buruknya amal perbuatan yang telah dilakukan.
Pada hari itu akan terdapat keadilan yang sempurna. Tidak akan dikurangi sedikit pun balasan terhadap suatu perbuatan dan tidak pula akan ditambah. Yang menjadi pertimbangan pada hari itu ialah keimanan seseorang dan pengaruh iman itu terhadap amal perbuatannya sewaktu di dunia. Kalau dia tidak beriman, maka dia akan masuk ke dalam neraka, karena amal-amalnya yang buruk. Jika imannya tidak sampai rusak, karena diimbangi dengan amal saleh atau seimbang antara yang baik dengan yang buruk, maka dia mendapat balasan sesuai dengan derajat dan kadarnya masing-masing.
Surat Ali 'Imran yang terdiri dari 200 ayat ini adalah surat Madaniyyah. Dinamakan Ali 'Imran karena memuat kisah keluarga 'Imran yang di dalam kisah itu disebutkan kelahiran Nabi Isa a.s., persamaan kejadiannya dengan Nabi Adam a. s., kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam puteri 'Imran, ibu dari Nabi Isa a.s. Surat Al Baqarah dan Ali 'Imran ini dinamakan Az Zahrawaani (dua yang cemerlang), karena kedua surat ini menyingkapkan hal-hal yang disembunyikan oleh para Ahli Kitab, seperti kejadian dan kelahiran Nabi Isa a.s., kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. dan sebagainya.
Ali Al-Shahbuni dalam kitabnya mengatakan: Mereka yang mengikuti di sini dhamir kepada kelompok, yakni orang-orang dari Ahli kitab, dan mereka itu adalah kaum Yahudi.
Raja Baldwin IV vs Salahuddin, siapa yang menang? Tidak dapat disimpulkan siapa pemenang sebenarnya, karena kisah mereka itu hanya sekelumit kecil dari sejarah Perang Salib.
Dalam sebuah hadis disebutkan beberapa sifat wanita yang diancam tidak mencium bau surga, salah satunya wanita-wanita yang kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Apa maksudnya?
Rezeki manusia sudah dijamin dan diatur Allah Subhanahu wa taala dengan sangat baik, melalui pintu-pintu rezeki buat mereka di dunia. Apa dan pintu mana saja?
Dalam Islam pergaulan antar laki-laki dan perempuan diatur sedemikian rupa. Perbuatan yang bisa menghantarkan pada perbuatan zina (pacaran) saja sangat dilarang apalagi perilaku seks bebas.