QS. Yusuf Ayat 27

وَاِنۡ كَانَ قَمِيۡصُهٗ قُدَّ مِنۡ دُبُرٍ فَكَذَبَتۡ وَهُوَ مِنَ الصّٰدِقِيۡنَ‏
Wa in kaana qamiisuhuu qudda min duburin fakazabat wa huwa minas saadiqiin
Dan jika baju gamisnya koyak di bagian belakang, maka perempuan itulah yang dusta, dan dia (Yusuf) termasuk orang yang benar."
Juz ke-12
Tafsir
Dan jika baju gamisnya Nabi Yusuf koyak di bagian belakang, maka perempuan itulah yang dusta karena telah berkata bohong, dan dia-Nabi Yusuf-termasuk orang yang benar perkataannya.
Dengan pengetahuan dan pengalamannya terhadap Yusuf, sebenar-nya al-Aziz telah mempercayai bahwa Yusuf tidak bersalah. Kemudian keyakinannya ini dikuatkan lagi oleh saksi yang lain, yang menyatakan, bahwa Yusuf tidak bersalah. Saksi itu ialah anak paman isteri al-Aziz, menurut sebagian mufassir namanya adalah Zulaikha, seorang cerdik cendekiawan lagi bijaksana. Saksi itu berkata, "Kami mendengar suatu keributan, tarik-tarikan dalam rumah, sampai kami mendengar bunyi kain sobek. Kalau baju Yusuf yang sobek di muka, maka perempuan itulah yang benar dan Yusuf pendusta. Kalau bajunya sobek di bagian belakang, benarlah Yusuf dan perempuan itu pendusta." Menurut sebagian riwayat, yang menjadi saksi peristiwa ini, ialah seorang bayi yang ditakdirkan Allah dapat berbicara untuk sekedar menjadi saksi. Tetapi riwayat ini adalah lemah. Pendapat yang kuat yang menyatakan bahwa saksi dalam peristiwa ini, ialah anak paman istri al-Aziz itu sendiri.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Yusuf
Surat Yusuf ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah karena diturunkan di Mekah sebelum hijrah. Surat ini dinamakan surat Yusuf adalah karena titik berat dari isinya mengenai riwayat Nabi Yusuf a.s. Riwayat tersebut salah satu di antara cerita-cerita ghaib yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai mukjizat bagi beliau, sedang beliau sebelum diturunkan surat ini tidak mengetahuinya. Menurut riwayat Al Baihaqi dalam kitab Ad Dalail bahwa segolongan orang Yahudi masuk agama Islam sesudah mereka mendengar cerita Yusuf a.s. ini, karena sesuai dengan cerita-cerita yang mereka ketahui. Dari cerita Yusuf a.s. ini, Nabi Muhammad s.a.w. mengambil pelajaran-pelajaran yang banyak dan merupakan penghibur terhadap beliau dalam menjalankan tugasnya.