QS. Maryam Ayat 35

مَا كَانَ لِلّٰهِ اَنۡ يَّتَّخِذَ مِنۡ وَّلَدٍ‌ۙ سُبۡحٰنَهٗ‌ؕ اِذَا قَضٰٓى اَمۡرًا فَاِنَّمَا يَقُوۡلُ لَهٗ كُنۡ فَيَكُوۡنُؕ‏
Maa kaana lillaahi ai yattakhiza minw waladin Subhaanah; izaa qadaaa amran fa innamaa yaquulu lahuu kun fa yakuun
Tidak patut bagi Allah mempunyai anak, Mahasuci Dia. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu.
Juz ke-16
Tafsir
Sungguh mustahil dan tidak patut bagi Allah mempunyai anak. Mahasuci Dia dari kemungkinan mempunyai anak, dari segala kekurangan, dan dari butuh pada sesuatu. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. Karenanya, Dia tidak memerlukan apa pun, termasuk kebutuhan terhadap anak.
Pada ayat ini Allah menegaskan kembali bahwa Isa itu bukan anak Allah. Tidak wajar dan tidak mungkin Allah mempunyai anak karena Allah tidak memerlukan keturunan seperti manusia yang di masa tuanya sangat membutuhkan pertolongan dan perawatan dan membutuhkan orang yang akan melanjutkan dan memelihara hasil usahanya atau mengharumkan namanya sesudah ia meninggal. Allah tidak memerlukan semua itu karena Dia Mahakuasa, senantiasa berdiri sendiri tidak membutuhkan bantuan orang lain sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:

Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya). (Ali 'Imran/3: 2)

Mahasuci Allah dari segala sifat kekurangan dan dari segala tuduhan yang diucapkan oleh kaum kafir. Apabila Dia hendak menciptakan sesuatu, cukuplah Dia menfirmankan "Kun" (jadilah) maka terciptalah dia. Baginya tidak sulit untuk menciptakan seorang anak tanpa bapak atau menciptakan manusia tanpa ibu dan bapak seperti menciptakan Adam dan Allah berfirman:

Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu. (Ali 'Imran/3: 59)

Allah Yang Maha Sempurna dan demikian besar kekuasaan-Nya tidaklah mungkin membutuhkan seorang anak karena yang demikian itu menunjukkan kepada kelemahan dan sifat-sifat kekurangan.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Maryam
Surat Maryam terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, karena hampir seluruh ayatnya diturunkan sebelum Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Madinah, bahkan sebelum sahabat-sahabat beliau hijrah ke negeri Habsyi. Menurut riwayat Ibnu Mas'ud, Ja'far bin Abi Thalib membacakan permulaan surat Maryam ini kepada raja Najasyi dan pengikut-pengikutnya di waktu ia ikut hijrah bersama-sama sahabat-sahabat yang lain ke negeri Habsyi.Surat ini dinamai Maryam, karena surat ini mengandung kisah Maryam, ibu Nabi Isa a.s. yang serba ajaib, yaitu melahirkan puteranya lsa a.s., sedang ia sebelumnya belum pernah dikawini atau dicampuri oleh seorang laki-laki pun. Kelahiran Isa a.s. tanpa bapa, merupakan suatu bukti kekuasaan Allah s.w.t. Pengutaraan kisah Maryam sebagai kejadian yang luar biasa dan ajaib dalam surat ini, diawali dengan kisah kejadian yang luar biasa dan ajaib pula, yaitu dikabulkannya doa Zakaria a.s. oleh Allah s.w.t., agar beliau dianugerahi seorang putera sebagai pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaan beliau, sedang usia beliau sudah sangat tua dan isteri beliau seorang yang mandul yang menurut ukuran ilmu biologi tidak mungkin akan terjadi.