QS. Al-'Ankabut Ayat 4

اَمۡ حَسِبَ الَّذِيۡنَ يَعۡمَلُوۡنَ السَّيِّاٰتِ اَنۡ يَّسۡبِقُوۡنَا‌ ؕ سَآءَ مَا يَحۡكُمُوۡنَ
Am hasibal laziina ya'maluunas sayyiaati any yasbiquunaa; saaa'a maa yahkumuun
Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami? Sangatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu!
Juz ke-20
Tafsir
Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu setelah Kami larang mengerjakannya melalui rasul yang Kami utus dan atau melalui akal sehat yang kami anugerahkan kepada manusia, mengira bahwa mereka akan dapat mendahului Kami dalam usaha mereka untuk lari sehingga luput dari azab atau perhitungan Kami? Sangatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu! Alangkah buruknya perkiraan dan sikap mereka ini!
Seterusnya Allah memperingatkan, apakah masih ada segolongan manusia yang berprasangka bahwa orang-orang yang masih mengerjakan perbuatan jahat itu akan sanggup melemahkan Allah, sehingga Dia tidak kuasa mendatangkan balasan yang sebanding dengan perbuatannya. Apakah belum berlaku lagi ketetapan Tuhan bagi orang-orang zalim sebelumnya, di mana mereka telah disiksa dengan siksaan yang setimpal dengan kesalahan mereka?

Menurut Ibnu 'Abbas, ayat ini turun sebagai kecaman kepada sejumlah tokoh musyrikin Mekah yang menganggap bahwa apa saja yang mereka kerjakan, tidak ada yang sanggup membalasnya. Mereka itu adalah al-Walid bin al-Mugirah, Abu Jahal, al-Aswad, al-'as bin Hisyam, 'Utbah bin Rabi'ah, al-Walid bin 'Utbah, 'Utbah bin Abi Mu'aith, Handhalah bin Abu Sufyan, dan al-'as bin Wa'il. Sesungguhnya pikiran yang demikian adalah keliru dan tidak benar. Allah tidak menjadikan sesuatu itu sia-sia. Dia menguji dan mendidik manusia dengan berbagai macam pengajaran, dengan maksud agar mereka memperoleh nur Ilahi yang terang benderang.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-'Ankabut
Surat Al 'Ankabuut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surrat Makkiyah. Dinamai Al 'Ankabuut berhubung terdapatnya perkataan Al 'Ankabuut yang berarti laba-laba pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu'aib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.
Bacaan Selawat Asyghil:...
Bacaan Selawat Asyghil: Arab, Latin, Terjemahan dan Keutamaannya

Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.

Bacaan Doa Agar Tidak...
Bacaan Doa Agar Tidak Hujan: Arab, Latin dan Terjemahannya

Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.

7 Isi Kandungan Surat...
7 Isi Kandungan Surat Al-A'raf Ayat 1-20 yang Dapat Dipelajari, Terdapat Bahayanya Menzalimi Allah

Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.

Kisah Bijak Para Sufi:...
Kisah Bijak Para Sufi: Cara Membuat Api

Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.

Hukum Tajwid Surat Yasin...
Hukum Tajwid Surat Yasin Ayat 16-18, Yuk Belajar Bersama!

Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.