QS. An-Naml Ayat 41

قَالَ نَكِّرُوۡا لَهَا عَرۡشَهَا نَـنۡظُرۡ اَتَهۡتَدِىۡۤ اَمۡ تَكُوۡنُ مِنَ الَّذِيۡنَ لَا يَهۡتَدُوۡنَ
Qoola nakkiruu lahaa 'arshahaa nanzur atahtadiii am takuunu minal laziina laa yahtaduun
Dia (Sulaiman) berkata, "Ubahlah untuknya singgasananya; kita akan melihat apakah dia (Balqis) mengenal; atau tidak mengenalnya lagi."
Juz ke-19
Tafsir
Nabi Sulaiman ingin mengetahui sampai sejauh mana Ratu Balqis teliti terhadap singgasananya, ia ingin memperlihatkan kepadanya akan kemahakuasaan Allah, Zat yang disembah oleh Nabi Sulaiman, di samping untuk memperlihatkan mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman. Dia, Sulaiman, berkata, “Ubahlah untuknya singgasananya dengan menjadikan singgasananya tidak persis seperti aslinya. Kita akan melihat apakah dia, Balqis, mengenal singgasananya yang telah berubah itu atau tidak mengenalnya lagi.”
Sulaiman memerintahkan kepada pemimpin-pemimpin kaumnya, agar mengubah bentuk dari singgasana Balqis yang telah sampai di hadapannya. Ia ingin melihat, apakah Ratu Balqis mengetahui, atau tidak, bahwa yang didudukinya itu adalah singgasananya.

Dengan cara yang demikian itu, diharapkan agar Ratu Balqis bertambah yakin bahwa Sulaiman adalah rasul Allah. Ia tidak mengharapkan sesuatu selain keimanan Ratu Balqis dan kaumnya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. An-Naml
Surat An Naml terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat- surat Makkiyyah dan diturunkan sesudah surat Asy Syu'araa'. Dinamai dengan An Naml, karena pada ayat 18 dan 19 terdapat perkataan An Naml (semut), di mana raja semut mengatakan kepada anak buahnya agar masuk sarangnya masing-masing, supaya jangan terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s. dan tentaranya yang akan lalu di tempat itu. Mendengar perintah raja semut kepada anak buahnya itu, Nabi Sulaiman tersenyum dan ta'jub atas keteraturan kerajaan semut itu dan beliau mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maba Kuasa yang telah melimpahkan nikmat kepadanya, berupa kerajaan, kekayaan, memahami ucapan-ucapan binatang, mempunyai tentara yang terdiri atas jin, manusia, burung dan sebagainya. Nabi Sulaiman a.s. yang telah diberi Allah nikmat yang besar itu tidak merasa takabur dan sombong dan sebagai seorang hamba Allah mohon agar Allah memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang saleh. Allah s.w.t. menyebut binatang semut dalam surat ini agar manusia mengambil pelajaran dari kehidupan semut itu. Semut adalah binatang yang hidup berkelompok di dalam tanah, membuat liang dan ruang yang bertingkat-tingkat sebagai rumah dan gudang tempat menyimpan makanan musim dingin. Kerapian dan kedisiplinan yang terdapat dalam kerajaan semut ini, dinyatakan Allah dalam ayat ini dengan bagaimana rakyat semut mencari perlindungan segera agar jangan terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s dan tentaranya, setelah menerima peringatan dari rajanya. Secara tidak langsung Allah mengingatkan juga kepada manusia agar dalam berusaha untuk mencukupkan kebutuhan sehari-hari, mementingkan pula kemaslahatan bersama dan sebagainya, rakyat semut mempunyai organisasi dan kerja sama yang baik pula. Dengan mengisahkan kisah Nabi Sulaiman a.s. dalam surat ini Allah mengisyaratkan hari depan dan kebesaran Nabi Muhammad s.a.w. Nabi Sulaiman a.s. sebagai seorang nabi, rasul dan raja yang dianugerahi kekayaan yang melimpah ruah, begitu pula Nabi Muhammad s.a.w. sebagai seorang nabi, rasul dan seoramg kepala negara yang ummi' dan miskin akan berhasil membawa dan memimpin umatnya ke jalan Allah.