QS. Fatir Ayat 42

وَاَ قۡسَمُوۡا بِاللّٰهِ جَهۡدَ اَيۡمَانِهِمۡ لَٮِٕنۡ جَآءَهُمۡ نَذِيۡرٌ لَّيَكُوۡنُنَّ اَهۡدٰى مِنۡ اِحۡدَى الۡاُمَمِۚ فَلَمَّا جَآءَهُمۡ نَذِيۡرٌ مَّا زَادَهُمۡ اِلَّا نُفُوۡرًا
Wa aqsamuu billaahi jahda aymaanihim la'in jaaa'ahum naziirul layakuununna ahdaa min ihdal umami falam maa jaaa'ahum naziirum maa zaadahum illaa nufuuraa
Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sungguh-sungguh bahwa jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tetapi ketika pemberi peringatan datang kepada mereka, tidak menambah (apa-apa) kepada mereka, bahkan semakin jauh mereka dari (kebenaran),
Juz ke-22
Tafsir
Meski melihat banyak bukti kekuasaan Allah di alam raya, kaum kafir tetap ingkar. Mereka menuntut agar Allah mengutus seorang rasul kepada mereka. Dan sebelum Nabi Muhammad diutus, mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sungguh-sungguh bahwa jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat yang lain, misalnya umat Yahudi atau Nasrani. Tetapi, ketika pemberi peringatan datang kepada mereka, mereka justru mengingkari sumpah mereka sendiri. Kedatangan Rasulullah tidak menambah apa-apa kepada mereka, bahkan semakin jauh saja mereka dari kebenaran.
Orang-orang musyrik itu bersumpah dengan sepenuh hati, seandainya Allah mengirimkan seorang rasul yang memperingatkan kesesatan jalan pikiran dan kerusakan moral masyarakatnya, pasti merekalah yang paling mudah menerima petunjuk rasul itu, dibanding dengan umat mana pun yang pernah ada sebelum mereka. Penjelasan ayat ini diperkuat pula oleh ayat lain yang berbunyi:

Sekiranya di sisi kami ada sebuah kitab dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu, tentu kami akan menjadi hamba Allah yang disucikan (dari dosa). Tetapi ternyata mereka mengingkarinya (Al-Qur'an); maka kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu). (ash-shaffat/37: 168-170)

Dalam Tafsir al-Khazin diriwayatkan bahwa orang-orang kafir Mekah ketika mengetahui Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) mendustakan para rasul yang diutus kepada mereka, mereka pun bersumpah dengan nama Allah seandainya kepada mereka diutus pula rasul seperti yang pernah diutus kepada Bani Israil itu, tentulah mereka akan menjadi bangsa yang lebih banyak memperoleh petunjuk dibanding dengan kaum Yahudi dan Nasrani. Sikap demikian itu mereka tunjukkan sebelum Muhammad saw diutus sebagai rasul. Tetapi, setelah beliau betul-betul diutus ke tengah mereka, mereka pun mendustakannya sebagaimana sikap Ahli Kitab terhadap rasul-Nya. Untuk memperingatkan kaum Muslimin akan sikap orang-orang kafir yang telah memperoleh kebenaran murni tentang Nabi Muhammad dan risalahnya itu, Allah menurunkan ayat-ayat di atas.

Setelah impian mereka menjadi kenyataan, yakni dengan diutusnya Muhammad saw sebagai rasul di tengah masyarakat mereka untuk menyampaikan kebenaran dari Allah, yang tercantum dalam Al-Qur'an al-Karim, maka dengan serta merta mereka mendustakannya. Bahkan sikap keingkaran dan kesombongan mereka makin menjadi-jadi. Mereka bukannya makin dekat kepada kebenaran, bahkan semakin jauh dengan alasan menjaga kehormatan dan martabat kaumnya. Tegasnya, para pemimpin musyrik Mekah itu enggan mengikuti ajaran Nabi Muhammad. Keadaan mereka serupa dengan unta liar yang kabur, semakin dikejar oleh pemiliknya, semakin cepat larinya dan semakin tersesat jalannya, sehingga sukar ditangkap.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Fatir
Surat Faathir terdiri atas 45 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Furqaan dan merupakan surat akhir dari urutan surat-surat dalam Al Quran yang dimulai dengan Alhamdulillah. Dinamakan Faathir (pencipta) ada hubungannya dengan perkataan Faathir yang terdapat pada ayat pertama pada surat ini. Pada ayat tersebut diterangkan bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi, Pencipta malaikat-malaikat, Pencipta semesta alam yang semuanya itu adalah sebagai bukti atas kekuasaan dan kebesaran-Nya. Surat ini dinamai juga dengan surat Malaikat karena pada ayat pertama disebutkan bahwa Allah telah menjadikan malaikat-malaikat sebagai utusan-Nya yang mempunyai beberapa sayap.
Hikmah Idulfitri : Kembali...
Hikmah Idulfitri : Kembali ke Fitrah dan Istiqamah Memegang Teguh Ajaran Islam

Umat Islam merayakan momen Idulfitri yang disebut-sebut sebagai hari kemenangan dan saatnya kembali ke Fitrah. Apa sebenarnya makna Fitrah?

Hikmah Melewati Jalan...
Hikmah Melewati Jalan Berbeda setelah Melaksanakan Salat Ied

Salah satu amalan sunnah ketika salat Idulfitri yaitu berangkat dan pulang melewati jalan berbeda. Berikut hikmah disunnahkannya menempuh jalan berbeda saat salat Id.

7 Adab Merayakan Idulfitri,...
7 Adab Merayakan Idulfitri, dari Mandi Sunnah hingga Tunjukkan Kebahagiaan

Hari raya Idulfitri merupakan momentum untuk menyempurnakan hubungan vertikal dengan Allah (hablun minallah) dan secara horizontal membangun hubungan sosial yang baik (hablun minnannas)

Hati-hati, 3 Hal yang...
Hati-hati, 3 Hal yang harus Dihindari Kaum Wanita saat Merayakan Idulfitri

Momen Idulfitri sangat istimewa bagi setiap muslim, tak terkecuali kaum wanita muslimah. Namun, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari kaum Hawa ini saat merayakan Idulfitri ini. Hal apa saja?

Bacaan Niat Salat Idulfitri...
Bacaan Niat Salat Idulfitri Lengkap Bahasa Arab dan Terjemahannya

Bacaan niat salat Idulfitri dapat dilakukan dalam hati sebelum melaksanakan salat Ied. Bagaimana lafadz niat salat Idulfitri ini dalam bahasa Arab dan terjemahannya?