QS. Maryam Ayat 44

يٰۤـاَبَتِ لَا تَعۡبُدِ الشَّيۡطٰنَ‌ ؕ اِنَّ الشَّيۡطٰنَ كَانَ لِلرَّحۡمٰنِ عَصِيًّا
Yaaa abati laa ta'budish Shaitaana innash Shaitaana kaana lir Rahmaani 'asiyyaa
Wahai ayahku! Janganlah engkau menyembah setan. Sungguh, setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Juz ke-16
Tafsir
Nabi Ibrahim menerangkan betapa tidak bermanfaatnya ibadah ayahnya selama ini. Dia berkata, “Wahai ayahku, janganlah engkau menyembah setan, yaitu patung dan berhala itu atau lainnya, dan jangan engkau ikuti bisikan makhluk pengingkar itu. Setan selalu ingin manusia tersesat dan mengingkari Allah. Sesungguhnya setan itu sejak dulu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Wahai bapakku, janganlah engkau mengikuti ajaran setan yang membawamu kepada menyembah berhala, karena setan itu selalu memperdayakan manusia agar ia tersesat dari jalan yang benar. Sesungguhnya setan itu adalah makhluk yang durhaka kepada Tuhannya makhluk yang sangat sombong dan takabur, karena itu Allah melaknatinya dan menjauhkannya dari rahmat-Nya. Karena setan itu telah dimurkai oleh Allah dia bertekad akan selalu berusaha menyesatkan manusia. Janganlah bapak termasuk golongan orang-orang yang terkena tipu daya setan dan masuk ke dalam perangkapnya. Aku khawatir sekiranya bapak tetap mengikuti ajarannya bapak akan ditimpa kemurkaan Allah seperti kemurkaan yang telah menimpa setan itu dan tentulah bapak akan termasuk golongannya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Maryam
Surat Maryam terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, karena hampir seluruh ayatnya diturunkan sebelum Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Madinah, bahkan sebelum sahabat-sahabat beliau hijrah ke negeri Habsyi. Menurut riwayat Ibnu Mas'ud, Ja'far bin Abi Thalib membacakan permulaan surat Maryam ini kepada raja Najasyi dan pengikut-pengikutnya di waktu ia ikut hijrah bersama-sama sahabat-sahabat yang lain ke negeri Habsyi.Surat ini dinamai Maryam, karena surat ini mengandung kisah Maryam, ibu Nabi Isa a.s. yang serba ajaib, yaitu melahirkan puteranya lsa a.s., sedang ia sebelumnya belum pernah dikawini atau dicampuri oleh seorang laki-laki pun. Kelahiran Isa a.s. tanpa bapa, merupakan suatu bukti kekuasaan Allah s.w.t. Pengutaraan kisah Maryam sebagai kejadian yang luar biasa dan ajaib dalam surat ini, diawali dengan kisah kejadian yang luar biasa dan ajaib pula, yaitu dikabulkannya doa Zakaria a.s. oleh Allah s.w.t., agar beliau dianugerahi seorang putera sebagai pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaan beliau, sedang usia beliau sudah sangat tua dan isteri beliau seorang yang mandul yang menurut ukuran ilmu biologi tidak mungkin akan terjadi.