QS. Saba Ayat 46

قُلۡ اِنَّمَاۤ اَعِظُكُمۡ بِوَاحِدَةٍ ۚ اَنۡ تَقُوۡمُوۡا لِلّٰهِ مَثۡنٰى وَفُرَادٰى ثُمَّ تَتَفَكَّرُوۡا مَا بِصَاحِبِكُمۡ مِّنۡ جِنَّةٍ ؕ اِنۡ هُوَ اِلَّا نَذِيۡرٌ لَّـكُمۡ بَيۡنَ يَدَىۡ عَذَابٍ شَدِيۡدٍ
Qul innamaaa a'izukum biwaahidatin an taquumuu lillaahi masnaa wa furaadaa summa tatafakkaruu; maa bisaahibikum min jinnah; in huwa illaa naziirul lakum baina yadai 'azaabin shadiid
Katakanlah, "Aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu agar kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian agar kamu pikirkan (tentang Muhammad). Kawanmu itu tidak gila sedikit pun. Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras."
Juz ke-22
Tafsir
Katakanlah, wahai Nabi Muhammad, “Aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu agar kamu menghadap Allah dengan ikhlas guna menemukan kebenaran. Kamu lakukan renungan itu dengan berdua-dua, yakni secara berkelompok, atau sendiri-sendiri, dalam suasana tenang, kemudian agar kamu pikirkan tentang Nabi Muhammad yang sudah lama kamu kenal sebagai orang yang dapat dipercaya, lalu kamu mengatakan dia gila, lantaran dia mengajakmu untuk beriman kepada Allah. Ketahuilah, kawanmu itu tidak gila sedikit pun. Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan bagi kamu sebelum menghadapi azab yang keras.”
Pada ayat ini, Allah meminta Nabi Muhammad agar mengajak kaum kafir untuk melakukan satu hal saja, yaitu benar-benar berupaya mendekatkan diri kepada Allah untuk mencari kebenaran. Mendekatkan diri untuk mencari kebenaran dapat dilakukan sendiri-sendiri atau bersama dengan orang lain supaya dapat bertukar pikiran. Setelah itu, mereka diminta untuk merenungkan kebenaran ajaran-ajaran dalam Al-Qur'an, secara tenang, objektif, dan tulus tanpa dipengaruhi hawa nafsu atau kedengkian. Setelah mereka renungkan secara objektif, masih jugakah mereka akan menuduh bahwa yang menyampaikan kebenaran itu, yaitu Nabi Muhammad, tidak benar? Bukankah ajaran Al-Qur'an itu amat benar? Bila benar, pembawa ajaran itu juga benar. Seharusnya mereka sampai kepada kesimpulan bahwa beliau sejatinya adalah seorang yang tulus. Ia hanya ingin mengingatkan dan memperingatkan manusia agar tidak sesat di dunia dan merugi nanti di akhirat. Beliau hanya ingin agar manusia beriman dan menjadi manusia yang baik, agar di dunia bahagia dan di akhirat terhindar dari neraka. Oleh karena itu, mereka seharusnya berterima kasih kepadanya, dan tidak menuduhnya yang bukan-bukan.

Fungsi beliau sebagai pemberi peringatan ini juga disampaikan beliau dalam sebuah hadis:

Sesungguhnya aku ini pemberi peringatan bagimu sekalian sebelum menghadapi azab yang keras. (Riwayat al-Bukhari dari Ibnu 'Abbas)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Saba
Surat Saba' terdiri atas 54 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Luqman. Dinamakan Saba' karena didalamnya terdapat kisah kaum Saba'. Saba' adalah nama suatu kabilah dari kabilah-kabilah Arab yang tinggal di daerah Yaman sekarang ini. Mereka mendirikan kerajaan yang terkenal dengan nama kerajaan Sabaiyyah, ibukotanya Ma'rib; telah dapat membangun suatu bendungan raksasa, yang bernama Bendungan Ma'rib, sehingga negeri meka subur dan makmur. Kemewahan dan kemakmuran ini menyebabkan kaum Saba' lupa dan ingkar kepada Allah yang telah melimpahkan nikmatnya kepada mereka, serta mereka mengingkari pula seruan para rasul. Karena keingkaran mereka ini, Allah menimpahkan kepada mereka azab berupa sailul 'arim (banjir yang besar) yang ditimbulkan oleh bobolnya bendungan Ma'rib. Setelah bendungan ma'rib bobol negeri Saba' menjadi kering dan kerajaan mereka hancur.