QS. Al-A’raf Ayat 46

وَبَيۡنَهُمَا حِجَابٌ‌ۚ وَعَلَى الۡاَعۡرَافِ رِجَالٌ يَّعۡرِفُوۡنَ كُلًّاۢ بِسِيۡمٰٮهُمۡ‌ ۚ وَنَادَوۡا اَصۡحٰبَ الۡجَـنَّةِ اَنۡ سَلٰمٌ عَلَيۡكُمۡ‌ لَمۡ يَدۡخُلُوۡهَا وَهُمۡ يَطۡمَعُوۡنَ
Wa bainahumaa hijaab; wa 'alal A'raafi rijaaluny ya'rifuuna kullam bisiimaahum; wa naadaw Ashaabal jannati an salaamun 'alaikum; lam yadkhuluuhaa wa hum yatma'uun
Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada tabir dan di atas A‘raf (tempat yang tertinggi) ada orang-orang yang saling mengenal, masing-masing dengan tanda-tandanya. Mereka menyeru penghuni surga, "Salamun ‘alaikum" (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk).
Juz ke-8
Tafsir
Dan di antara keduanya, yakni di antara penghuni surga dan neraka, ada tabir, dinding kokoh yang memisahkan mereka (Lihat: Surah al-Hadid/57: 13), dan di atas dinding tersebut terdapat A'raf yaitu tempat yang tertinggi, yang di atasnya ada orang-orang yang kebaikannya sama dengan keburukannya sehingga mereka masih menunggu keputusan Allah atas mereka, yang setiap penduduk surga dan neraka saling mengenal orang-orang tersebut, masing-masing dengan tanda-tandanya. Calon penduduk surga diketahui dengan wajahnya yang putih lagi bercahaya, sementara calon penghuni neraka dikenal dengan wajahnya yang hitam. Ketika mereka melihat surga dan penghuninya, mereka menyeru penghuni surga, "Salamun 'alaikum" (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk surga karena masih menunggu keputusan Allah atas mereka, tetapi mereka ingin segera masuk.
Ayat ini menerangkan bahwa antara penghuni surga dan penghuni neraka ada batas yang sangat kokoh. Batas itu berupa pagar tembok yang tidak memungkinkan masing-masing mereka untuk keluar dan untuk berpindah tempat. Di atas pagar tembok itu ada suatu tempat yang tertinggi, tempat orang-orang yang belum dimasukkan ke dalam surga. Mereka bertahan di sana menunggu keputusan dari Allah. Dari tempat yang tinggi itu mereka bisa melihat penghuni surga dan melihat penghuni neraka. Kedua penghuni itu kenal dengan tanda yang ada pada mereka masing-masing. Seperti mengenal mukanya yang telah disifatkan Allah dalam Al-Qur'an. Firman Allah:

Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri, tertawa dan gembira ria, dan pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram), tertutup oleh kegelapan (ditimpa kehinaan dan kesusahan). Mereka itulah orang-orang kafir yang durhaka. ('Abasa/80: 38-42)

Mereka yang tinggal di tempat yang tinggi di atas pagar batas itu mempunyai kebaikan yang seimbang dengan kejahatannya, belum bisa dimasukkan ke dalam surga, tetapi tidak menjadi penghuni neraka. Mereka untuk sementara ditempatkan di sana, sambil menunggu rahmat dan karunia Allah untuk dapat masuk ke dalam surga.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa Rasulullah bersabda:

"Diletakkan timbangan pada hari Kiamat lalu ditimbanglah semua kebaikan dan kejahatan. Maka orang-orang yang lebih berat timbangan kebaikannya dari pada timbangan kejahatannya meskipun sebesar biji sawi/atom dia akan masuk surga". Dan orang yang lebih berat timbangan kejahatannya dari pada timbangan kebaikannya meskipun sebesar biji sawi/atom, ia akan masuk neraka. Dikatakan kepada Rasulullah, bagaimana orang yang sama timbangan kebaikannya dengan timbangan kejahatannya? Rasulullah menjawab: mereka itulah penghuni A'raf, mereka itu belum memasuki surga tetapi mereka sangat ingin memasukinya." (Riwayat Ibnu Jarir dari Ibnu Mas'ud)

Sesudah itu Ibnu Mas'ud berkata, "sesungguhnya timbangan itu bisa berat dan bisa ringan oleh sebuah biji yang kecil saja. Siapa yang timbangan kebaikan dan kejahatannya sama-sama berat, mereka penghuni A'raf, mereka berdiri menunggu di atas jembatan.

Kemudian mereka dipalingkan melihat penghuni surga dan neraka. Apabila mereka melihat penghuni surga, mereka mengucapkan: "Keselamatan dan kesejahteraaan bagimu. Apabila pandangan mereka dipalingkan ke kiri, mereka melihat penghuni neraka, seraya berkata, "Ya Tuhan kami janganlah Engkau tempatkan kami bersama dengan orang-orang zalim". Mereka sama-sama berlindung diri kepada Allah dari tempat mereka. Ibnu Mas'ud berkata, "Orang yang mempunyai kebaikan, mereka diberi cahaya yang menerangi bagian depan dan kanan mereka. Tiap-tiap orang dan tiap-tiap umat diberi cahaya setibanya mereka di atas jembatan, Allah padamkan cahaya orang-orang munafik laki-laki dan munafik perempuan. Tatkala penghuni surga melihat apa yang di hadapan orang-orang munafik, mereka berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah cahaya kami." Adapun penghuni A'raf, cahaya mereka ada di tangan mereka, tidak akan tanggal. Pada waktu itu Allah berfirman :

Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk). (al-A'raf/7: 46)

Yang dimaksud dalam ayat ini, bahwa penghuni A'raf itu menyeru penghuni surga, mengucapkan selamat sejahtera, karena kerinduan mereka atas nikmat yang telah diberikan Allah kepada penghuni surga. Mereka belum juga dapat masuk ke dalamnya, sedang hati mereka sudah sangat rindu untuk masuk.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-A’raf
Surat Al A'raaf yang berjumlah 206 ayat termasuk golongan surat Makkiyah, diturunkan sebelum turunnya surat Al An'aam dan termasuk golongan surat Assab 'uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al A'raaf karena perkataan Al A'raaf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al A'raaf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka.