QS. Al-Hijr Ayat 51

وَنَبِّئۡهُمۡ عَنۡ ضَيۡفِ اِبۡرٰهِيۡمَ‌ۘ
Wa nabbi'hum 'an daifi Ibraahiim
Dan kabarkanlah (Muhammad) kepada mereka tentang tamu Ibrahim (malaikat).
Juz ke-14
Tafsir
Pada ayat-ayat sebelumnya Allah meminta Nabi Muhammad menyampaikan berita penting terkait beberapa sifat Allah kepada yang bertakwa dan keadilan Allah kepada yang durhaka. Pada ayat-ayat berikut Allah juga meminta beliau menyampaikan kabar penting menyangkut sikap orang-orang musyrik yang menuntut turunnya malaikat kepada Nabi Ibrahim. Perintah Allah itu berbunyi, "Dan kabarkanlah pula berita penting yang lain kepada mereka tentang para malaikat yang Allah turunkan sebagai tamu Ibrahim.
Ayat ini menerangkan keadaan Nabi Ibrahim ketika kedatangan tamu yang tidak dikenal dan tidak diundang. Para tamu itu masuk dan mengucapkan salam. Karena tidak mengenal para tamunya, Nabi Ibrahim mengatakan bahwa ia takut kepada mereka. Penyebab ketakutan Ibrahim dijelaskan dalam ayat yang lain. Allah swt berfirman:

Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, dia (Ibrahim) mencurigai mereka, dan merasa takut kepada mereka. Mereka (malaikat) berkata, "Jangan takut, sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut." (Hud/11: 70)

Menurut ayat ini, Ibrahim merasa takut kepada tamunya karena mereka tidak mau memakan daging anak lembu yang dipanggang dan disuguhkan kepada mereka. Menurut kebiasaan, tamu yang tidak mau memakan suguhan yang dihidangkan kepadanya adalah tamu yang datang untuk maksud jahat atau bisa juga berarti bahwa tamu itu curiga dengan niat baik tuan rumah.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Hijr
Surat ini terdiri atas 99 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, karena diturunkan di Mekah sebelum hijrah. Al Hijr adalah nama sebuah daerah pegunungan yang didiami zaman dahulu oleh kaum Tsamud terletak di pinggir jalan antara Madinah dan Syam (Syria). Nama surat ini diambil dari nama daerah pegunungan itu, berhubung nasib penduduknya yaitu kaum Tsamud diceritakan pada ayat 80 sampai dengan 84, mereka telah dimusnahkan Allah s.w.t., karena mendustakan Nabi Shaleh a.s. dan berpaling dari ayat-ayat Allah. Dalam surat ini terdapat juga kisah-kisah kaum yang lain yang telah dibinasakan oleh Allah seperti kaum Luth a.s. dan kaum Syu'aib a.s. Dari ke semua kisah-kisah itu dapat diambil pelajaran bahwa orang-orang yang menentang ajaran rasul-rasul akan mengalami kehancuran.