QS. Al-A’raf Ayat 51

الَّذِيۡنَ اتَّخَذُوۡا دِيۡنَهُمۡ لَهۡوًا وَّلَعِبًا وَّغَرَّتۡهُمُ الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَا‌‌ ۚ فَالۡيَوۡمَ نَنۡسٰٮهُمۡ كَمَا نَسُوۡا لِقَآءَ يَوۡمِهِمۡ هٰذَا ۙ وَمَا كَانُوۡا بِاٰيٰتِنَا يَجۡحَدُوۡنَ‏
Allaziinat takhazuu diinahu lahwanw wa la'i-banw wa gharrat humul hayaatud dunyaa; fal Yawma nnannsaahum kamaa nasuu liqooa'a Yawmihim haazaa wa maa kaanuu bi aayaatinaa yajhaduun
(yaitu) orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda-gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini, dan karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami.
Juz ke-8
Tafsir
Yaitu orang-orang yang semasa hidupnya di dunia mengaku beragama tetapi mereka menjadikan agamanya sebagai permainan dan sendagurau, dan mereka telah tertipu dan tenggelam oleh buaian kenikmatan kehidupan dunia sehingga mereka hanya mengikuti hawa nafsu, bersenang-senang dan bergembira tanpa mempedulikan halal dan haram, yang hak dan yang batil. Maka pada hari ini, hari Kiamat, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan, yakni mengingkari, pertemuan hari ini, dan karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami.
Ayat ini menerangkan, siapakah orang kafir yang telah diharamkan Allah minum dan makan makanan yang diberikan kepada penghuni surga. Mereka itulah orang-orang yang semasa hidup di dunia, mengaku beragama tapi hanya sekadar berolok-olok dan bermain-main saja. Mereka tidak beragama dengan maksud untuk mensucikan jiwanya dan untuk mendapatkan pahala di sisi Allah di akhirat nanti. Mereka beragama hanya sekadar nama saja, tetapi amal perbuatan mereka bertentangan dengan ajaran agama. Malahan kadang-kadang mereka menjadi penghalang berlakunya ajaran agama dalam masyarakat.

Mereka sudah tenggelam dalam buaian kenikmatan hidup di dunia. Mereka hanya mengikuti hawa nafsu, bersenang-senang dan bergembira dengan tidak memperdulikan halal haram, yang hak dan yang batil. Mereka tidak seperti orang-orang beriman, menjadikan dunia ibarat kebun untuk dapat ditanami dengan kebaikan-kebaikan yang hasilnya dapat dipetik nanti di akhirat. Karena sudah terbenam dalam gelombang keduniawian, dibuai dan diayun oleh kesenangan sementara, sedang kesenangan yang selama-lamanya mereka lupakan. Pantas kalau pada hari Kiamat Allah melupakan mereka, tidak menolong mereka, karena semasa hidup di dunia mereka lupa kepada Allah, seolah-olah mereka tidak akan pulang ke kampung yang abadi. Maka pada hari Kiamat Allah membiarkan mereka dalam api neraka yang menyala-nyala, karena mereka tidak mau berbuat amal saleh semasa hidup di dunia, tidak percaya akan hari akhirat dan mereka selalu membantah dan mendustakan ayat-ayat Allah yang disampaikan oleh Rasul-rasul-Nya bahkan mereka menentang Rasul-rasul Allah itu.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-A’raf
Surat Al A'raaf yang berjumlah 206 ayat termasuk golongan surat Makkiyah, diturunkan sebelum turunnya surat Al An'aam dan termasuk golongan surat Assab 'uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al A'raaf karena perkataan Al A'raaf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al A'raaf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka.