QS. Maryam Ayat 52

وَنَادَيۡنٰهُ مِنۡ جَانِبِ الطُّوۡرِ الۡاَيۡمَنِ وَقَرَّبۡنٰهُ نَجِيًّا
Wa naadainaahu min jaanibit Tuuril aimani wa qarrabnaahu najiyyaa
Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung (Sinai) dan Kami dekatkan dia untuk bercakap-cakap.
Juz ke-16
Tafsir
Dan Kami telah memilih Nabi Musa dan memanggilnya dari sebelah kanan gunung Sinai ketika dia sedang bepergian menuju Mesir, dan saat itu Kami tetapkan dia sebagai nabi dan rasul untuk memberi peringatan kepada Fir‘aun dan kaumnya. Kami dekatkan dia kepada Kami untuk menerima amanat kerasulan dan Kami ajak dia bercakap-cakap secara langsung dari balik hijab berupa api yang menyala.
Dalam ayat ini dijelaskan bagaimana Allah memanggil Musa a.s. dan berbicara langsung dengannya di sebelah kanan bukit Tur, yaitu sebuah bukit yang terletak di semenanjung Sinai. Ketika itu Musa sedang menuju ke Mesir dari Madyan untuk menyampaikan dakwahnya kepada Firaun. Di bukit Tursina itulah Musa diberitahukan oleh Allah bahwa dia telah diangkat menjadi rasul dan menjanjikan kepadanya bahwa dia akan menang dalam menghadapi Firaun yang zalim yang mendakwahkan dirinya sebagai Tuhan. Tuhan juga menjanjikan kepadanya akan menurunkan rahmat kepada keluarga Bani Israil dengan menurunkan kitab Taurat.

Allah menerangkan pula bahwa Dia telah mendekatkan Musa kepada-Nya di waktu berbicara itu dengan arti memuliakannya dan memilihnya sebagai Rasul-Nya seakan-akan Musa di waktu itu dekat kepada Tuhan sebagaimana dekatnya seorang raja di waktu berbicara dengan menterinya. Kita tidak dapat mengetahui bagaimana caranya Tuhan berbicara langsung dengan Musa. Apakah Musa benar-benar mendengar suara ataukah Musa hanya merasa bahwa dia telah berada di alam rohani yang tinggi seakan-akan mendengar wahyu Ilahi. Kita tidak dapat mengetahui bagaimana kejadian yang sebenarnya, semua itu harus kita serahkan kepada Allah Yang Mahakuasa. Kewajiban kita sebagai orang mukmin hanya mempercayainya, karena hal itu dikisahkan di dalam Al-Qur'an.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Maryam
Surat Maryam terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, karena hampir seluruh ayatnya diturunkan sebelum Nabi Muhammad s.a.w. hijrah ke Madinah, bahkan sebelum sahabat-sahabat beliau hijrah ke negeri Habsyi. Menurut riwayat Ibnu Mas'ud, Ja'far bin Abi Thalib membacakan permulaan surat Maryam ini kepada raja Najasyi dan pengikut-pengikutnya di waktu ia ikut hijrah bersama-sama sahabat-sahabat yang lain ke negeri Habsyi.Surat ini dinamai Maryam, karena surat ini mengandung kisah Maryam, ibu Nabi Isa a.s. yang serba ajaib, yaitu melahirkan puteranya lsa a.s., sedang ia sebelumnya belum pernah dikawini atau dicampuri oleh seorang laki-laki pun. Kelahiran Isa a.s. tanpa bapa, merupakan suatu bukti kekuasaan Allah s.w.t. Pengutaraan kisah Maryam sebagai kejadian yang luar biasa dan ajaib dalam surat ini, diawali dengan kisah kejadian yang luar biasa dan ajaib pula, yaitu dikabulkannya doa Zakaria a.s. oleh Allah s.w.t., agar beliau dianugerahi seorang putera sebagai pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaan beliau, sedang usia beliau sudah sangat tua dan isteri beliau seorang yang mandul yang menurut ukuran ilmu biologi tidak mungkin akan terjadi.