QS. Ali 'Imran Ayat 52
Tatkala Isa a.s. meyakini bahwa kaumnya Bani Israil tetap dalam kekafiran dan menemui penolakan yang keras dari mereka, bahkan bermaksud menyakitinya, bertanyalah dia "Siapakah penolong-penolongku kepada Allah?" Isa benar-benar menemui tantangan yang keras dari orang Yahudi, mereka mengerumuninya dan memperolok-oloknya. Mereka berkata, "Apakah yang telah dimakan oleh si anu tadi malam, apa yang disimpannya di rumahnya untuk besok pagi?" Walaupun Isa a.s. dapat menjawabnya, namun mereka tetap memperolok-oloknya.
Pada cerita ini terdapat pelajaran bagi Nabi Muhammad saw, dan sekaligus menjadi penghibur baginya. Di sini terbukti bahwa walaupun banyak dikemukakan mukjizat-mukjizat para nabi, tidaklah dengan sendirinya membawa kepada iman. Keimanan itu tergantung kepada manusia yang diajak apakah bersedia untuk menerimanya.
Pada saat meningkatnya tantangan dan ancaman itulah Isa mengatakan kepada kaum Hawari, siapa yang bersedia menyerahkan jiwanya kepada Allah dan menolong rasul-Nya. Hawariyun menjawab, "Kamilah penolong agama Allah", mereka menyediakan tenaga mereka untuk memperteguh dakwah Rasul Allah dan bersedia memegang teguh ajaran-ajarannya serta meninggalkan ajaran-ajaran yang lalu yang salah. Pertolongan yang diminta Isa a.s. ini tidak menuntut mereka mengikuti peperangan tapi cukup dengan mengamalkan ajaran agama dan dakwahnya.
Hawariyun adalah segolongan orang di antara Bani Israil yang beriman kepada Almasih, dan bersedia membantu, menolongnya dan mengikuti cahaya yang diturunkan kepadanya (As-shaff/61:14). Mereka menyatakan kepada Isa a.s. bahwa mereka beriman kepada Allah dan memohon kesaksian bahwa mereka adalah orang-orang yang berserah diri". Pernyataan ini merupakan faktor yang membawa kemenangan dalam menghadapi perlawanan musuh-musuhnya. Mereka memohon agar mereka dimasukkan ke dalam golongan orang yang mengakui keesaan Allah.
Surat Ali 'Imran yang terdiri dari 200 ayat ini adalah surat Madaniyyah. Dinamakan Ali 'Imran karena memuat kisah keluarga 'Imran yang di dalam kisah itu disebutkan kelahiran Nabi Isa a.s., persamaan kejadiannya dengan Nabi Adam a. s., kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam puteri 'Imran, ibu dari Nabi Isa a.s. Surat Al Baqarah dan Ali 'Imran ini dinamakan Az Zahrawaani (dua yang cemerlang), karena kedua surat ini menyingkapkan hal-hal yang disembunyikan oleh para Ahli Kitab, seperti kejadian dan kelahiran Nabi Isa a.s., kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. dan sebagainya.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.
Pada saat Daulah Mamalik berkuasa di Mesir, Sultan Baybars menjadikan kota Mesir sebagai arena kegiatan para ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, sehingga berkembangkanlah ilmu pengetahuan di Mesir.
Dalam surat ke-107, termaktub dalam Al-Quran, Allah mengkritik orang-orang yang rajin melakukan ibadah salat lima waktu, namun tidak peduli terhadap perbaikan nasib mereka yang terpinggir, terasing, menderita dan tertindas.