QS. Yusuf Ayat 53

وَمَاۤ اُبَرِّئُ نَفۡسِىۡ‌ۚ اِنَّ النَّفۡسَ لَاَمَّارَةٌۢ بِالسُّوۡٓءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىۡ ؕاِنَّ رَبِّىۡ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ
Wa maa ubarri'u nafsii; innan nafsa la ammaaratum bissuuu'i illaa maa rahima Rabbii; inna Rabbii Ghafuurur Rahiim
Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Juz ke-13
Tafsir
Setelah peristiwa yang dialami Nabi Yusuf berlalu dan ia terbukti tidak bersalah, ia pun berkata, Dan aku tidak menyatakan diriku bebas dari kesalahan apa pun, karena sesungguhnya salah satu jenis nafsu manusia itu adalah nafsu amarah, yang selalu mendorong manusia kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku sehingga tidak membawaku kepada kejahatan. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun atas segala dosa, Maha Penyayang bagi siapa saja yang Dia kehendaki.
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Yusuf sebagai manusia mengakui bahwa setiap nafsu cenderung dan mudah disuruh untuk berbuat jahat kecuali jika diberi rahmat dan mendapat perlindungan dari Allah. Yusuf selamat dari godaan istri al-Aziz karena limpahan rahmat Allah dan perlindungan-Nya, meskipun sebagai manusia Yusuf juga tertarik pada istri al-Aziz sebagaimana perempuan itu tertarik kepadanya seperti diterangkan pada ayat 24:

Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. (Yusuf/12: 24)

Tetapi ada pendapat lain yang menyatakan bahwa ayat 53 ini menerang-kan pengakuan istri al-Aziz dengan terharu dan rasa penyesalan yang mendalam bahwa dia tidak dapat membersihkan dirinya dari kesalahan dan ketelanjuran. Dia juga mengakui bahwa memang dia yang hampir meng-khianati suaminya dengan merayu Yusuf ketika suaminya tidak di rumah. Untuk menjaga nama baik diri, suami, dan keluarganya, dia menganjurkan supaya Yusuf dipenjarakan, atau ditimpakan kepadanya siksaan yang pedih. Istri al-Aziz telah melakukan kesalahan ganda, yaitu berdusta dan menuduh orang yang jujur dan bersih serta menjebloskannya ke penjara.

Pada akhir ayat ini dijelaskan bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Yusuf
Surat Yusuf ini terdiri atas 111 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah karena diturunkan di Mekah sebelum hijrah. Surat ini dinamakan surat Yusuf adalah karena titik berat dari isinya mengenai riwayat Nabi Yusuf a.s. Riwayat tersebut salah satu di antara cerita-cerita ghaib yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w. sebagai mukjizat bagi beliau, sedang beliau sebelum diturunkan surat ini tidak mengetahuinya. Menurut riwayat Al Baihaqi dalam kitab Ad Dalail bahwa segolongan orang Yahudi masuk agama Islam sesudah mereka mendengar cerita Yusuf a.s. ini, karena sesuai dengan cerita-cerita yang mereka ketahui. Dari cerita Yusuf a.s. ini, Nabi Muhammad s.a.w. mengambil pelajaran-pelajaran yang banyak dan merupakan penghibur terhadap beliau dalam menjalankan tugasnya.