QS. Al-A’raf Ayat 59

لَقَدۡ اَرۡسَلۡنَا نُوۡحًا اِلٰى قَوۡمِهٖ فَقَالَ يٰقَوۡمِ اعۡبُدُوا اللّٰهَ مَا لَـكُمۡ مِّنۡ اِلٰهٍ غَيۡرُهٗ ؕ اِنِّىۡۤ اَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيۡمٍ
Laqad arsalnaa nuuhan ilaa qawmihii faqoola yaa qawmi' budul laaha maa lakum min ilaahin ghairuhuu inniii akhaafu 'alaikum 'azaaba Yawmin 'Aziim
Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat (kiamat).
Juz ke-8
Tafsir
Setelah pada ayat yang lalu diterangkan tentang nikmat Allah berupa hujan yang bisa menumbuhkan tanah tandus dan tanamtanaman sebagai bukti keesaan Allah untuk menghidupkan orangorang yang telah mati pada hari Kiamat, pada ayat ini dan ayat-ayat selanjutnya Allah menyebutkan kisah beberapa nabi terdahulu dan umatnya sebagai pelajaran bagi umat Nabi Muhammad. Penyebutan kisah-kisah nabi ini dimulai dari Kisah Nabi Nuh, rasul pertama yang mengajarkan ajaran tauhid. Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya untuk mengajak mereka mengesakan Allah dan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, lalu dia berkata dengan lemah lembut dan sopan, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah Yang Maha Esa! Tidak ada tuhan atau sembahan yang layak disembah bagimu selain Dia. Sesungguhnya jika kamu durhaka dan tetap menyembah berhalaberhalamu, aku takut kamu akan ditimpa azab yang pedih akibat kekufuranmu pada hari yang dahsyat, yakni hari kiamat."
Pada ayat ini Allah menceritakan tentang kisah Nabi Nuh dan kerasulannya. Pada masa antara Nabi Adam dan Nabi Nuh dunia mulai membangun peradabannya. Manusia mula-mula masih menyembah Allah menurut agama yang dibawa oleh Nabi Adam. Tetapi lama-kelamaan karena kesibukan dalam kehidupan duniawi mereka mulai menjauhkan diri dari agama sehingga semangat beragama mulai menurun. Ajaran tauhid yang bersemi di hati sanubari mereka mulai pudar. Patung-patung dari pemimpin-pemimpin mereka yang semula dibuat untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa mereka, mereka jadikan sembahan atau sekutu Allah, karena menurut paham mereka patung-patung itu dapat mendekatkan diri mereka kepada Allah. Akhirnya mereka lupa kepada Allah, dan memandang bahwa patung-patung itulah tuhan yang diharapkan kebaikannya, dan dimohon nikmat anugerah dan ditakuti siksaannya.

Setelah kepercayaan manusia kepada Allah memudar di masa itu maka Allah tidak membiarkan mereka terus-menerus dalam kesesatan. Oleh karena itu, Allah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya. Kisah tentang kerasulan Nabi Nuh ini ditujukan kepada orang-orang Arab yang berada di Mekah dan sekitarnya yang mengingkari kerasulan Nabi Muhammad. Pengetahuan mereka tentang sejarah para rasul dan umat-umat pada masa dahulu sangat sedikit sekali karena mereka sekadar mendengar dari orang-orang Yahudi dan Nasrani yang berada di sekitar mereka.

Allah dalam ayat ini meyakinkan mereka bahwa sebenarnya Allah telah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya untuk memperingatkan mereka akan kemurkaan Allah disebabkan kekufuran mereka. Setelah Nuh diutus menjadi Rasul dia menyeru kaumnya yang kafir agar meninggalkan berhala dan menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan Pencipta segala sesuatu Dialah Tuhan yang sebenarnya. Manusia wajib menyembah-Nya dengan penuh khusyuk dan tawadhu'. Nabi Nuh mengemukakan kepada kaumnya tentang kekhawatirannya bahwa mereka akan memperoleh siksaan yang sangat pada hari pembalasan nanti jika mereka tidak mengindahkan seruannya.

Sebagian mufassirin memandang bahwa hari pembalasan yang dimaksud pada ayat ini adalah hari terjadinya taufan. Selanjutnya kekhawatiran yang dikemukakan oleh Nabi Nuh kepada kaumnya menunjukkan bahwa Nabi Nuh telah berputus-asa setelah menjalankan dakwah dalam masa yang cukup lama, namun tidak ada tanggapan dari kaumnya, sebagaimana diketahui dari ayat-ayat berikut:

Dia (Nuh) berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam, tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari kebenaran). (Nuh/71: 5-6)
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-A’raf
Surat Al A'raaf yang berjumlah 206 ayat termasuk golongan surat Makkiyah, diturunkan sebelum turunnya surat Al An'aam dan termasuk golongan surat Assab 'uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al A'raaf karena perkataan Al A'raaf terdapat dalam ayat 46 yang mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang berada di atas Al A'raaf yaitu: tempat yang tertinggi di batas surga dan neraka.
Hati-hati, 3 Hal yang...
Hati-hati, 3 Hal yang harus Dihindari Kaum Wanita saat Merayakan Idulfitri

Momen Idulfitri sangat istimewa bagi setiap muslim, tak terkecuali kaum wanita muslimah. Namun, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari kaum Hawa ini saat merayakan Idulfitri ini. Hal apa saja?

Bacaan Niat Salat Idulfitri...
Bacaan Niat Salat Idulfitri Lengkap Bahasa Arab dan Terjemahannya

Bacaan niat salat Idulfitri dapat dilakukan dalam hati sebelum melaksanakan salat Ied. Bagaimana lafadz niat salat Idulfitri ini dalam bahasa Arab dan terjemahannya?

5 Contoh Khotbah Idulfitri...
5 Contoh Khotbah Idulfitri 2025, Bisa jadi Referensi dan Sumber Ilmu

Lima contoh khotbah Idulfitri 2025 ini dapat dijadikan referensi atau sumber tambahan ilmu bagi setiap muslim. Hari Raya Idulfitri merupakan salah satu hari paling istimewa bagi setiap umat Islam.

Inilah 4 Amalan Idulfitri...
Inilah 4 Amalan Idulfitri yang Setara Pahala Perang Badar

Pada Idulfitri atau lebaran umat Islam bisa melakukan amalan yang besar pahalanya setara dengan sahabat yang ikut perang Badar. Amalan apa saja itu?

Jadwal Imsak dan Buka...
Jadwal Imsak dan Buka Puasa Jakarta, Ahad 30 Maret 2025/30 Ramadan 1446 H

Jadwal imsakiyah dan buka puasa ini mengikuti jadwal salat resmi Kemenag RI yang berlaku untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.