QS. Al-Anbiya Ayat 68

قَالُوۡا حَرِّقُوۡهُ وَانْصُرُوۡۤا اٰلِهَتَكُمۡ اِنۡ كُنۡتُمۡ فٰعِلِيۡنَ
Qooluu harriquuho wansuruuu aalihatakum in kuntum faa'iliin
Mereka berkata, "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak berbuat."
Juz ke-17
Tafsir
Tanggapan Ibrahim yang tegas dan lugas tersebut direspon oleh para pembesar Kota Ur, Kaldea dengan sangat marah. Mereka berkata, “Bakarlah dia, Ibrahim, hidup-hidup di tengah alun-alun, dan bantulah tuhan-tuhan kamu dengan menyiapkan kayu bakar yang cukup untuk membakar dia selama satu bulan, jika kamu benar-benar hendak berbuat untuk tuhan kamu.”
Pada ayat ini diterangkan bahwa setelah mereka kehabisan akal dan alasan untuk menjawab ucapan Ibrahim, dan kemarahan mereka memuncak, maka mereka sepakat untuk membakar Ibrahim, dan membela tuhan-tuhan mereka, jika mereka benar-benar ingin balas dendam.

Dengan demikian mereka memutuskan untuk membinasakan Ibrahim, tindakan itu mereka pandang sebagai cara yang terbaik untuk membela kehormatan tuhan-tuhan mereka, dan untuk melenyapkan rintangan yang menghalangi mereka dalam menyembah patung-patung. Mereka memilih cara yang paling kejam untuk membinasakan Ibrahim, yaitu dengan membakarnya dalam sebuah api unggun. Dengan cara ini Ibrahim dapat dilenyapkan, agar mereka dapat mencapai kemenangan untuk harga diri dan tuhan-tuhan mereka.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Anbiya
Surat Al Anbiyaa' yang terdiri atas 112 ayat, termasuk golongan surat Makkiyyah. Dinamai surat ini dengan al anbiyaa'(nabi-nabi), karena surat ini mengutarakan kisah beberapa orang nabi. Permulaan surat Al Anbiyaa' menegaskan bahwa manusia lalai dalam menghadapi hari berhisab, kemudian berhubung adanya pengingkaran kaum musyrik Mekah terhadap wahyu yang dibawa Nabi Muhammad s.a.w. maka ditegaskan Allah, kendatipun nabi-nabi itu manusia biasa, akan tetapi masing-masing mereka adalah manusia yang membawa wahyu yang pokok ajarannya adalah tauhid, dan keharusan manusia menyembah Allah Tuhan Penciptanya. Orang yang tidak mau mengakui kekuasaan Allah dan mengingkari ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi itu, akan diazab Allah didunia dan di akhirat nanti. Kemudian dikemukakan kisah beberapa orang nabi dengan umatnya. Akhirnya surat itu ditutup dengan seruan agar kaum musyrik Mekah percaya kepada ajaran yang dibawa Muhammad s.a.w supaya tidak mengalami apa yang telah dialami oleh umat-umat yang dahulu.