QS. Al-Qasas Ayat 68

وَرَبُّكَ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخۡتَارُ‌ؕ مَا كَانَ لَهُمُ الۡخِيَرَةُ‌ ؕ سُبۡحٰنَ اللّٰهِ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشۡرِكُوۡنَ
Wa Rabbuka yakhuluqu maa yashaaa'u wa yakhtaar; maa kaana lahumul khiyarah; Subhannal laahi wa Ta'aalaa 'ammmaa yushrikuun
Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka (manusia) tidak ada pilihan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
Juz ke-20
Tafsir
Begitulah yang akan dialami orang-orang musyrik di akhirat kelak. Semuanya kembali kepada hikmah dan kebijaksanaan Allah dalam segala hal, termasuk menjadikan hati yang terbuka untuk menerima hidayah dan hati yang tertutup. Dan Tuhan Pemelihara-mu menciptakan apa dan siapa yang Dia kehendaki untuk diciptakan, dan memilih apa dan siapa yang Dia kehendaki untuk menerima anugerah dan mengemban amanat dari-Nya. Sekali-kali bagi mereka yang diciptakan, baik manusia maupun selainnya, tidak ada pilihan lain kecuali menerima ketetapan-Nya, suka atau tidak suka. Mahasuci Allah dari segala sifat dan tindakan yang buruk atau salah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan dengan mengangkat berhala-berhala sebagai sembahan selain Allah. Apa pun yang dialami oleh manusia, senang atau sedih, bukan mereka yang memilihnya, tetapi Allah yang memilihnya, sehingga harus diterima dengan lapang dada. Manusia hanya diminta untuk berusaha semaksimal mungkin dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah yang menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dia satu-satunya yang berwenang memilih dan menentukan sesuatu hal, baik yang tampak maupun yang tidak, sebagaimana firman-Nya:

Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui. (al-Mulk/67: 14)

Dan firman-Nya:

Dan tidakkah mereka tahu bahwa Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan? (al-Baqarah/2: 77)

Allah Maha Mengetahui semua makhluk-Nya, mengetahui hal ihwal, watak, dan karakternya. Kemudian Dia memilih dari hamba-hamba-Nya, siapa di antara mereka yang berhak dan wajar menerima hidayah dan diangkat menjadi rasul yang mampu melaksanakan tugasnya. Firman Allah:

Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. (al-An'am/6: 124)

Bila Allah telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih sesuai keinginannya. Ia harus menerima dan menaati apa yang telah ditetapkan Allah. Firman Allah:

Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. (al-Ahzab/33: 36)

Ayat ini diakhiri dengan satu penjelasan bahwa Allah Mahasuci dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan. Tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi pilihan-Nya dan membatalkan ketentuan-Nya. Bagaimanapun keinginan dan kegigihan Nabi Muhammad memberi petunjuk untuk mengislamkan pamannya, Abu thalib, dan bagaimanapun kehendak dan kesungguhan penduduk Mekah supaya diutus seorang rasul dari kalangan mereka, semuanya itu gagal dan tidak terlaksana. Hanya pilihan dan ketentuan Allah yang berlaku dan menjadi kenyataan.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Qasas
Surat Al Qashash terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai dengan Al Qashash, karena pada ayat 25 surat ini terdapat kata Al Qashash yang berarti cerita. Ayat ini menerangkan bahwa setelah Nabi Musa a.s. bertemu dengan Nabi Syua'ib a.s. ia menceritakan cerita yang berhubungan dengan dirinya sendiri, yakni pengalamannya dengan Fir'aun, sampai waktu ia diburu oleh Fir'aun karena membunuh seseorang dari bangsa Qibthi tanpa disengaja, Syua'ib a.s. menjawab bahwa Musa a.s. telah selamat dari pengejaran orang-orang zalim. Turunnya ayat 25 surat ini amat besar artinya bagi Nabi Muhammad s.a.w. dan bagi sahabat-sahabat yang melakukan hijrah ke Madinah, yang menambah keyakinan mereka, bahwa akhirnya orang-orang Islamlah yang menang, sebab ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang berhijrah dari tempat musuh untuk mempertahankan keimanan, pasti akan berhasil dalam perjuangannya menghadapi musuh-musuh agama. Kepastian kemenangan bagi kaum muslimin itu, ditegaskan pada bagian akhir surat ini yang mengandung bahwa setelah hijrah ke Madinah kaum muslimin akan kembali ke Mekah sebagai pemenang dan penegak agama Allah. Surat Al Qashash ini adalah surat yang paling lengkap memuat cerita Nabi Musa a.s. sehingga menurut suatu riwayat, surat ini dinamai juga dengan surat Musa.