QS. Al-Hajj Ayat 71

وَيَعۡبُدُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ مَا لَمۡ يُنَزِّلۡ بِهٖ سُلۡطٰنًا وَّمَا لَـيۡسَ لَهُمۡ بِهٖ عِلۡمٌ‌ؕ وَمَا لِلظّٰلِمِيۡنَ مِنۡ نَّصِيۡرٍ
Wa ya'buduuna min duunil laahi maa lam yunazzil bihii sultaananw wa maa laisa lahum bihii 'ilm; wa maa lizzaalimiina min nasiir
Dan mereka menyembah selain Allah, tanpa dasar yang jelas tentang itu, dan mereka tidak mempunyai pengetahuan (pula) tentang itu. Bagi orang-orang yang zhalim tidak ada seorang penolong pun.
Juz ke-17
Tafsir
Dan mereka, orang-orang kafir itu, menyembah tuhan selain Allah dengan bangga, tanpa merasa bersalah, tanpa dasar yang jelas tentang itu, baik yang bersumber dari akal sehat, nurani, apa lagi dari wahyu; dan mereka pun tidak mempunyai pengetahuan yang menjadi dasar penyembahan tuhan selain Allah itu. Allah menegaskan bahwa bagi orang-orang yang zalim, yakni orang-orang yang menyembah tuhan selain Allah, akan kekal di dalam neraka. Tidak ada seorang penolong pun yang dapat menyelamatkan mereka dari azab yang pedih itu.
Allah menerangkan bahwa kepercayaan orang-orang musyrik itu salah, baik ditinjau dari segi wahyu, akal pikiran, maupun dari sikap orang-orang musyrik itu sendiri di kala mereka mendengar ayat-ayat Allah.

1. Orang-orang musyrik Mekah menyembah selain Allah, dengan menyembah berhala-berhala yang mereka buat sendiri. Kepercayaan mereka itu tidak berdasarkan wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, padahal suatu kepercayaan yang benar adalah kepercayaan yang berdasarkan wahyu dari Allah. Kepercayaan mereka itu hanyalah berdasarkan adat kebiasaan nenek moyang mereka dahulu, kemudian mereka mengikuti dan mempercayainya.

2. Mereka menyembah selain Allah, hal itu tidak berdasarkan pemikiran yang benar, dan tidak berdasarkan ilmu pengetahuan. Mereka membuat sendiri berhala-berhala yang mereka sembah itu. Oleh karena itu mereka tidak akan mendapat seorang penolong pun yang akan menolong mereka untuk menegakkan pendapat dan pikiran mereka, atau yang akan menolakkan azab dari mereka di akhirat kelak.

3. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, maka tampaklah pada air muka mereka tanda-tanda keangkuhan, kesombongan dan kekerasan hati, serta ucapan marah yang timbul di hati mereka. Manakala dibacakan ayat-ayat Al-Qur'an kepada mereka, mereka ingin menyerang dan memukul orang-orang yang sedang membaca ayat itu. Seandainya mereka ingin mencari kebenaran, tentulah mereka mendengarkan ayat-ayat yang dibacakan itu, kemudian mereka merenungkan dan memikirkannya, dan kalau ada sesuatu yang tidak berkenan di hati mereka tentulah mereka menanyakan atau mencari alasan-alasan yang kuat untuk mematahkan kebenaran ayat-ayat Allah.

Kemudian Allah mengancam mereka bahwa kebencian dan kemarahan mereka karena mendengar ayat-ayat Allah itu sebenarnya adalah lebih kecil dari kepedihan azab yang akan mereka rasakan nanti di hari Kiamat.

Allah menegaskan ancaman-Nya kepada orang-orang musyrik itu dengan memerintahkan nabi Muhammad saw agar mengatakan kepada mereka, "Hai orang-orang musyrik, apakah kamu hendak mendengarkan berita yang lebih besar dan lebih jahat lagi dari kemarahan hatimu kepada orang-orang yang membaca ayat-ayat Allah, sehingga hampir saja kamu menyerang dan memukul mereka?"

Kemudian pertanyaan di atas langsung dijawab, bahwa berita besar dan lebih buruk dari kemarahannya itu ialah azab neraka yang telah dijanjikan kepada orang-orang kafir sebagai balasan dari perbuatan mereka itu waktu hidup di dunia. Neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali yang disediakan bagi orang-orang musyrik.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Hajj
Surat Al Hajj, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, terdiri atas 78 ayat, sedang menurut pendapat sebahagian ahli tafsir termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Sebab perbedaan ini ialah karena sebahagian ayat-ayat surat ini ada yang diturunkan di Mekah dan sebahagian lagi diturunkan di Madinah. Dinamai surat ini Al Hajj, karena surat ini mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan ibadat haji, seperti ihram, thawaf, sa'i, wuquf di Arafah, mencukur rambut, syi'ar-syi'ar Allah, faedah-faedah dan hikmah-hikmah disyari'atkannya haji. Ditegaskan pula bahwa ibadat haji itu telah disyari'atkan di masa Nabi Ibrahim a.s., dan Ka'bah didirikan oleh Nabi Ibrahim a.s. bersama puteranya Ismail a.s.Menurut Al Ghaznawi, surat Al Hajj termasuk di antara surat- surat yang ajaib, diturunkan di malam dan di siang hari, dalam musafir dan dalam keadaan tidak musafir, ada ayat-ayat yang diturunkan di Mekah dan ada pula yang diturunkan di Madinah, isinya ada yang berhubungan dengan peperangan dan ada pula yang berhubungan dengan perdamaian, ada ayat-ayatnya yang muhkam dan ada pula yang mutasyabihaat.