QS. Al-An’am Ayat 74
Dalam kisah ini diungkap kembali percakapan antara Nabi Ibrahim dengan bapaknya Adzar. Nabi Ibrahim menanyakan kepada bapaknya dan kaumnya apakah pantas mereka itu menjadikan berhala-berhala, yang mereka buat sendiri sebagai tuhan? Mengapa mereka tidak menyembah Allah yang menciptakan mereka dan menguasai berhala-berhala itu. Semestinya mereka tahu bahwa Allah-lah yang berhak disembah. Itulah sebabnya maka Nabi Ibrahim menegaskan bahwa dirinya betul-betul mengetahui bahwa bapak dan kaumnya terjerumus ke dalam lembah kesesatan yang nyata, jauh menyimpang dari jalan yang lurus.
Perbuatan mereka jelas tersesat dari ajaran wahyu dan menyimpang dari akal yang sehat, karena berhala-berhala itu tidak lain hanyalah patung-patung hasil pahatan yang dibuat dari batu, kayu atau logam, dan lain-lain. Semestinya berhala lebih rendah derajatnya dari pemahatnya. Mereka seharusnya mengerti bahwa berhala-berhala itu bukanlah Tuhan, akan tetapi merekalah yang menjadikannya sebagai Tuhan. Oleh sebab itu tidak masuk akal apabila ada manusia yang menyembah sesama makhluk padahal makhluk itu tidak sanggup menguasai jagat raya dan segala isinya, apalagi yang disembah itu patung yang tak dapat berbuat apa-apa.
Surat Al An'aam (binatang ternak: unta, sapi, biri-biri dan kambing) yang terdiri atas 165 ayat, termasuk golongan surat Makkiyah, karena hampur seluruh ayat-ayat-Nya diturunkan di Mekah dekat sebelum hijrah. Dinamakan Al An'aam karena di dalamnya disebut kata An'aam dalam hubungan dengan adat-istiadat kaum musyrikin, yang menurut mereka binatang-binatang ternak itu dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan mereka. Juga dalam surat ini disebutkan hukum-hukum yang berkenaan dengan binatang ternak itu.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.
Pada saat Daulah Mamalik berkuasa di Mesir, Sultan Baybars menjadikan kota Mesir sebagai arena kegiatan para ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, sehingga berkembangkanlah ilmu pengetahuan di Mesir.
Dalam surat ke-107, termaktub dalam Al-Quran, Allah mengkritik orang-orang yang rajin melakukan ibadah salat lima waktu, namun tidak peduli terhadap perbaikan nasib mereka yang terpinggir, terasing, menderita dan tertindas.