QS. Ali 'Imran Ayat 84
Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya¦ (an-Nisa'/4: 163)
Nabi Musa dan Nabi Isa disebutkan dalam ayat ini secara khusus, karena pembicaraan dalam ayat ini dan ayat sebelumnya serta sesudahnya bersangkut-paut dengan orang-orang Nasrani dan Yahudi.
Sesudah itu disebutkan nabi-nabi yang lain untuk memberikan gambaran kepada orang yang beriman agar mereka juga mempercayai nabi-nabi yang lain dan wahyu-wahyu yang diturunkan kepada mereka seperti Nabi Dawud, Nabi Ayyub dan lain-lain. Termasuk pula nabi-nabi yang menerima wahyu, akan tetapi tidak dikisahkan Allah di dalam Al-Qur'an kepada kita.
Perintah untuk mempercayai kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad didahulukan penyebutannya daripada perintah percaya kepada Kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi yang diutus sebelumnya. Padahal menurut kenyataannya, kitab-kitab itu diturunkan sebelum Al-Qur'an, hal itu adalah untuk memberikan ketegasan bahwa Al-Qur'an adalah sumber yang benar untuk mengetahui kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya, dan karena Al-Qur'an itu mengakui kebenaran Kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Oleh karena itulah maka kenabian para nabi yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an itu wajib kita percayai secara prinsip, sesuai dengan keterangan yang telah diberikan oleh Al-Qur'an.
Selanjutnya Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw dan umatnya untuk mengatakan bahwa ia dan umatnya tidak membeda-bedakan derajat para rasul, oleh sebab itu orang yang beriman, tidak boleh mempercayai sebagian isi Al-Qur'an tetapi mengingkari sebagian yang lain, seperti yang telah dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani terhadap kitab-kitab mereka.
Orang mukmin hendaklah membersihkan diri dari perbuatan dosa. Ayat ini diawali dengan perintah untuk beriman kepada Allah dan diakhiri dengan perintah untuk "berserah diri taat dan patuh" sebelum memberikan penjelasan tentang tujuan dari setiap agama yang dibawa para nabi.
Surat Ali 'Imran yang terdiri dari 200 ayat ini adalah surat Madaniyyah. Dinamakan Ali 'Imran karena memuat kisah keluarga 'Imran yang di dalam kisah itu disebutkan kelahiran Nabi Isa a.s., persamaan kejadiannya dengan Nabi Adam a. s., kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta disebut pula kelahiran Maryam puteri 'Imran, ibu dari Nabi Isa a.s. Surat Al Baqarah dan Ali 'Imran ini dinamakan Az Zahrawaani (dua yang cemerlang), karena kedua surat ini menyingkapkan hal-hal yang disembunyikan oleh para Ahli Kitab, seperti kejadian dan kelahiran Nabi Isa a.s., kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. dan sebagainya.
Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.
Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.