QS. Ghafir Ayat 84

فَلَمَّا رَاَوۡا بَاۡسَنَا قَالُوۡۤا اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَحۡدَهٗ وَكَفَرۡنَا بِمَا كُنَّا بِهٖ مُشۡرِكِيۡنَ
Falammaa ra aw baasanaa qooluuu aamannaa billaahi wahdahuu wa kafarnaa bimaa kunnaa bihii mushrikiin
Maka ketika mereka melihat azab Kami, mereka berkata, "Kami hanya beriman kepada Allah saja dan kami ingkar kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah."
Juz ke-24
Tafsir
Maka ketika mereka umat terdahulu itu melihat betapa berat dan mengerikan azab Kami itu, mereka pun berkata dengan nada bermohon, ‘Kami hanya beriman kepada Allah Yang Maha Esa saja, dan kami ingkar kepada sembahan-sembahan yang dahulu kami sembah dan yang telah kami persekutukan dengan Allah.’
Ayat ini menerangkan watak dan kepercayaan manusia yang sebenarnya kepada Allah. Manusia pada dasarnya mempercayai bahwa Tuhan itu adalah Esa, Dialah Yang Mahakuasa dan yang memberikan nikmat kepada hamba-hamba-Nya. Kepercayaan itu dapat tertutupi oleh keadaan yang memengaruhi kehidupan manusia. Jika sedang berkuasa, kaya, dan dikuasai oleh hawa nafsunya, mereka lupa kepada Allah, bahkan mencari tuhan-tuhan yang lain yang akan disembah, sesuai dengan tuntutan hawa nafsunya. Jika mereka ditimpa bahaya, malapetaka, kesedihan, dan sebagainya, mereka kembali ingat dan menghambakan diri kepada Tuhan yang menciptakannya. Di saat itu pula mereka mengingkari tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan.

Banyak contoh dan perumpamaan yang dikemukakan Allah dalam ayat-ayat-Nya sehubungan dengan hal ini. Banyak pula orang-orang yang mempunyai sifat-sifat yang demikian, seperti Fir'aun, Karun, dan sebagainya.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Ghafir
Surat Al Mu'min terdiri atas 85 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Az Zumar. Dinamai Al Mu'min (Orang yang beriman), berhubung dengan perkataan mukmin yang terdapat pada ayat 28 surat ini. Pada ayat 28 diterangkan bahwa salah seorang dari kaum Fir'aun telah beriman kepada Nabi Musa a.s. dengan menyembunyikan imannya kepada kaumnya, setelah mendengar keterangan dan melihat mukjizat yang dikemukakan oleh Nabi Musa a.s. Hati kecil orang ini mencela Fir'aun dan kaumnya yang tidak mau beriman kepada Nabi Musa a.s., sekalipun telah dikemukakan keterangan dan mukjizat yang diminta mereka.Dinamakan pula Ghafir (yang mengampuni), karena ada hubungannya dengan kalimat Ghafir yang terdapat pada ayat 3 surat ini. Ayat ini mengingatkan bahwa Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat adalah sebagian dari sifat-sifat Allah, karena itu hamba-hamba Allah tidak usah khawatir terhadap perbuatan-perbuatan dosa yang telah terlanjur mereka lakukan, semuanya itu akan diampuni Allah asal benar-benar memohon ampun dan bertaubat kepada-Nya dan berjanji tidak akan mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa itu lagi. Dan surat ini dinamai Dzit Thaul (Yang Mempunyai Kurnia) karena perkataan tersebut terdapat pada ayat 3.