QS. Al-Hijr Ayat 85

وَمَا خَلَقۡنَا السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَاۤ اِلَّا بِالۡحَـقِّ‌ ؕ وَاِنَّ السَّاعَةَ لَاٰتِيَةٌ‌ فَاصۡفَحِ الصَّفۡحَ الۡجَمِيۡلَ
Wa maa khalaqnas samaawaati wal arda wa maa bainahumaaa illaa bilhaqq; wa innas Saa'ata la aatiyatun fasfahis safhal jamiil
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan kebenaran. Dan sungguh, Kiamat pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.
Juz ke-14
Tafsir
Usai menceritakan kisah beberapa kaum yang durhaka kepada para rasul, melalui ayat ini Allah kembali menegaskan tentang penciptaan langit dan bumi. Allah menyatakan, "Dan Kami tidak menciptakan langit dengan aneka bintang dan planet yang menghiasinya dan tidak pula kami ciptakan bumi dengan aneka makhluk di permukaannya maupun di perutnya, serta apa yang ada di antara keduanya, yakni antara langit dan bumi, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, yang diketahui maupun tidak diketahui oleh manusia, melainkan dengan kebenaran. Kami ciptakan itu semua sebagai bukti-bukti kekuasaan Kami agar manusia mau beriman. Dan sungguh, Kiamat yang menjadi saat ketika semua manusia dimintai pertanggungjawaban atas amalnya, pasti akan datang. Tidak ada keraguan sedikit pun tentangnya. Maka maafkanlah kaummu yang enggan beriman, wahai Nabi Muhammad, atas kecaman, gangguan, dan pendustaan mereka kepadamu. Maafkanlah mereka dengan cara yang baik."
Ayat ini menerangkan bahwa Allah menciptakan semua yang ada di langit dan di bumi ini, bukan untuk berbuat aniaya dan zalim kepada seluruh penduduk atau makhluk, seperti yang dilakukan terhadap umat dahulu yang durhaka. Allah menciptakan benda-benda tersebut dengan maksud dan tujuannya, sesuai dengan pengetahuan dan kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya. Demikian pula kisah-kisah umat yang dahulu disampaikan agar dijadikan iktibar, tamsil, dan ibarat bagi orang-orang yang mau percaya kepada kekuasaan dan kebesaran Allah.

Kemudian Allah swt menegaskan bahwa hari kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan sedikit pun, karena pada waktu itulah Allah menyem-purnakan balasannya kepada manusia sesuai dengan perbuatan yang telah mereka lakukan. Perbuatan baik dibalas dengan surga, sedang perbuatan buruk dibalas dengan azab neraka.

Allah memperingatkan bahwa jika manusia tidak mau beriman kepada Allah dan Nabi Muhammad, serta tidak mau mengambil pelajaran dan pengalaman yang telah dialami umat-umat yang dahulu, maka Rasul diperintahkan untuk berpaling dari mereka, dan memperlihatkan sikap yang baik, budi pekerti yang tinggi, serta memaafkan tindak-tanduk mereka yang tidak wajar terhadapnya.

Ayat ini menerangkan sikap-sikap yang harus dimiliki oleh seorang dai khususnya dan seluruh kaum Muslimin pada umumnya dalam menyampai-kan agama Allah dan menghadapi orang-orang yang durhaka. Kaum Muslimin hanya berkewajiban menyampaikan agama Allah, dan tidak diharuskan untuk memaksa dan menjadikan mereka (orang-orang durhaka) beriman, yang menjadikan iman dan kafirnya seseorang hanyalah Allah.
sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Al-Hijr
Surat ini terdiri atas 99 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, karena diturunkan di Mekah sebelum hijrah. Al Hijr adalah nama sebuah daerah pegunungan yang didiami zaman dahulu oleh kaum Tsamud terletak di pinggir jalan antara Madinah dan Syam (Syria). Nama surat ini diambil dari nama daerah pegunungan itu, berhubung nasib penduduknya yaitu kaum Tsamud diceritakan pada ayat 80 sampai dengan 84, mereka telah dimusnahkan Allah s.w.t., karena mendustakan Nabi Shaleh a.s. dan berpaling dari ayat-ayat Allah. Dalam surat ini terdapat juga kisah-kisah kaum yang lain yang telah dibinasakan oleh Allah seperti kaum Luth a.s. dan kaum Syu'aib a.s. Dari ke semua kisah-kisah itu dapat diambil pelajaran bahwa orang-orang yang menentang ajaran rasul-rasul akan mengalami kehancuran.