QS. An-Naml Ayat 93
Allah telah memberi taufik kepada Nabi untuk memikul segala beban dalam melaksanakan seruan agama, dalam rangka ketaatan dan kepatuhan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih, Yang telah menyediakan keridaan dan pahala yang besar bagi hamba-hamba-Nya yang tulus ikhlas. Allah telah memberikan kepada Nabi berbagai mukjizat, yang menunjukkan kebenaran risalah-Nya dan taufik untuk mengikuti jalan agama yang lurus. Rasul ingin sekali supaya umatnya membuka hati untuk dapat melihat bukti-bukti kebenaran. Akan tetapi, setan dan hawa nafsu telah sedemikian rupa mengelabui mata penglihatan mereka sehingga tidak dapat melihat kenyataan yang sebenarnya.
Jika mereka masih tetap juga membangkang dan keras kepala, maka ingatlah bahwa semua manusia akan mati. Mereka semua pada hari Kiamat akan dibangkitkan dari kuburan masing-masing dan dihadapkan ke hadirat Allah, yang akan memeriksa semua perbuatan yang mereka lakukan di dunia. Di sanalah nanti Allah akan memperlihatkan kepada orang-orang yang membangkang tanda-tanda kebesaran-Nya. Di sana juga nanti Allah akan memperlihatkan kepada mereka azab-Nya yang sangat pedih, sehingga mereka akan mengetahuinya. Di sana jugalah nanti mereka akan mengemukakan penyesalan yang tiada terhingga atas kekafiran mereka terhadap risalah nabi. Penyesalan yang tiada arti dan manfaat lagi karena mereka telah menyia-nyiakan kesempatan dan umur yang telah lewat itu, sedang Tuhan tidak lalai dari apa yang mereka kerjakan.
Surat An Naml terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat- surat Makkiyyah dan diturunkan sesudah surat Asy Syu'araa'. Dinamai dengan An Naml, karena pada ayat 18 dan 19 terdapat perkataan An Naml (semut), di mana raja semut mengatakan kepada anak buahnya agar masuk sarangnya masing-masing, supaya jangan terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s. dan tentaranya yang akan lalu di tempat itu. Mendengar perintah raja semut kepada anak buahnya itu, Nabi Sulaiman tersenyum dan ta'jub atas keteraturan kerajaan semut itu dan beliau mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maba Kuasa yang telah melimpahkan nikmat kepadanya, berupa kerajaan, kekayaan, memahami ucapan-ucapan binatang, mempunyai tentara yang terdiri atas jin, manusia, burung dan sebagainya. Nabi Sulaiman a.s. yang telah diberi Allah nikmat yang besar itu tidak merasa takabur dan sombong dan sebagai seorang hamba Allah mohon agar Allah memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang saleh. Allah s.w.t. menyebut binatang semut dalam surat ini agar manusia mengambil pelajaran dari kehidupan semut itu. Semut adalah binatang yang hidup berkelompok di dalam tanah, membuat liang dan ruang yang bertingkat-tingkat sebagai rumah dan gudang tempat menyimpan makanan musim dingin. Kerapian dan kedisiplinan yang terdapat dalam kerajaan semut ini, dinyatakan Allah dalam ayat ini dengan bagaimana rakyat semut mencari perlindungan segera agar jangan terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s dan tentaranya, setelah menerima peringatan dari rajanya. Secara tidak langsung Allah mengingatkan juga kepada manusia agar dalam berusaha untuk mencukupkan kebutuhan sehari-hari, mementingkan pula kemaslahatan bersama dan sebagainya, rakyat semut mempunyai organisasi dan kerja sama yang baik pula. Dengan mengisahkan kisah Nabi Sulaiman a.s. dalam surat ini Allah mengisyaratkan hari depan dan kebesaran Nabi Muhammad s.a.w. Nabi Sulaiman a.s. sebagai seorang nabi, rasul dan raja yang dianugerahi kekayaan yang melimpah ruah, begitu pula Nabi Muhammad s.a.w. sebagai seorang nabi, rasul dan seoramg kepala negara yang ummi' dan miskin akan berhasil membawa dan memimpin umatnya ke jalan Allah.
Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.
Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.