Agar 1 Syawal Kompak, Muhammadiyah Dorong Pembuatan Kalender Islam
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin bersyukur tahun ini umat Islam di Indonesia dapat merayakan Idul Fitri secara bersama-sama, tanpa perbedaan. Dalam sidang isbat 1 Syawal 1436 Hijriah yang diselenggarakan Kementerian Agama beserta sejumlah ormas Islam, disepakati hari raya Idul Fitri jatuh pada Jumat 17 Juli 2015.
"Alhamdulillah hasil hisab perhitungan kalender dan rukyat dengan mata ternyata cocok. Menurut data astronomis kondisi semacam ini akan terjadi hingga 2022. Kita berharap hisab dan rukyat juga akan terjadi demikian," kata Din Syamsudin di Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (15/7/2015) petang.
Dalam kesempatan itu, Din mengingatkan pentingya pembuatan kalender tahunan Islam. Pembuatan kalender global ini bertujuan agar tidak ada lagi silang pendapat penetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal.
"Ke depan dunia Islam perlu memiliki kalender Islam. Penetapan awal bulan tidak perlu dilakukan eceran di awal Ramadhan atau Syawal seperti saat ini," ujarnya.
Menurut Din, pembuatan kalender tahunan Islam tersebut dapat meminimalisir terjadinya perbedaan dalam penetapan 1 Syawal. Tak hanya itu, Din juga menyebutkan besarnya kerugian ekonomis yang diakibatkan oleh perbedaan penentuan hari besar Islam.
"Dampak ekonomisnya misal orang mau kirim barang suatu perusahaan mau mengirim barang ke tempat lain saat bertepatan dengan 1 Syawal. Jika ada perbedaan tanggal ini sudah merugikan," ungkapnya.
PILIHAN:
Menteri Agama Tetapkan 1 Syawal 17 Juli
Kecelakaan Arus Mudik 2015 turun 60 Persen
"Alhamdulillah hasil hisab perhitungan kalender dan rukyat dengan mata ternyata cocok. Menurut data astronomis kondisi semacam ini akan terjadi hingga 2022. Kita berharap hisab dan rukyat juga akan terjadi demikian," kata Din Syamsudin di Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (15/7/2015) petang.
Dalam kesempatan itu, Din mengingatkan pentingya pembuatan kalender tahunan Islam. Pembuatan kalender global ini bertujuan agar tidak ada lagi silang pendapat penetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal.
"Ke depan dunia Islam perlu memiliki kalender Islam. Penetapan awal bulan tidak perlu dilakukan eceran di awal Ramadhan atau Syawal seperti saat ini," ujarnya.
Menurut Din, pembuatan kalender tahunan Islam tersebut dapat meminimalisir terjadinya perbedaan dalam penetapan 1 Syawal. Tak hanya itu, Din juga menyebutkan besarnya kerugian ekonomis yang diakibatkan oleh perbedaan penentuan hari besar Islam.
"Dampak ekonomisnya misal orang mau kirim barang suatu perusahaan mau mengirim barang ke tempat lain saat bertepatan dengan 1 Syawal. Jika ada perbedaan tanggal ini sudah merugikan," ungkapnya.
PILIHAN:
Menteri Agama Tetapkan 1 Syawal 17 Juli
Kecelakaan Arus Mudik 2015 turun 60 Persen
(hyk)