Telong-Telong, Kemeriahan Malam Lebaran di Natal
A
A
A
NATAL - Keberadaan telong-telong menjadi salah satu cara masyarakat Natal, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Telong-telong ini akan diarak berkeliling kampung sambil mengumandangkan takbir.
Telong-telong merupakan bangunan replika yang dibuat dari bahan kayu dan kertas, kemudian diberi lampu berwarna-warni. Biasanya telong-telong ini berbentuk masjid dan kapal sebagai gambaran masyarakat yang umumnya berprofesi sebagai nelayan.
Telong-telong ini merupakan hasil kreativitas remaja masjid di tiap masjid yang ada di Kecamatan Natal. Kemudian telong-telong ini dinaikkan ke atas kendaraan untuk diarak berkeliling kampung.
"Sudah menjadi kebiasaan masyarakat di Natal membuat telong-telong, tentunya untuk menjadikan kemeriahan pada malam Lebaran," ujar Syafril (29), salah seorang warga Natal kepada SINDO di lokasi, Kamis 16 Juli 2015 malam.
Syafril mengatakan, telong-telong ini juga menjadi salah satu daya tarik untuk keluarga para perantau yang pulang saat Lebaran, dimana antara perantau dan warga masyarakat kembali berbaur saat mengarak telong-telong tersebut.
"Dengan telong-telong ini terjalin silaturahmi antar warga masyarakat, hal inilah yang membuat malam Idul Fitri menjadi semakin berkesan," ujarnya.
Hal ini juga diungkapkan Syefri (27), salah satu warga Natal perantau yang menyaksikan arak-arakan telong-telong ini. Menurut Syefri, keberadaan telong-telong menjadi pelepas rindu akan kampung halaman dan semakin memeriahkan malam Lebaran.
"Bagi kami perantau tetap berupaya pulang setiap mudik, suasana meriah dengan kumandang takbir dan arak-arakan telong-telong ini menjadi kerinduan tersendiri setiap Lebaran Idul Fitri," ujarnya.
Telong-telong merupakan bangunan replika yang dibuat dari bahan kayu dan kertas, kemudian diberi lampu berwarna-warni. Biasanya telong-telong ini berbentuk masjid dan kapal sebagai gambaran masyarakat yang umumnya berprofesi sebagai nelayan.
Telong-telong ini merupakan hasil kreativitas remaja masjid di tiap masjid yang ada di Kecamatan Natal. Kemudian telong-telong ini dinaikkan ke atas kendaraan untuk diarak berkeliling kampung.
"Sudah menjadi kebiasaan masyarakat di Natal membuat telong-telong, tentunya untuk menjadikan kemeriahan pada malam Lebaran," ujar Syafril (29), salah seorang warga Natal kepada SINDO di lokasi, Kamis 16 Juli 2015 malam.
Syafril mengatakan, telong-telong ini juga menjadi salah satu daya tarik untuk keluarga para perantau yang pulang saat Lebaran, dimana antara perantau dan warga masyarakat kembali berbaur saat mengarak telong-telong tersebut.
"Dengan telong-telong ini terjalin silaturahmi antar warga masyarakat, hal inilah yang membuat malam Idul Fitri menjadi semakin berkesan," ujarnya.
Hal ini juga diungkapkan Syefri (27), salah satu warga Natal perantau yang menyaksikan arak-arakan telong-telong ini. Menurut Syefri, keberadaan telong-telong menjadi pelepas rindu akan kampung halaman dan semakin memeriahkan malam Lebaran.
"Bagi kami perantau tetap berupaya pulang setiap mudik, suasana meriah dengan kumandang takbir dan arak-arakan telong-telong ini menjadi kerinduan tersendiri setiap Lebaran Idul Fitri," ujarnya.
(kri)