Puasa Wajib Menahan Hawa Nafsu Siang Malam

Senin, 29 Mei 2017 - 19:18 WIB
Puasa Wajib Menahan...
Puasa Wajib Menahan Hawa Nafsu Siang Malam
A A A
JAKARTA - Puasa tidak hanya menahan lapar dan haus di siang hari. Namun juga beribadah dan menjaga sikap dan perilaku di malam hari.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, harus dipahami bahwa berpuasa itu tidak hanya berlaku untuk siang hari dalam menahan hawa nafsu. Melainkan juga harus menahan diri dari godaaan di malam hari. Terutama kepada generasi muda, dia mengingatkan, bahwa beribadah di bulan puasa harus dilakukan di siang hari dan malam hari.

"Karena masih banyak yang mudah keliru memahami. Dikira puasa itu pokoknya menahan makan dan minum di siang hari. Tapi kalau malam boleh bebas ke diskotik atau melakukan apa-apa karena sudah tidak puasa," katanya ketika mengisi ceramah Ramadhan di Masjid Kemendikbud.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah bidang Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan ini mengatakan, semasa zaman Nabi Muhammad SAW puasa itu dilakukan satu bulan penuh. Buka puasanya hanya sore hari dan lalu dilanjutkan kembali puasa sampai sore berikutnya. Karena dirasa berat, banyak dari sahabat Nabi ini pun berbohong ketika ditanya oleh Nabi apakah puasa atau tidak.

Lalu para sahabat pun protes dan meminta keringanan agar puasanya jangan satu bulan tapi satu minggu saja. Allah SWT pun menjawab permintaan sahabat tersebut dengan puasa tetap satu bulan namun dihalalkan makan, minum dan berhubungan badan pada malam hari. "Ada ayat yang melukiskan bahwa Rasul sampai terkapar di masjid dan perutnya diganjal kerikil untuk menahan lapar," katanya.

Dari sejarah ini lah, kata Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini, umat muslim harus mempertahankan hawa nafsu dan beribadah siang malam karena keringanan yang sudah diberikan Allah SWT semasa zaman Nabi itu. Sebab, ujarnya, puasa itu bisa membakar dosa. Hal ini sesuai dengan apa yang dikaatakan di hadis bahwa barang siapa yang melaksanakan ibadah puasa dengan iman, penuh keyakinan dan perhitungan maka akan diampuni dosanya-dosanya.

Muhadjir menjelaskan, umat muslim harus berhati-hati memaknai sebab tidak otomatis orang yang berpuasa itu dosanya terbakar karena bisa sebaliknya pahalanya yang akan terbakar. "Bagaimana tidak kalau tiap hari main WA, baca tulisan di medsos yang isinya caci maki itu jauh dari pahala. Maka ada orang yang bilang puasa tidak mendapat apa-apa selain hanya lapar dan dahaga saja," terangnya.

Muhadjir menyampaikan, puasa sudah dilakukan semenjak zaman Nabi Musa, Nabi isa dan umat sebelum itu. Selain puasa Nabi Daud, katanya, ada pula puasa pada tanggal 11, 12,13 dan 14 yang juga dilakukan Rasul. Kewajiban berpuasa ini, ujar pria yang suka memakai peci ini, tidak lain untuk mengajak umat muslim untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT.

Mendikbud juga merasa bersyukur kehadirat Allah SWT bahwa ini adalah bulan puasa pertamanya bersama dengan seluruh pegawai Kemendikbud. Muhadjir pun senang di Kemendikbud ada tradiri yang sangat baik didalam mengisi ibadah seperti ceramah usai Shalat Dzuhur ini. Dia berharap tradisi ini bisa dilestarikan dari waktu ke waktu. " Mudah-mudahan puasa kita akan selesai sampai terakhir dan diterima oleh Allah SWT," harapnya
(bbk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1054 seconds (0.1#10.140)