Eksotisme Masjid Kapal Nabi Nuh di Semarang

Selasa, 30 Mei 2017 - 15:00 WIB
Eksotisme Masjid Kapal Nabi Nuh di Semarang
Eksotisme Masjid Kapal Nabi Nuh di Semarang
A A A
SEMARANG - Masjid dengan arsitektur mirip kapal penyelamat Nabi Nuh menjadi tujuan wisata religi baru di Semarang Jawa Tengah. Kolam air di sekelilingnya, menjadikan masjid kapal seolah tengah mengarungi lautan.
Eksotisme Masjid Kapal Nabi Nuh di Semarang

Masjid Safinatun Najah atau yang lebih dikenal dengan sebutan masjid kapal, kini menjadi viral di media sosial.

Bentuk bangunan yang unik dan berukuran besar, menjadikan masjid yang berlokasi di Jalan Kiai Padak, Desa Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Semarang, banyak didatangi pengunjung.

Mereka mengagumi bentuk bangunan yang indah dan sangat mirip dengan kapal kayu sesungguhnya.

Padahal badan kapal yang terlihat seperti tekstur kayu, merupakan tembok yang dilukis manual dengan cat khusus. Sementara bagian atas dek, terdapat bangunan bercat putih lengkapdengan jendela-jendela besar.

Kesn megah juga terlihat dari seluruh pintu masuk yang dihias dengan kaligrafi dengan desain sangat halus. Kolam air di sekeliling bangunan kapal, juga menjadi daya tarik pengunjung. Apalagi, terlihat ikan-ikan yang berenang di bawah gemericik air.

“Saya awalnya tahu dari Instagram, dan teman-teman kuliah banyak yang datang ke sini. Makanya saya datang ke sini (masjid kapal). Sudah dua kali ini, tetapi enggak bosan melihatnya. Bentuknya bagus, sangat berbeda dari kebanyakan masjid yang ada,” kata Asna Muyasaroh, mahasiswi UIN Walisongo Semarang, Selasa (30/5/2017).

Dia yang datang bersama temannya bahkan rela naik salah satu gedung yang masih dalam tahap pembangunan, agar bisa berswa foto.

Di atas gedung itu, dia bisa mendapatkan latar belakang bangunan masjid kapal secara utuh. Secara bergantian dia dan temannya mengambil pose terbaik untuk diabadikan melalui kamera ponsel.

Tak hanya dari Semarang/ banyak pengunjung yang berdatangan dari berbagai daerah seperti Batang, Salatiga, Temanggung, hingga Jakarta. Bahkan, banyak pengunjung yang sengaja datang menjelang malam hari, agar bisa menyaksikan cahaya lampu-lampu kapal sembari menunggu waktu berbuka puasa sekaligus menunaikan Salat Maghrib. Saat lampu-lampu menyala, bangunan ini semakin terlihat eksotis.

“Ini dari Salatiga, bareng sama keluarga. Tadi kan keliling Kota Semarang sama berkunjung ke rumah saudara. Lalu dikasih tahu jika ada masjid kapal, makanya kita ke sini. Ternyata luar biasa bagus, bisa foto-foto sekaligus mau Salat Maghrib. Keren banget, eksotis jadi bagus banget untuk berselfie,” ujar Anggun Ayu.

Pihak pengelola sengaja memilih bentuk kapal, karena terinspirasi dengan kisah Nabi Nuh yang membuat kapal bernama Safinatun Najah.

Masjid yang dibangun mulai sejak 2015 itu belum dioperasionalkan secara penuh, karena masih terdapat aktivitas pembangunan. Banyaknya pengunjung yang penasaran, cukup menjadi hambatan sehingga batas waktu pembangunan menjadi tertunda.

“Untuk proses pembangunan masjidnya sudah 90 persen, masih ada proses perbaikan kubah di atas. Untuk pengunjung tetap kami persilakan datang. Baik siang maupun malam, pintu depan itu masih terbuka. Kasihan kalau mereka sudah datang jauh-jauh tapi sampe di sini ternyata sudah tutup, makanya kita selalu terbuka,” kata pengelola masjid, Muhammad.

Masjid ini dibangun di atas lahan seluas 7.000 meter persegi, dan menelan biaya sekitar tujuh miliar rupiah. Sumber dana berasal dari Yayasan Safinatun Najah Pekalongan. Sementara ukuran bangunan masjid tiga lantai ini, lebih dari 2.000 meter persegi dan bisa menampung lebih dari 1.000 jemaah salat.

“Untuk lantai I, itu nantinya dipakai sebagai gedung serbaguna. Jika warga sekitar ada acara nikahan, sunanatan, atau acara keagamaan bisa pakai ruangan itu, tanpa dipungut biaya. Karena kita memang misinya dari awal adalah sosial,” kata bapak dua anak itu.

Dia menambahkan, untuk tempat salat berada di lantai II dan III. Namun, untuk lantai III sebagian ruang akan dibagi untuk perpustakaan. Sementara bagian rooftop atau atap digunakan sebagai tempat kubah, sekaligus menjadi ruang terbuka untuk menyaksikan pemandangan alam.

“Lingkungan sini kan masih sangat asri, jadi nanti jemaah bisa naik ke rooftop untuk menyaksikan sawah dan hutan yang menghijau. Kita biarkan menjadi ruang terbuka agar tak menghalangi pandangan,” jelasnya.

Masjid kapal itu juga akan dilengkapi taman aneka satwa, seperti kapal Nabi Nuh yang tak hanya menyelamatkan manusia tetapi juga berbagai binatang. Tak heran saat ini terdapat beberapa ekor kambing yang dibiarkan berkeliaran di sekeliling masjid.

Selain itu, di kompleks masjid juga akan berdiri sekolah bahasa Inggris dan Arab bagi masyarakat.

“Kemungkinan tahun depan mulai beroperasinya (sekolah bahasa). Bangunannya masih belum jadi dan saat ini kita kebut. Mohon doa restunya,” ungkap Muhammad.

Lokasi masjid kapal cukup jauh yakni sekira 20 kilometer dari pusat Kota Semarang. Pengunjung akan melewati kawasan hutan dan jalan yang tak mulus. Sepanjang jalan juga tak dilengkapi papan penunjuk arah.

Namun, pengunjung bisa menggunakan fasilitas Google Map atau bertanya kepada warga yang hampir semua telah mengetahui rute ke masjid kapal. “Untuk papan penunjuk arah memang bekum ada, tapi nanti ke depan kita akan pasang,” tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3795 seconds (0.1#10.140)